Six

1.4K 132 20
                                    

"Aku pulang.." Ujarku seraya memasuki rumah. Mataku langsung tertuju pada gadis berambut pirang yang sedang duduk bersama mum dan Gemma. Sialan, ingin apa perempuan itu kesini?

"Harry!" Seru mum dan berlari kearahku.

"Kau habis darimana saja? Kau tak apa? Aku sampai tidak bisa tidur! Aku sangat khawatir padamu!" Aku bisa melihat dari wajahnya, dia tidak khawatir. Baiklah, sedikit. Mungkin ia tau aku habis bersama Louis.

"Uh, aku ke klub, mum. Aku stress belakangan ini." Ujarku berbohong. Mum menatapku dengan tatapan 'Seriously?'. Aku tau mum tau aku berbohong.

"Ah! Yasudah kalau begitu, Harry, sapalah Taylor." Mataku langsung tertuju pada Gemma. Ia memberi kode untuk menyapa Taylor. Aku hanya dapat menghela nafasku.

"Hai, Taylor." Sapaku datar. Taylor tersenyum tidak enak dan melambaikan tangannya sebagai jawaban.

"Harry, lebih baik kau ajak Taylor jalan-jalan! Dia sudah lama meenunggu disini tau!" Ujar Gemma, mataku kembali kearah Gemma. Ia menatapku dengan perasaan bersalah.

Kenapa mum dan Gemma selalu menatapku dengan perasaan bersalah? Jika mereka tau ini salah, tidak seharusnya mereka melakukannya!

"Ehh? Tidak usah, kurasa Harry lelah. Aku bisa pulang." Ujar Taylor. Aku menatap Taylor dari atas sampai bawah. Kasian juga dia. Apa bisa kugunakan perempuan ini? Baiklah akan kucoba.

"Tak apa, Tay. Ayo kita jalan-jalan, aku bosan" Seketika mum dan Gemma menatapku tidak percaya, begitu juga Taylor.

"Benarkah?" Ujarnya, aku tersenyum dan mengangguk.

"Aku akan bersiap dulu." Ujarku dan berlari ke lantai atas.

I didn't mean to do this, Louis. But you hurt my feelings.

Setelah bersiap-siap, aku kembali ke lantai bawah.

"Mum, Gem, kami pergi dulu!" Seruku. Mum dan Gemma bertatapan satu sama lain, tanpa menunggu jawaban mereka, aku mengajak Taylor masuk ke dalam mobil.

"Kau mau kemana?" Tanyaku pada Taylor, ia mengangkat kedua bahunya.

"Luna Park?" Jawabnya. Oh ya, sudah lama sekali aku tidak kesana.

"Well, ide yang bagus. Aku sudah lama tidak kesana." Aku pun mulai menjalankan mobilku.

***

"Astaga! Tadi sangat mengerikan!" Seru Taylor. Aku tertawa dan memasukan tanganku kedalam kantung celanaku.

"Kau juga yang memaksa naik rollercoaster itu!" Ujarku sambil tertawa.

"Aku kira tidak se-mengerikan itu! Aku kan hanya ingin mengejekmu karena kau takut naik rollercoaster!" Ujarnya sambil tertawa, aku tertawa juga.

Ini sudah empat jam kami bersama, kurasa ia adalah gadis yang baik dan menyenangkan.

"Hey Taylor, kau suka permen kapas?" Tanyaku sambil menunjuk stand permen kapas.

"Yes, please"

"Tunggu disini." Aku berjalan kearah stand permen kapas dan membeli satu permen kapas yang lumayan besar. Aku kembali berjalan ke Taylor sambil menyerahkan permen kapasnya.

"Terima kasih!" Serunya, aku tersenyum sebagai balasan. Perasaan canggung mulai terselip diantara kami, tidak saling berbicara. Kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing, aku sibuk memikirkan Louis. Apakah dia akan melihat ini? Atau apa jika aku menceritakan ini, dia akan cemburu seperti aku cemburu melihat Eleanor yang memeluk Louis?

"Harry.." Panggil Taylor, aku menoleh kearahnya. Mataku langsung disuguhi pemandangan mata biru milik Taylor, tapi ia langsung menatap kearah lain. Kenapa aku tidak merasa bahwa Taylor cocok untukku? Kenapa aku tidak merasakan perasaan yang berbeda seperti setiap aku menatap mata biru Louis yang indah? Apa aku memang ditakdirkan bersama Louis?

"Ya?"

"Um, apa aku menganggumu?" Aku menautkan kedua alisku.

"Tidak. Kenapa kau berpikir begitu?" Ujarku, "Baiklah, pada awalnya aku merasa kau mengangguku, tapi sekarang kurasa kau gadis yang menyenangkan."

"Terima kasih. Tapi apa betul kau belum bisa move on dari mantanmu, Louise?" Tanyanya. Louise? Ah, ya aku ingat. Richard yang bilang.

"Sebenarnya namanya Louis, dan dia bukan mantanku."

"Louis? Terdengar seperti nama pria. Tapi aku tidak ingin memperdebatkan itu, karena namaku juga terdengar seperti pria. Tapi aku ingin menanyakan tentang 'dia bukan mantanmu'" Ujarnya. Astaga, gadis ini ingin tau banyak. Tapi syukurlah ia tidak akan menanyakan tentang Louis.

"Well, dulu aku punya seorang pacar, namanya Louis. Kami sudah dua tahun pacaran, dan ingin meminta izin ayahku, Richard, untuk menikah. Sebenarnya hanya dia yang belum tau tentang hubungan kami. Kami berencana memberi taunya setelah ia dan ibuku pulang dari luar kota. Tapi ternyata mereka pulang lebih cepat dari yang direncanakan, dan ia melihat Louis. Aku tidak tau kenapa, tapi tiba-tiba dia mengusir Louis. Dan ia membuatku pindah dari kota ini selama setahun. Dan kurasa hubungan kami tidak bisa dibilang berakhir, karena kami bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal."

"Aku turut sedih, tapi apakah Louis--maaf--seorang pria?" Tanyanya. Aduh bagaimana ini?

"Ehm-"

"EDWAAAAAAAAAAARD!!!"

Louis' POV

"Loueeh, bukankah itu Edward?" Ujar Eleanor tiba-tiba. Aku yang sedang memikirkan Harry langsung tersadar dari lamunanku dan menoleh kearah yang ditunjuk Eleanor. Mataku membulat seketika begitu melihat Harry sedang bersama seorang wanita berambut pirang. Siapa dia?

"Itu pacarnya Edward?" Tanya Ele, aku menggeleng pelan.

"Aku tidak tau.." Jawabku pelan. Pacar? Sejak kapan Harry punya?

"Aku akan memanggilnya"

"Jangan-"

"EDWAAAAAAAAAARD!!" Sialan. Harry dan perempuan itu langsung melihat kearah kami. Mata Harry membulat seketika, tapi ia kembali menormalkannya. Eleanor menarik tanganku untuk berlari kearah Harry dan gadis itu.

"Edward!! Astaga, tidak kusangka aku akan bertemu kau disini!!" Seru Eleanor.

"Edward?" ujar gadis pirang itu sambil menatap Harry. Harry melihat perempuan itu.

"Uhm, Edward nama panggilanku.." Ujarnya gugup. Tak lama ia menatapku, ia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kuartikan. Aku tidak tau apa maksud dari tatapannya itu.

Terlihat seperti.. perasaan sakit yang dalam?

"Oh, ehm, Taylor, kenalkan ini Eleanor dan Louis. Ele, Louis, ini Taylor."

"Louis?" Aku bisa mendengar Taylor menggumam. Aku mengerutkan keningku. Apa Harry bercerita tentangku?

"Waaaah, kau sangat cantik, Taylor! Kau siapanya Harry?" Tanya Eleanor. Ele bodo-

"Taylor adalah tunanganku."

Secret Little RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang