Di bawah langit yang sedikit mendung terlihat seorang wanita sedang berlari kecil menuju ke arah sebuah butik yang terletak tepat di ujung jalan.
Setelah memasukin butiknya, dia memutuskan untuk memilih-milih sejenak sambil sesekali mengetikkan sesuatu pada telfon genggamnya.
Vanya Gardenella : Nandan, aku udah di butik. Kamu kok belum dateng sih? Ini udah jam 4 sore lho.
Vanya Gardenella : Kamu di mana?
Vanya Gardenella : Nandan Andiraaaaaaaaaaa
Vanya Gardenella : Aku lagi ga mood buat bercanda, Nandan. Kamu di mana sekarang?
Dan masih belum ada jawaban dari Nandan. Tiba-tiba lamunan Vanya dibuyarkan oleh suara dari staf butik yang berada tak jauh dari dirinya berdiri sekarang.
"Selamat sore ada yang bisa saya bantu, mbak?" tanya salah seorang staf di butik itu.
"Saya lagi cari kebaya yang warna-warna pastel, ada?"
"Mari saya antarkan berkeliling untuk melihat koleksi warna pastel butik kami."
Vanya mengikuti dari belakang tapi hatinya sedikit terusik karena menunggu datangnya seseorang yang sedari tadi tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Setelah beberapa jam Vanya memilih dan akhirnya dia menentukan beberapa pilihan yang cukup menarik perhatiannya. Vanya duduk pada sebuah bangku dan sekali lagi mengecek telfon genggamnya.
"Bagaimana mbak Vanya, jadi diambil yang mana?"
"Hmm. Gini maaf mbak, saya lagi nunggu pacar saya. Tapi kayaknya dia gak bisa dateng kali ini. Boleh saya keep pilihan saya yang ini. Nanti hari rabu saya ke sini lagi dengan pacar saya."
"Baik mbak, saya akan taruh pilihannya di dalam. Ada yang bisa dibantu lagi?"
"Oh, udah gak ada mbak. Terima kasih ya. Saya pulang dulu kalau begitu."
"Hati-hati di jalan. Terima kasih sudah berbelanja di butik kami."
Vanya hanya membentuk segaris senyum di bibirnya. Karena rasa kesalnya pada Nandan yang selalu membuatnya menunggu.
•••••••
Vanya POV
Aku terusik dengan suara deringan telfon genggam yang berada di bawah bantal tempatku tidur. Aku melihat di layar ternyata nomer asing yang tertera di sana.
Aku mengacuhkannya dan dalam batin aku berkata, "mungkin orang iseng."
Sekali lagi deringan terlfon itu berbunyi.
"Halo, ini siapa ya?" aku menyerah dan memutuskan untuk mengangkatnya.
"Vanya, aku Nandan. Aku baru beli no....."
"Kenapa hari ini gak dateng? Lupa lagi? Atau lagi nungguin kucing tetangga hamil? Sekarang alasannya apa, Ndan? Kamu itu bisa gak sih sekali aja bikin aku gak kesel sama kamu. Aku udah nyempetin waktu dateng ke butik sampai aku curi-curi jam kerja, tapi apa balesan kamu ke aku? Selalu berakhir kayak gini kan? Aku yang selalu ngalah, aku juga yang selalu kecewa. Kamu pikir kamu bisa giniin aku terus? Kamu pikir hati aku sebaik ibu peri dalam cerita dongeng masa kecilmu? Aku capek. Aku mau kita jalan masing-masing sekarang. Terserah kamu setuju atau enggak. Ini udah keputusan aku."
Tanpa menunggu jawabannya. Aku langsung mematikan telfon secara sepihak. Dan menaruh kembali telfon genggamku di bawah bantal.
Terdengar deringan telfonku lagi.
Aku memeluk erat guling yang berada di hadapanku, lalu tanpa sengaja melihat cincin permata yang tersemat cantik melingkar di jemariku.
Terdengar suara lagu dari radio dan semakin menambah rasa sakit di hatiku. Tanpa terasa air mataku memaksa keluar, padahal aku sempat menahannya. Tapi aku tak cukup kuat untuk menahan genangan air mataku sendiri.
Terpaksa aku sendiri
Sementara saja kini
Bersabar kan datang hari
Meskipun ku lelahAku takut kamu tak mengerti
Caraku sampaikan rasa ini
Kamu tak mengertiAjarkan aku tuk bisa dapat ungkapkan rasa
Agar kamu kan percaya begitu ku butuh cintaKembali lagi terulang
Tergores hatiku ini
Setelah lama menyimpan rasa ini
Terlalu dalam, terlalu dalamKu benci sendiri
Ku benci sendiri
Takut gagal terus begini(Geisha - Sementara Sendiri)
Aku menyesap tiap bait yang disampaikan lagu tersebut. Terasa sesak hingga tak dapat bernafas. Terlalu lelah menangis, aku tertidur dan berdoa agar semua kenangan ini hanyalah sebuah mimpi. Dan jika benar ini adalah sebuah mimpi. Aku ingin segera terbangun dari mimpiku ini dengan segera. Agar rasa sakit ini segera usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Rasa Cinta
RomanceKepingan-kepingan romansa cinta dari Vanya Gardenella dan Nandan Andira. Kupersembahkan untukmu semata. -Vanya Gardenella Aku lelah dengan semua perbedaan kita. Aku ingin menyerah, tapi aku bisa apa? -Nandan Andira Perbedaan kita memang terpaut memb...