Part 34

777 56 1
                                    

Hai.. hai... aku kembali.
Sorry update lama.

Happy reading aja deh guys.

Lovely Pov

"Papa, maafin mama. Mama janji bakalan setia sama papa. Ini demi anak papa, lovely. Ia pasti ingin mempunyai orang tua yang utuh. Papa pasti juga ingin rujuk dengan mama kan?"

Dari tadi mama terus memohon mohon kepada papa. Aku benci situasi ini. Dasar mama memang cewek mantre, ia hanya mandang harta.

"Cukup!!! Cukup ma!! Udah aku udah capek lihat sifat mama. Kenapa sih mama nggak dari dulu cinta sama papa? Malah sekarang waktu papa udah kaya, mama baru cinta. Dimata mama itu cuma ada duit,duit, dan DUIT!!!"
Aku memang dosa, membentak ibuku sendiri, tapi aku tidak terima dengan semua ini. Mama munafik.

"Mama, papa dari dulu selalu maafin mama, mama gak pernah salah di mata papa."

"Tuh kan ma, sadar kan sekarang kalau papa itu setia. Aku gak nyangka papa selalu ngalah dengan mama"

Papa langsung memeluk mama.

Mama dan papa sudah rujuk, aku ikut senang dengan keadaan keluargaku sekarang.
Papa sekarang tinggal bersama mama.

Sekarang aku sedang jalan-jalan bersama keluarga ku. bersama mama, papa, justin, alice. Aku sebenarnya senang kalau mama dan papa bisa kayak gini lagi. Tapi aku takut kalau mama bohongin papa lagi. Awas aja kalau mama beneran gak setia, lawan mama bukan papa, tapi aku.

Aku memang paling benci dengan cinta yang dipermainkan, contohnya selingkuh, atau cinta cuma mandang harta, atau cinta dipaksa dan akhirnya saling benci. Sumpah aku paling muak.

Inget gak, kalau dulu aku beliber dan aku langsung benci justin setelah melihat berita bahwa ia selingkuh.
Yah. Aku membenci justin drew bieber. Tapi itu dulu. Dan sekarang aku mencintainya. Bahkan sangat mencintainya.

Sekarang papa dan mama sudah pulang.

"Papa kamu sangat mirip dengan kamu" ucap justin yang sedang tertidur di pangkuanku.

"Apanya yang sama?"

"Sifatnya. Sama-sama setia, walaupun udah disakiti tapi tetep aja sayang."

"Kayaknya aku gak gitu-gitu amat. Kalau aku jadi papa, aku gak bakalan maafin mama."

"Udah ah, lupain aja masalah tadi. Sekarang kita tidur aja." Justin menidurkan diriku yang tadi terduduk di tempat tidur.

Skip

Kring...kring..

Telepon rumah berbunyi.

"Justin, biar aku yang angkat." Sekarang hari minggu dimana keluarga kita akan berkumpul, bersantai bersama.

"Halo. Ini justin??" ucap seseorang di sebrang sana.

"Maaf ini siapa ya?" Ucapku sopan.

"oh. Lovely. Ini aku selena. Aku mau minta maaf sama perbuatanku selama ini, aku ngerti aku salah. Aku ngerti aku selalu mengejar justin, tapi ia tetap mencintaimu. Lovely aku mohon, aku mohon dengan sangat supaya kamu mau memaafkanku." Ucap orang yang ternyata selena. Ia kelihatannya tulus, tapi aku tetap harus berhati-hati.

"Selena? Apa kabarmu ? tenang aja, aku udah maafin kamu dari dulu"

"Lovely.. aku bener-bener nyesel, kamu dengan gampangnya udah mau maafin aku. Aku baik-baik aja disini. Sedangkan justin apakah dia baik-baik saja?"

"Justin baik-baik aja, selena. Kita bahkan sudah mau mempunyai anak kedua, ia masih dikandunganku."

"Oh, selamat ya buat kalian. Tapi aku boleh minta tolong satu lagi gak sama kalian. Aku harap kalian mau membantuku. Aku mau pinjam uang, ini sebenarnya tidak sedikit, tapi aku sangat butuh untuk biaya rumah sakit anak aku."

"Anak kamu kenapa selena?" Ucapku kaget.

"Anakku kena gagal ginjal. Dan sekarang kita butuh uang untuk biaya operasinya. Aku mohon, kamu mau membujuk justin."

"Iya selena, aku akan usahain untuk ngelakuin itu. Kamu baik-baik ya disana"

"Iya, lovely. Terima kasih atas bantuanmu."

"Sama-sama"

Kututup telepon nya.

Aku berjalan menuju justin yang ada di taman belakang, sepertinya ia sedang bermain dengan alice.

"Justin" panggilku.

"Iya sayang." Ia langsung menghampiriku dan duduk bersama ku di bangku ayunan.

"Aku mau minta tolong sama kamu. Tapi kamu janji dulu buat mau nolongin aku."

"Apa aja buat kamu sayang"

"Selena, anaknya sakit. Dia butuh pinjaman uang. " ucapku agak takut.

"Lovely, selena udah nipu kita, tapi kamu masih mau menolongnya? Kamu gak takut ditipu lagi sama dia?"

"Justin, dia udah baik. Aku bakalan nolong dia, kasihan anaknya sakit gagal ginjal"

"Kamu udah cantik, hatinya baik juga. Ternyata memang benar jika ada pepatah bahwa malaikat tidak harus bersayap. Buktinya di depanku sudah ada malaikat"

Justin malah melupakan permintaanku tadi.
Aku hanya menghela nafas dan menyembunyikan maluku karena dipuji olehnya, aku berjalan menuju ke alice dan meninggalkan justin yang sedang tersenyum miring.

Skip

"Justin...justin..." ucapku lirih sambil mengguncang guncang tubuh justin.

"Apa sayang? Kamu mau melahirkan? Ini masih 6 bulan kan?" Justin langsung bangun.

"Justin, aku cuma kepingin soto ayam di depan kampusku yang dulu." Ucapku lirih, karena aku takut justin tidak mengabulkanku.

"Astaga sayang. Aku akan belikan, tunggu ya, aku mau ganti baju" justin langsung bangkit dari tidurnya.
Justin langsung menuruti permintaanku, padahal ini masih jam 3 pagi.

"Justin, aku boleh ikut gak? Entah kenapa aku gak mau pisah sama kamu."

Justin mendekatiku lalu mengecup dahiku.
"Lovely, kamu disini aja, jagain alice dan bayi kita. Kamu istirahat aja dulu."

aku hanya tersenyum melihatnya menjauh dariku.

Justin berhenti di depan pintu kamarku lalu berkata "I love U"
Lalu ia pergi, kenapa ia seperti itu. Tumben, bahkan sangat tumben, tapi biarlah. Aku ingin tidur.

Hai.. hai..
Ini aku buat cuma 2 jam. Ini pun malam-malam. Dan karena kemarin aku udah ngantuk berat, aku updatenya pagi sebelum sekolah.

Oke

Tambah vote dan commentnya ya guys.

Dan happy reading guys..

Stay With Me, Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang