Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki

18.2K 564 45
                                    


Hai......

Saya kangen kalian.... Wkwkwk....

Selamat datang di sekuel Mahar Terindah.....

Akhirnya setelah sekian lama, saya bisa nyuri waktu untuk membuat bagian ini dan mempublishnya.

Bagian ini anggap aja bagian pembuka dari AtyPK. Bab 1 akan saya publish bulan Juni nanti. Kenapa bulan Juni, alasannya ada diakhir bagian.

Semoga kalian masih berminat dengan tulisan saya ini. Saya sudah sangat excited dengan sekuel ini. Dan harapan saya, semoga saya bisa memberikan keterangan kata 'selesai' diakhir AtyPK nanti.

Saya masih kengen buat ngoceh sama kalian, tetapi daripada kalian bosan dan malah pergi dari lapak ini, jadi selamat menikmati bagian pembuka ini.

Typo? Really sorry....

Happy reading, enjoy this opening....

Don't be silent reader, oke?

============================================

Dengan posisi miring, Hans menatap wanita yang sedang tidur dalam dekapannya. Senyum terukir di bibir Hans menatap wanita yang masih terlelap tersebut. mereka baru saja melewati malam indah dihari terakhir bulan madu mereka. Sejak beberapa hari yang lalu, Hans merasakan kalau tubuh wanita yang sedang terlelap tersebut begitu memabukkan baginya. Ia tidak pernah menyangka begitu nikmatnya mencumbu wanita yang berstatus istrinya tersebut. Bercumbu melewati setengah dari waktu malam adalah yang selalu dilakukan oleh Hans bersama wanita yang kini sedang mengerjapkan matanya tersebut.

"Selamat pagi, Zawjati." Hans kembali tersenyum saat ia menatap wajah polos Noura. Ia menyukai saat mata indah Noura mengerjap menampilkan bulu matanya yang panjang dan lentik. Tangan Hans terulur untuk mengelus pipi lembut Noura. Noura membuka matanya dan tersenyum membalas senyuman Hans yang masih belum memudar.

"Selamat pagi." Balas Noura sambil menarik selimut agar menutupi dadanya. Walaupun bisa dipastikan Hans sudah melihat selutuh bagian tubuhnya, ia tetap merasa tidak nyaman saat tubuhnya terbuka walaupun yang melihatnya hanya Hans, suaminya.

"Rasanya aku belum mau pulang." Ucap Hans sambil mengusap rambut hitam Noura. Ia masih ingin menghabiskan waktu bersama Noura tanpa perlu memikirkan hal lain seperti saat ini.

"Tapi kita harus pulang, Mas." Hans menggeleng lalu mendekap Noura dan mengecup puncak kepala wanitanya tersebut.

"Aku masih mau disini. Berdua. Bercumbu denganmu." Dua kata terakhir yang diucapkan Hans membuat Noura memerah. Noura memejamkan matanya menikmati pelukan Hans sambil mengusap punggung lelakinya tersebut.

"Mas sekarang kok jadi mesum begitu?" ucap Noura setelah sekian lama terdiam yang membuat Hans tergelak. Bukannya menjawab pertanyaan Noura, Hans lebih memilih untuk kembali memejamkan matanya menikmati aroma mawar yang ia dapat dari tubuh Noura.

"Mas, jangan tidur lagi, dong. Sebentar lagi waktu sholat Subuh." Tidak ada respon dari Hans yang membuat Noura merengut.

"Mas..., Mas Hans..." Hans tersenyum mendengar rengekan Noura. dan akhirnya ia melepaskan pelukannya dengan berat hati.

"Kamu mau mandi duluan?" tanya Hans yang dijawab oleh Noura dengan anggukan kepala. Hans bangun dan meraih kimono milik Noura yang ia letakkan dekat ranjang mereka. Hans membantu Noura memasan kimono tersebut.

"Aku mandi duluan, Mas." Hans menganguk dan kembali berbaring setelah Noura masuk ke kamar mandi. Pikirannya melayang menuju waktu yang telah ia habiskan bersama Noura selama di Turki.

Anugerah Terindah Yang Pernah KumilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang