Mengingat Bulan

32 2 0
                                    

Lala Riana 18th. Lala perempuam yang ambisius, mudah bimbang, terburu-buru, moody, ceria, dan galau tiba-tiba. Sebentar lagi dia lulus SMA, sangat bimbang sangat bimbang menentukan pilihan.

Hari ini malam sangat indah tapi suasana hatinya tidak nyaman. Pikirannya melayang kemana-mana tak tentu arahnya. Lala sedang dalam perjalanan menuju kerumahnya yang berada di Surabaya. Mampir sebentar di mall ternama untuk makan es krim dan membeli donat untuk oleh-oleh.
"Aku sangat ingin mendapat ucapan SELAMAT ULANG TAHUN dari kamu" batinnya melirih. Melihat langit malam yangendukung suasana hati. Dan mengutak atik ponselnya. Lala sedang sibuk mencari raja malam dan pasukannya yang bersinar. Lala menemukan satu yang paling terang. Yang selalu ingat karena kamu yang memberi tahu aku tentang hal itu. Sirius dan Bulan.

"Aku pesen satu hal. Kalo memang kita gak bisa bersatu. Lihat bulan waktu kamu kangen aku. Percaya aku juga mandangin bulan di waktu itu"

"Aku sedang menatap bulan saat ini. Apakah kamu juga sedang menatap nya ? Seperti yang kamu katakan dulu. Entah mengapa aku mudah terhipnotis dengan sosok mu dulu. Ya, bagaimana tidak ? Kamu selalu ada saat aku butuh. Kamu selalu datang tiba-tiba mengetuk pintu rumah dan membawa tawa." Lirih hatinya mengingat-ingat beberapa memori di otaknya.
"Satu, dua, tiga bulan ini aku berhasil melupakan bayangan itu. Tapi entah mengapa kamu selalu datang di mimpiku akhir-akhir ini. Sampai setiap malam ketika aku keluar rumah, aku selalu mencari bulan dan Sirius yang hampir selalu berdampingan." Terjadi pertengkaran batin di dalam dirinya. Dia bimbang dengan entah apa yang dia pikirkan. Seperti sedang merindukan seseorang.
L

ala tetap memandangi bulan. Wajahnya tersapu angin. Membuatnya terlena dengan suasana nyaman malam itu. Seperti ingin tetap tinggal.


"Hallo ?" Sapa seseorang di sebrang telfon.
"Iya mbak ? Sebentar lagi sampai. Aku masih beli-beli bentar. Tunggu" klik. Lala memutuskan sambungan telfonnya. Dia sedang tidak mau banyak berdebat dengan kakaknya.
40 menit kemudian Lala sampai dirumah yang baru saja Mamanya beli sekitar 2 bulan yang lalu. Masih kosong belum banyak perabotan yang terisi. Namun tetap saja rumah ini membawa damai dan tenang.
Ruang Tamu terlihat gelap. Tapi ada cahaya lilin di dekat jendela dari luar.

"SELAMAT ULANG TAHUN"
Ya tuhan, Lala jelas tau semua rencana mereka. Hanya saja dia berpura-pura. Senang rasanya melihat kekasihnya rela datang jauh-jauh kesini. Lala kenal betul dengan kekasihnya, dia penakut dan tidak berani mengendarai motor sampai kesini.
"Tiup lilinnya cepetan, itu udah tinggal sedikit" seru kakak ku.
"Fuuh"
*klik
Lampu kembali hidup.
"La, ambil piring sama pisau potong kuenya" perintah teman kakaknya.
"Nah aku yang ulang tahun, aku yang ngelayanin kalian. Gimana sih ?" Lala bergegas ke dapur. Di belakangnya menyusul laki-laki yang tadi memegang kue ulang tahun untuknya.
Lala membalikkan badan dan terkejut *cup di kening.
"SELAMAT ULANG TAHUN sayang. Tetap setia sama aku ya"
Lala hanya tersenyum sedikit.

Missing SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang