Ia adalah Alice, dan sekarang ia bukanlah Alice.
Alice tahu Chesire Cat mengikuti langkahnya sejak ia melarikan diri dari istana White Queen, namun Alice tidak tahu Chesire akan benar-benar muncul di hadapannya, lengkap dengan seringai kemenangan dan mata yang seolah berkata; 'Aku muncul loh! Lihat, aku muncul!'
"Selamat malam, Chesire," gadis di sisinya berkata, dan Alice lupa bahwa kali ini, dirinya bukanlah satu-satunya Alice di hadapan Chesire. Ia adalah Bayard—seorang anjing pemburu.
Chesire memiringkan kepalanya, salah satu telinganya bergerak-gerak seolah hendak menangkap sinyal. Alice yang duduk di tanah menatap sang kucing dengan tatapan membunuh, siap menendang Chesire di tempat yang seharusnya tidak ditendang bila saja kucing dengan bulu sewarna lembayung itu bertanya macam-macam soal kehadirannya.
Chesire tampaknya menangkap sinyal dari tatapan Alice, karena senyumnya melebar.
Dan Alice sadar bahwa ia baru saja membuat kesalahan.
"Yaa~h, lama tidak melihatmu, Alice," Chesire berjalan mendekat, lompatan terlihat dari caranya melangkah, sekilas, sepatunya berpendar dalam cahaya biru, sebelum menghilang.
"Benarkah? Kurasa tidak lama," gadis di sisi Alice berkata, mengelus dagunya dengan satu tangan. Sepasang iris peridot yang jauh lebih cemerlang dan jauh lebih polos dari milik sang kucing tertutup sejenak, seolah ia berusaha mengingat kapan dirinya terakhir bertemu Chesire.
"Lama kok, sudah hampir seminggu kan?" Chesire menyeringai ke arah Alice.
Alice bersumpah, satu langkah lagi, dan Chesire akan masuk ke dalam jarak tendangannya.
"Omong-omong, siapa ini, Alice? Aku belum pernah melihatnya di sekitar sini? Alice milik Mad Hatter yang terlupakan?" Chesire sepertinya membaca pikiran Alice dan memilih untuk berdiri diam di tempatnya, sebelah tangan menggesturkan ke arah sosok gadis berambut cokelat tua yang masih duduk di tanah. Seringai belum menghilang dari wajah sang kucing.
Gadis di sisi Alice tertawa, ia mengulurkan tangannya, dan Alice menyambutnya. Chesire menaikkan sebelah alisnya melihat keakraban kedua gadis di hadapannya. Pemuda itu baru akan membuka mulutnya, jika saja Alice tidak bersuara untuk menjawab pertanyaannya.
"Ini Bayard, salah satu dari Truf—anak buah Knave of Heart. Kau tidak tahu, Chesire? Kupikir karena kau sering sekali mengacau di istana, kau akan melihat Bayard beberapa kali," gadis itu berkata, ganti dirinya yang menaikkan sebelah alis. Di sisinya, Alice membersihkan pakaiannya dari debu imajiner yang mungkin menempel, kepalanya masih berdenyut-denyut.
Chesire mendenguskan tawa, pemuda itu menutup mulut dan hidungnya dengan punggung tangan. Di dalam kegelapan, Alice berani bersumpah wajah pemuda itu memerah karena tidak kuat menahan tawa. "Bayard? Serius?" ketika ia berkata, suara Chesire bergetar karena geli, ia mengusap air mata yang berkumpul di ujung matanya, senyumnya semakin melebar.
Gadis di sisi Alice mengangguk, "Benar, aku bertemu dengannya di wilayah White Queen."
Alice seharusnya menjawabnya dengan anggukan, tetapi gadis itu terlalu sibuk membuat lubang di wajah Chesire. Tatapannya meneriakkan ancaman, tetapi cengiran jahil Chesire belum juga menghilang dari wajah sang pemilik yang tampak sangat sangat terhibur.
"Kau ini anjing pemburu, kan, Bayard?" Chesire bertanya, ekornya bergerak ke sana dan kemari. Seketika, Alice tahu Chesire tidak akan membiarkannya hidup damai dan bahagia.
"Benar," Alice mengepalkan kedua tangannya, siap meninju Chesire bila perlu.
"Lalu mengapa kau tidak memiliki telinga dan ekor anjing?" sang kucing bertanya lagi, suaranya dipenuhi dengan kemenangan. Alice tahu Chesire akan bertanya demikian, jadi gadis itu membuka mulutnya, senyumannya jauh lebih bangga daripada milik sang pemuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Project Alice
FantasiSatu cerita, dua sandiwara, tiga menara; yang mana yang nyata?