[4] Assisten

501 30 15
                                    

Mulmed : Zeno Afrian

"Tante sangat berterimakasih sama kamu, tante harap kamu bisa selalu menjaga Ghisel."

"Baik, tan.."

Samar-samar Ghisel mendengar suara mamanya yang sedang berbicara dengan seorang lelaki. Dan perlahan-lahan Ghisel membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat. Saat sudah sampai kesadaran total. Rasa sakit itu mulai menyerang lagi, membuat Ghisel menggigit bibir bawahnya dan menengadah kesakitan.

"Ghisel !!" Kinar -Mama Ghisel- terpekik kaget saat melihat anaknya meringkuk kesakitan.

Keringat dingin mulai mengucur dari dahi Ghisel. Rasa tusukan tajam seolah-olah tengah dirasakan Ghisel pada perutnya. Kinar segera memberikan beberapa obat kepada anaknya tersebut.

"Ayo diminum, biar nggak sakit lagi, sayang.." ujar Kinar pelan

Ghisel mengangguk mematuhi perintah mamanya itu, 3 kapsul obat pun sudah ia tenggak. Kinar memapah anaknya untuk berbaring kembali ke tempat tidurnya. Kinar mengelap sisa-sisa keringat dingin yang ada di dahi Ghisel.

"Mengapa kamu bisa pingsan kemarin malam, sayang ?" Tanya Kinar

Sebersit peristiwa pun terputar dalam otak Ghisel. Kemarin malam Reyza memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Niat Ghisel yang ingin meminta maaf dan menyenangkan hati Reyza kini hanya ada rasa kepahitan yang mengalahkan obat diseluruh dunia.

Kejadian itu membuat hati Ghisel kembali sesak, dan kini airmata pun lolos dari pelupuk matanya. Kinar yang melihat anaknya menangis sesenggukan memeluknya, memberikan rasa hangat kepada Ghisel, dan memberikan ketenangan untuknya.

"Maafin Ghisel, Ma... hiks... Ghisel salah... hiks..." ucap Ghisel

Kinar mengelus punggung Ghisel, "Sudah... apapun kesalahan yang kamu buat, mama pasti maafin kamu, sayang.."

Ghisel semakin terisak dengan jawaban mamanya yang menurutnya justru melukai hatinya. Jawaban mamanya itu pasti ada rasa sakit yang terpendam, namun mamanya tidak ingin melampiaskan amarahnya kepada Ghisel. Ghisel justru ingin mamanya mengetahui bahwa ia telah menjalin hubungan dengan Reyza dan memarahinya.

"En-enggak, ma... Ghisel nyesel hiks... Maafin Ghisel.. hiks.." ucap Ghisel dengan suara parau

"Sudah sayang,.."

"Enggak ma,... hiks... sebenarnya Ghisel..hiks udah---"

"Mama udah tau.."potong Kinar cepat

Jleb.

Ghisel merasa waktu seakan berhenti berputar. Oksigen didalam kamarnya saat ini seperti hilang terhirup habis dengan pernyataan mamanya. Ghisel sungguh menyesal tidak mengindahkan perintah mamanya dulu untuk tidak berhubungan dengan Reyza.

"Lupakan dia... Mama gamau kamu berhubungan lagi dengannya." Tegas Kinar dengan menyeka airmatanya. Kinar sangat tahu betul bagaimana perasaan anaknya saat ini.

Ghisel mengangguk pelan dipelukan mamanya, "Maafin ghisel sekali lagi ya, ma... rasanya sakit banget, ma..disini" ucap Ghisel dengan menunjuk kearah dadanya.

"Udah... anggep aja semua ini pelajaran bagi kamu, sayang ..." tutur Kinar

Kinar mengelus puncak anaknya, menaikkan selimut menutupi tubuh Ghisel hingga ke leher. Lama-kelamaan rasa kantuk mulai menyerang Ghisel. Namun, sebersit pertanyaan di otaknya pun melintas.

"Maa..." Panggil Ghisel saat mamanya akan keluar dari kamarnya.

Kinar berbalik badan dan menatap Ghisel, "Ada apa, sayang ?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ice KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang