Jiyong membawa dua buah koper di tangan kanan dan kirinya. Jauh di belakangnya, ada Ahri dan Dokter Lee yang sudah bersiap untuk pergi bersamanya ke bandara demi menjalani pengobatan bagi mata Ahri. Agar Ahri dapat melihat lagi, seperti sediakala. Jiyong memasukan kedua koper tersebut ke dalam bagasi mobilnya. Tak lupa membantu Ahri masuk ke dalam mobilnya, duduk tepat disebelah kursi kemudi Jiyong.
"Sudah siap, semua?" Tanya Jiyong ketika ia sudah masuk ke dalam mobil beserta Ahri dan Dokter Lee sembari memasang sabuk pengaman.
"Ya." Jawab Dokter Lee mantap membuat Jiyong tersenyum sambil menatap kaca spion belakang, namun matanya menoleh untuk menatap Ahri yang masih saja tak kunjung berbicara.
"Kau tidak senang, akan bisa melihat lagi, Ahri?"
"Belum tentu aku bisa melihat lagi, Jiyong. Jangan terlalu percaya diri." Balas Ahri membuat Jiyong merasa sedikit kecewa dengan respon Ahri yang terdengar sama sekali tak antusias. Namun pria itu berusaha untuk tidak merusak suasana.
"Ahri, Jiyong sudah susah-susah mencarikan mata untukmu." Dokter Lee angkat bicara.
"Gwenchana, Dokter." Jiyong menoleh dan tersenyum menenangkan. Jiyong mendekatkan tubuhnya ke arah Ahri membuat gadis itu berteriak panik dan mendorong tubuh Jiyong.
"Ya! Kau mau apa?!" Pekik Ahri membuat Jiyong bingung.
"Aku hanya ingin memasangkan sabuk pengaman! Otak mesummu itu, hilangkan." Kata Jiyong sambil mendengus di akhir kalimat membuat pipi Ahri bersemu. Namun Jiyong hanya tersenyum lebar dan Dokter Lee yang melihat kejadian itu hanya bisa tertawa kecil sambil geleng kepala.
Setelah semua benar-benar telah siap, Jiyong mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Disisi lain, Ahri menoleh ke samping kaca dan tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Ia senang dan bahagia, bahwa pada akhirnya ia akan bisa melihat lagi.
⚫⚫⚫⚫
Daybi datang lagi ke rumah Dokter Lee, kali ini ia ingin memberanikan diri untuk meminta maaf. Namun nampaknya keadaan rumah sangat sepi, apalagi ia terheran-heran ketika pagarnya terkunci dengan sangat rapat. Padahal biasanya, yang dikunci hanya pintu masuk saja namun tidak dengan hari ini.
Daybi menghela nafasnya panjang dan ingin berbalik namun sebuah suara dari wanita paruh baya membuat ia mengurungkan niatnya.
"Ahjumma, annyeonghaseyo." Ucap Daybi sambil membungkuk sedikit dan dijawab senyum ramah oleh Ahjumma.
"Nona ingin masuk? Tapi Nona Ahri dan Dokter Lee baru saja pergi." Kata Ahjumma sambil meletakan gunting kebun di tanah dan hendak membukakan pagar untuk Daybi.
"Aniya, Ahjumma. Aku ke sini memang ingin bertemu mereka. Kalau mereka tidak ada aku akan kembali saja."
"Begitukah?"
Daybi menangguk pelan sambil mengulum senyum.
"Tapi, kalau boleh tahu mereka kemana, Ahjumma?" Tanya Daybi penasaran.
"Ah, itu. Mereka pergi bersama Tuan Jiyong, ke bandara."
"Bandara?!" Ulang Daybi tak percaya yang dijawab anggukan oleh Ahjumma.
"Untuk apa mereka kesana?"
Ahjumma menggeleng pelan.
"Ahjumma tidak tahu persis, Nona. Dokter hanya mengatakan kalau Ahjumma hanya perlu datang tiga kali seminggu untuk membersihkan rumah ini, karena sekiranya mereka akan pergi untuk sebulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, STAY [ BIGBANG FF]
FanfictionNO CHILDREN (NC) **info** BEBERAPA PART YANG MENGANDUNG UNSUR 17+ DIPROTECT, HANYA FOLLOWERS YANG BISA MEMBACA. cerita ini pernah di publish sebelumnya dengan judul yang sama. namun terjadi perubahan plot secara besar-besaran, tapi sama sekali tidak...