Prolog

45 5 2
                                    

Violet berdiri terpaku di taman komplek, melihat pemandangan asing dimatanya. Rasanya, tubuh Violet terasa ingin ambruk sekarang.

Farrel sedang menggenggam tangan Kiara erat, didepan mata Violet yang berdiri 3 meter dari Farrel dan Kiara.

"Ki, gue suka sama lo. Lo mau nggak, jadi pacar gue?" tanya Farrel sambil tersenyum. Biasanya, saat melihat Farrel tersenyum, Violet menjadi lebih bersemangat. Tapi kali ini tidak, Violet ingin segera tertabrak truk, dan hilang ingatan.

"Iya, gue mau, Rel." Damn! Si centil alay itu alias Kiara menjawab 'Iya'. Seketika itu juga, air mata meluncur bebas dari pelupuk mata Violet.

"Thanks, Ki. Gue sayang elo," ucap Farrel memeluk Kiara. Kiara menoleh kearah Violet, dan tersenyum. Violet tak bisa mengartikan senyuman itu. Kali ini, Violet hanya ingin Kiara pergi dari hidupnya. Itu saja, tidak lebih.

Violet berlari pergi dari taman. Saat ini, ia hanya perlu waktu untuk sendiri. Sendiri dan menangis.

Untuk apa ada cinta, jika cinta itu membuat patah hati? Kata orang, cinta adalah hal yang paling indah, tapi saat ini aku justru harus menerima kenyataan pahit dari cinta.

---

A/N: Hello? This is my second story. Please vote+comment, if you like my story. Thank youu!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VIOLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang