Chapter 1

16.1K 811 90
                                    

BITTER STAMP WITH A DIE

                                  Min Yoongi

Park Jimin (GS)

Park Chanyeol





Namaku Park Jimin,murid kelas 3 Bangtan Senior High School. Ajaran tahun baru kali ini kakakku Park Chanyeol harus menyelesaikan magangnya sebagai guru di sekolahku. Tepatnya di kelasku. Aku tidak tahu dengan pasti alasan kenapa kakakku melarangku untuk tidak memberitahu murid-murid di sini bahwa dia adalah kakakku. Mungkin peraturan sekolah atau bisa jadi kakakku tidak ingin ada nya suatu hal yang bisa merepotkanku maupun kakakku nantinya. Entah. Aku tidak tau menahu hanya ikuti dan jalankan apa maunya kakakku. Menjadi anak yang penurut memang sifatku.

Hal yang sangat aku khawatirkan adalah dia tidak bisa menyelesaikan magang nya yang hanya 2 bulan itu di kelasku yang bisa dibilang begitu terkenal akan kelakuan penghuninya. Separuh dari muridnya merupakan golongan kelas atas, yang menurut mereka sekolah itu hanya seperti tempat untuk bertemu dengan kawan bermain dan yah kalian bisa bayangkan sendiri. Aku hanya duduk terdiam, menyumpah serapahi dalam hati keadaan yang memaksaku berada didalam kondisi seperti ini. Mengabaikan guru pembimbing yang saat ini adalah jam mengajar kakakku. Dia depan sana. Menjelaskan tentang mata pelajaran yang harus kami kuasai. Tapi tidak dengan yang ada di belakangnya. Ada yang saling melempar kertas, bergosip dengan kawan sebangku, memamerkan pakaian mereka, dan yang lebih parah adalah si berandal di sekolahan ini. Min Yoongi.

Min Yoongi, sungguh aku tidak mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiran manusia itu. Di saat jam pelajaran seperti ini dia justru menggunakan earphone di telinganya, menutup mata lalu kaki yang saling menyilang dinaikan keatas bangku di depannya. Seolah sedang berada di pinggir pantai, menikmati mandi matahari serta sepoi angin laut aroma asin. Bisa dipastikan kalu dia tak mendengarkan apapun selama jam pelajaran. Yoongi adalah anak yang sangat sulit untuk diatur mengingat dia adalah anak dari pemilik sekolah dan menjadikan dia seenak nya sendiri toh ini milik ayah nya,dia tidak akan dikeluarkan dari sini dan tidak ada yang berani menghentikan nya. Dan hal yang paling menjijikan adalah dia bermesraan dengan para penggemarnya yang terus menempel seperti lintah di atas pangkuannya.oh rasanya ingin sekali ku patahkan leherny itu sekarang juga.

Marah. Tentu saja aku marah. Isi kepalaku bahkan sudah mendidih sejak tadi kawan. Tinggal kau ambil sebuah gelas yang berisi kopi instan lalu tuangkan isi kepalaku maka jadilah kopi panas rasa otak.

Aku melirik sekilas ke arah kakakku, dia terlihat sangat frustasi di hari pertamanya masuk ke dalam kelas. Apakah dia mampu bertahan selama 2 bulan disini? Kalau anak-anak ini bertingkah seperti ini. Bagaimana kalau kakakku gagal dan dia tidak dapat menyelesaikan magangnya dengan baik. Bagaimana dengan nilainya nanti, bagaimana dengan kuliahnya? Tidak-tidak, ini tidak boleh terjadi. Kakakku sudah sangat berusah keras hingga mencapai tahap ini. Kakakku tidak boleh gagal. Apapun, akan aku lakukan apapun. Aku tidak boleh hanya berdiam diri. Akan kulakukan apapun untuk kakakku satu satunya yang kumiliki. Iya. Apapun itu.

Berpikir lah otak jenius cepat berpikir. Kemana saja kau hah. Sial benar-benar buntu. Oh iya sudah kalian tuang kedalam gelas kalian masing-masing bahkan sedang kalian seruput hingga tandas. Pantas saja.
Bagaimana cara membuat agar anak-anak di kelas ini duduk terdiam dan mengikuti pelajaran. Ayo berpikirlah. Ohhh sialan otak ini benar-benar kosong. Sial.

Hingga akhirnya bunyi bel menggema mengisi ruangan kelas yang menandakan kelas telah usai dan menyadarkan lamunan ku. Anak-anak sudah keluar dari kelas saat aku mencoba melangkahkan kakiku menuju pintu keluar ku lihat buku kakak ku masih ada di atas meja.
"Ceroboh". Perlahan ku ambil dan bergegas pergi keruangan kakakku untuk memberikan buku ini kepadanya.

Ketuk pintu ruangan sebelum aku membuka daun pintu secara perlahan lalu memperhatikan sekitar, meyakinkan bahwa tidak akan ada orang yang melihat ku masuk keruangan ini. Lebih tepatnya ruang kakakku.

"Oppa...bagaimana hari ini? Pasti sangat berat ya".

Tanyaku pada nya yang hanya di balas dengan helaan nafasnya dengan kuat. Kemudian ku letakkan buku nya ke atas meja karena itu memang tujuan ku masuk kesini. Aku melihat kakak ku menyandarkan punggungnya ke kursi,terlihat begitu frustasi dan mengusap wajah tampan nya menggunakan kedua tangan nya.

"Aku tidak apa-apa Jimin~a! Hanya 2 bulan, ya 2 minggu dan aku akan segera keluar dari neraka ini".

Aku menepuk pundak nya pelan sebagai penyalur semangat untuk tak menyerah dengan keadaan.

"Aku pulang duluan ya! kita mengobrol kalau sudah di rumah saja. Aku takut akan ada orang yang melihat ku di dalam sini".

Ucapku dan perlahan melangkah menuju pintu.

"hati-hati di jalan".






Beberapa hari kemudian...

Suasana kelas tentu saja masih sama, mereka berteriak saling melempar kertas,bercanda dan jangan lupakan brandal sialan satu itu di belakang masih tetap bermesraan dengan kekasihnya mungkin,aku tak tau pasti dan tak mau tau. Asala kalian tau aku adalah ketua kelas dan yah ini memang benar-benar sial. Sebagai ketua kelas yang baik dan menjalankan tugas aku berusaha menghentikan kegiatan mereka. Bagai angin lalu,semua yang kukatakan hanya akan lewat begitu saja. Ohh...lihat! Bagaimana frustasi nya kakakku. Sungguh,aku tidak bisa tidak melakukan apapun. Hingga suara bel berbunyi dan semua murid keluar dari kelas nya. Aku berdiri dan kemudian kulahkahkan kaki ku mendekati si sialan Min Yoongi.

"Bisa tidak kau hentikan tindakan mu yang mesum itu Min Yoongi-ssi. Duduk dan ikuti pelajaran bukan nya menyumpal telingamu dengan benda itu dan bermesraan dengan semua pacar mu di dalam kelas".

"Itu bukan urusan mu!"

Mataku membulat penuh mendengar jawaban darinya. Ku kumpulkan seluruh keberanian ku untuk mengatakan ini kepadanya atau kakakku tidak akan pernah mulus menjalankan sisa magangnya. Aku tidak yakin,setidaknya akan ku coba terlebih dahulu. Hanya ini cara yang bisa kulakukan.

"Suruh dia pergi dulu, ada yang ingin kukatakan padamu".

Suara ku terdengar lirih. Kurasa dia mendengarkan ku karena beberapa detik kemudian wanita dipangkuan nya pergi meninggalkan kami berdua. Hening sejenak menyelimuti kecanggungan kami berdua. Karna aku dan dia memang tidak pernah berhadapan seperti ini. Aku orang yang cuek dan penyendiri. Tidak peduli kepada siapapun. Dan Min Yoongi adalah siswa yang jarang sekali masuk kelas. Baru ditahun ke tiga ini aku satu kelas dengan nya.

"cepat katakan!"

Dengan suara yang bergetar akhirnya ku katakan kepadanya.

"Min Yoongi-ssi tolong aku, tolong 2 bulan ini saja jadilah anak yang baik di dalam kelas eoh. Masukan benda yang ada di telinga mu itu ke dalam tas dan suruh pacarmu itu untuk tak mendekatimu di dalam kelas. Tolong Yoongi-ssi".

"Apa imbalan nya? Kalau tidak menarik aku tidak akan mau".

Ku ambil nafas dalam-dalam menyakinkan diriku bahwa ini sudah keputusan ku. Tidak ada jalan lain kecuali membuat perjanjian dengan si sialan ini.

"Kau boleh memiliki tubuhku ini".


TBC






Bitter Stamp With A DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang