One

70 8 8
                                    

Farah Point Of View

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, terdengar suara pantulan bola dari dalam ruang olahraga.

Aku pun membuka pintu pelan dan terlihat seorang pria tinggi tegap, berambut coklat, putih dan badannya dipenuhi peluh keringat.

'ganteng banget.....' batinku.

Terdengar suara hentakan kaki mendekatiku yang membuyarkan lamunan ini.

Dia menatapku datar, melihat tatapan itu aku tersenyum tipis yang tidak merubah tatapan datarnya itu.

"Nyari siapa?" Tanyanya dengan dinginnya, tetapi bagiku itu tetap 'keren'.

"Eng....itu...gue...." Jawabku gelagapan.

Karena takut aku langsung berlari meninggalkan ruang olahraga tersebut.

'Deg...Deg...Deg..'

Jantungku berdegup kencang dan aku sulit bernafas.

»»»»»

Saat ini aku berada di perpustakaan. Tapi tunggu.... Aku ke perpustakaan bukan untuk membaca buku, tetapi untuk tidur. Perpustakaan adalah tempat yang tepat untuk tidur, tenang, sepi dan itu adalah suasana yang tepat untuk tidur siang.

Aku memilih tempat paling pojok dekat jendela, angin yang menerbangkan anak-anak rambutku membuatku tenang dan membuatku tertidur pulas.

Alarm jamku berbunyi membangunkan tidur pulasku ini. Saat aku mendongak terlihat seorang pria yang sedang membaca buku.

Pria yang kutemui tadi pagi di ruang olahraga. Pria itu menatapku dengan tatapan yang sama dengan tatapan tadi pagi. Tatapan datar yang sulit diartikan.

Aku tersenyum tipis dan lagi-lagi membuat jantungku berdegup kencang. Aku langsung meninggalkan perpustakaan yang kusebut sleeping room itu.

»»»»»

Saat pulang sekolah aku langsung menuju ke asrama putri. Dari luar kamarku terdengar suara tertawa wanita yang terdengar seperti kuntilanak.

Marshela, wanita cantik yang membuatku muak sekamar dengannya. Dia membawa teman-teman segengnya, muka mereka dipoles dengan make-up yang tebal.

Sekamar dengannya adalah hal yang paling menjijikkan di hidupku, karena suara cemprengnya saat bercerita denganku, suara dengkuran kerasnya yang membuat tidurku terganggu dan disaat dia mandi dia akan bernyanyi dengan suara false yang membuat telingaku rusak.

Kembali ke cerita......

Aku masuk kedalam kamar, mereka menatapku sinis.

"Kenapa?!!" Ketusku dan aku menatap mereka dengan tatapan intimidasi.

"Ga papa" Jawab Marshela yang lebih sering disebut Shela.

"Oh ya udah lanjut aja.." Aku menghempaskan tubuhku keatas kasur empuk.

"Eh lo kenal si Kay anak basket itu ga?" Ucap Shela dengan suara cempreng khasnya itu.

"Oh... yang anak kelas IPA II itu ya?" Tanya salah satu anggota geng Thick Make-up itu.

"Iya.... sumpah dia itu gantengannya maksimal banget deh..." Lanjut Shela.

"Lo tau ga? Padahal dia itu masih kelas 10, tapi udah dijadiin anggota tetap tim basket sekolah loh...."

"Wow.... Emang calon pacar idaman tuh..." Kata Shela dengan menopang lagunya di punggung tangannya.

"Oey... berisik... gue mau tidur nih" Teriakku geram.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang