"Kamu bisa mendengar saya?"
"Ya."
Beribu-ribu spektrum berebut masuk kedalam retinaku. Kepalaku melayang diudara, disanggah besi besar, cukup kokoh untuk menahan beban besar. Ruangan 3x4 ini begitu sempit dengan banyaknya orang-orang berjas tebal bewarna putih, beberapa sepertinya memprogram mesin konstruksi di pinggir, dan beberapa mengecek isi dalam kepalaku. Seseorang diantaranya, dengan rambut panjang yang diikat rapih menyinari mataku, memastikan semua refleks tubuhku sempurna, tanpa cela, gerakannya seperti manusia--karena memang itulah aku dibuat, dan beberapa kedipan mataku membuat orang yang tadi berhenti. Nampaknya ia sudah puas.
"Sudah direkam?" suara di balik kaca yang dilapisi film itu sayup-sayup terdengar, membuat semua orang yang ada didalamnya segera keluar, "Oke, oke. Memulai konstruksi." pintu ditutup, mesin-mesin konstruksi bergerak bersamaan, memasangkan tubuhku satu persatu dan merekatkannya dengan sinar laser, "ID?"
Sontak beberapa deretan huruf berebut keluar dari mulutku, "XJ-09827997E."
Serempak suara-suara kagum terdengar kepenjuru ruangan, "Kenalkan dirimu."
"Halo, saya adalah Android generasi keempat model XJ-09, bersedia membantu anda." senyumku, "Apakah anda mau memberikan saya nama?"
"Eva. Nama kamu Eva."
Nama yang begitu indah, "Baik, nama saya Eva. Saya akan menjaga rumah anda, memasak, mencuci baju, menjaga anak-anak anda disaat anda pergi bekerja, dan bahkan menggantikan istri-istri anda dalam hal seksual." mesin-mesin konstruksi sibuk memasangkan beberapa komponen di dadaku, memasang tangan, kaki, "Anda tidak perlu mengisi baterai saya seperti model sebelumnya, anda hanya cukup menggantinya dengan yang baru bila ada kerusakan. Karena, model ini memiliki batere yang akan bertahan hingga seratus enam puluh empat tahun. Jadi, jangan khawatir."
Proses pemasangan tubuh selesai. Tubuhku dilapisi dengan bahan kulit sintetik, warnanya keemasan. Rambutku dipasang, rambut coklat menyala dengan tekstur yang sempurna jatuh lembut di pundakku.
"Kau bisa gerakkan kepalamu sekarang?"
Perlahan-lahan kugerakkan kepalaku,mencoba menoleh dan membiasakaan kulit-kulit sintetisku yang semula kaku meregang. Decak kagum terdengar jelas dari speaker, aku merasa begitu bangga dan senang.
" XJ-09827997E, pergerakan, stabil. Memulai test 1." besi penyangga menurunkan tubuhku perlahan. Kakiku menyentuh permukaan besi yang dingin. Membuat dadaku berdegup hebat, aku senang sekaligus tak sabar menunggu perintah selanjutnya. "Bisakah kau jalan? Berputar? Menari?"
Aku rasakan kaki-kakiku bergerak seperti manusia pada umumnya, begitu lincah dan luwes, aku rasakan angin menyingkap rambutku, aku rasakan jari-jari kakiku merangkak mengikuti gerakan tubuhku. Aku benar-benar tak sabar keluar dari sini, bertemu dengan manusia, bercengkrama, aku ingin hidup.
Aku ingin hidup.
Aku ingin hidup bersama para manusia.
"Cukup. Terimakasih." suara sorak tepuk tangan membahana dari speaker. Aku jelas-jelas merasa bangga. Tiba-tiba speaker mati. Lampu-lampu ruangan mati. Besi penyangga siap mengambil tubuhku lagi.
Tunggu.
"Saya mau dibawa kemana?"
Tiba-tiba mesin penyangga berhenti, speaker kembali menyala,"Apa?"
"Sa-saya mau ..." tukasku rendah, mendapati orang-orang yang berada di speaker tiba-tiba berbisik-bisik, tidak sebahagia yang tadi, tenggorokanku tercekat, yang ada hanyalah suara parau yang ragu-ragu, "...dibawa kemana? Saya robot yang seharusnya bersama manusia, kan?"
"Model rusak."
"Apa?"
"Memulai pembongkaran XJ-09827997E."
"Tidak! Tidak!" mereka mulai membuka lapisan kulitku dengan laser, aku bisa rasakan kumparan panas meraba tubuhku, aku bisa rasakan sakit ketika satu persatu komponenku diambil. "Jangan! Kumohon!"
"Pengecekan komponen rusak dimulai."
"Tidak! Kumohon! Apa yang salah?" air mataku mulai berjatuhan.
"Kau seharusnya tidak merasa, kau hanya di program bekerja, itu saja!"
"Kumohon, maafkan aku! Aku akan lakukan apa saja!" suara bisikan-bisikan itu menggema tidak perduli, "Sakit!" aku menarik tanganku dari mesin-mesin yang mencoba mengambilnya, "Kumohon! Kumohon hentikan! Aku akan lakukan apa saja yang kalian mau! Aku tidak rusak! Aku takut, tolong! Aku tidak akan bertanya apa-apa lagi! Maafkan aku ..." aku menangis, tubuhku gemetar dan ketakutan, namun tampaknya ia tidak perduli, tubuh-tubuhku masih ditarik dengan kuatnya, membuatku merintih kesakitan, "Aku baru saja lahir, aku baru saja merasakan kehidupan. Aku berjanji aku tidak akan menyusahkan, aku berjanji tidak akan bertanya."
"Ini aneh sekali. Bahkan seharusnya ia tidak bisa merasakan apa-apa bahwa ia robot, bahkan seharusnya ia tidak merasakan sakit." ujar suara di balik speaker, "Mungkin ada sektor AI yang bermasalah. Bugs, entah, kita cek nanti."
Mesin-mesin itu menarik tangan dan kakiku, "Aku ingin hidup, kumohon. Aku takut, takut sekali." mesin-mesin menarik sesuatu di kepalaku.
Lalu tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eva
Science FictionTentang seorang robot android yang mengetahui tentang perasaannya sebagai robot.