Main Cast: All SuJu Members
Length: Twoshot (1 of 2)
Genre : Family
*Summary: Hangeng menggantikan posisi Leeteuk sebagai Leader Super Junior.
*Drabble pertamanya berjudul Missing,, moga suka....Finding Kim Hee Chul
"Apa dia sudah tidur?"
"Sudah. Sejak tadi"
"Apa dia makan banyak?"
"Banyak sekali. sepertinya dia tidak pernah makan enak di China"
"Apa dia sakit?"
"Tidak"
"Apa dia-"
"Hyuuuuungggg...... aku ngantuuuuukkkkk.... Kau telfon saja sendiri.."
"Yaaa... Cho Kyuhyun.. apa kau pikir sopan menyela ucapan Sunbae-mu, heh?"
"Aku ngantukkkk Hyuuuuunggg.... Aku ingin tidurrr..."
"Baiklah, baiklah, anak setan, ini yang terakhir,.. Apa, ehm.. ap-apa dia bertanya tentangku?"
"Yaaa Hyung... Kenapa kalian berdua tidak saling ketemu saja? Merepotkan!"
"Yaa.. Kau belum jawab pertanyaanku! Apa dia bertanya tentangku?"
"Astaga, kenapa kalian berdua tidak pacaran saja sekalian?"
"Yaa.. Cho Kyuhyun!.. Jawab aku, apa dia mencariku?"
"Entahlah. Aku jarang mengobrol dengannya. Dia juga sangat sibuk. Jadwal Interview –nya banyak sekali. Maklum, dia kan leader baru. Tanya saja Donghae, dia ikut HanKyung Hyung kemana-mana"
"Dia rutin minum obat kan? Anemia-nya sering kambuh. Aku takut dia drop"
"Aku juga sakit-sakitan Hyung, kenapa Cuma dia yang kau khawatirkan?"
"Aish... Jangan menyebalkan seperti itu, kau sekarat saja tidak jadi mati, buat apa aku khawatir.."
"Yaa... Hyungggg..... Kau menyebalkan. ..Telfon jam satu malam, dan semena-mena mengutuki kesehatanku! Aku ngantuk Hyung..."
"Berhenti berbohong..Kau sedang main Starcraft kan sekarang?"
"Ne.. tapi sekarang aku ngantuk Hyung...eh, H—hyung—kena—pa si-nyal-nya... jadi putus—putusss... Hyung... kau-de—ngar—a-ku.."
BBp.
*
Selamat. Aku terbebas dari suara Kakek lampir. Aish, memikirkannya membuatku sebal. Kalau dia memang ingin ketemu HanKyung Hyung, kenapa tidak ketemuan saja?
Ternyata hubungan mereka berdua memang rumit.
"Kau masih bangun Kyu?"
Eh? Hankyung Hyung?
Suaranya tepat dari ruang tengah. Aku melongok, dan benar saja, dia sedang membaca majalah sambil tidur selonjoran di sofa.
"Ne.. aku baru selesai main game. Kau mau main Hyung?" aku agak gelagapan mengarang jawaban. Beruntung Hankyung Hyung tidak meperhatikan wajahku.
"Kau barusan menelfon seseorang? Kelihatannya heboh sekali. Teman wanita?"
Bagus. Dia malah cekikikan, mengira aku baru saja menelfon wanita.
"Ne... Heechul Noona yang menelfon"
Skakmat.
Aku bisa melihat bagaimana kemudian wajah Hankyung Hyung berubah. Walaupun tangannya tetap rajin membuka halaman majalah, aku tahu benar hatinya pasti terkena tornado. Sudah kubilang, Member Super Junior tidaka ada yang pandai akting. Lihat saja actor hebat Hangeng yang sekarang merah padam itu.
Hening. Dia tidak membalas. Masih menyibukkan diri membuka majalah aksara Chinanya.
"Kau tidak ingin menanyakan sesuatu Hyung?"
Akhirnya aku yang mengambil inisiatif. Ia melirikku ragu. Stelah beberapa detik yang kaku, dia membuka mulutnya,
"Apa-apa dia bertanya sesuatu tentangku?"
Kubilang juga apa. Mereka berdua memang sehati. Bahkan pertanyaan mereka pun sama. Aku tersenyum, menepuk-nepuk punggungnya.
"Hyung, telfonlah dia. Kurasa hidupnya pasti tidak tenang sekarang karena memikirkanmu.."
Apa kalimatku aneh? Tentu saja. Rasanya aku sedang menasihati dua orang yang baru saja putus hubungan asmara.
"Dia menelfonku menanyakanmu sejak kau datang. Sumpah, aku tidak bohong"
Dia masih diam. Kali ini ekspresinya natural, tidak lagi membuka halaman majalah, namun mememlototi tembok. Tembok memang benda terindah yang bisa kita lihat saat otak sedang blank.
"Kenapa dia tidak menelfonku?"
"Nah, itu dia masalah kalian. kenapa dia tidak menelfonmu, Hyung? Tentu saja hanya kau sendiri yang tahu alasannya. Tapi menurutku, secepatnya telfon dia. Kau tidak kasihan padaku, mengalami mimpi buruk setiap hari karena suara cemprengnya, hah?"
Ia tertawa, sekali lagi memelototi tembok.
*
"Taruh dulu Stik-Game-nya.. Cepat habiskan sarapannya!" Sungmin Hyung melotot galak kearahku. Tangannya menunjuk=nunjuk piring tempat makananku ditaruh. Aku menyeringai sedikit.
"Ani.. Ani... Ini hampir menang, aish.. Yaa.. Yaa... Hyukkkkkkkk... Jangan diambil!" aku berteriak heboh saat Eunhyuk Hyung merebut Stik-gameku. Ia memiting bahuku. Menjitaki kepalaku. Donghae Hyung datang membantu, ikut menggebuki punggungku. Monyet bakar! Ikan goreng!
Setelah memastikanku duduk dengan benar diatas kursi, diapit duo monyet-ikan, kami mulai makan. kulihat Hankyung Hyung mengangsurkan segelas susu kearahku. Aku menyambar gelasnya, sedikit takut gelasku diambil Donghae Hyung yang sudah sedari tadi melirik gelas susu bagianku. Aku menjulurkan lidahku, dia memalingkan wajahnya sok cuek.
"Hari ini jadwal penuh Kyu, kau belum tidur dari semalam, pagi-pagi sudah main game lagi.. Apa matamu tidak sakit?"
"Hmm, benar. Kau ini sudah besar, hal seperti itu saja apa harus selalu dipaksa?"
"Kalau kau sakit, siapa juga yang repot?"
"Bukannya kami melarangmu main-main.. Tapi sebaiknya kau hemat tenaga, jadwal kita penuh sekali.."
"Dengarkan kata-kata Hyungmu, jangan berlagak tidak punya telinga.."
"Jangan tertidur lagi saat Show. Itu menyinggung perasaan promotornya.. Kau tahu?"
"Kyuhyunniee... makannya pelan-pelan saja, Hyung-ah... berhent I merecokinya? Kalian tidak lihat dia sakit hati?"
"Nee... maaf Kyu.."
"Maaf Kyu, tapi jangan diulangi lagi yang seperti kemarin.."
"Aku juga minta maaf, tapi sebaiknya jangan sakit.. Kita tidak mungkin latihan koreografi baru kalau kau sakit"
"Jangan singkirkan sayurannya, Kyu..Habiskan.."
Aku mendengus.
Melirik satu persatu Hyungku yang cerewet. Mendadak mataku melihat sekelebatan bayangan senyum Leeteuk Hyung. Makanannya jadi asin. Aku tidak bernafsu makan. Aku tidak bisa menelan makananku. Mungkin karena tenggorokanku penuh.
Hankyung Hyung yang selesai makan paling dulu menarik tanganku sekaligus menyambar gelas susuku ke kamarnya. Dia duduk disebelahku, kami duduk di atas kasurnya.
"Aigoo... Kenapa begitu saja menangis?" ia tertawa.
"Aku sedang tidak mood ,Hyung.." aku menjawab asal.
Ia berdiri dan melemparkan jaketnya kepadaku.
"Habiskan susunya, setelah itu ayo berangkat"
Aku meliriknya jengkel.
"Aku masih tidak mood..."
Ia menabok bahuku. Keras, karena memang tangannya besar, lihat saja badannya yang sebesar kuli bangunan.
"Yaa... ayo cepat habiskan, Kyuhyunnie... Kita sudah hampir telat.."
Aku menatapnya malas. Mengabaikan gelas susu yang disodokkannya ke lenganku.
"Mereka kan masih makan" sekali lagi aku protes.
"Kata siapa? Lihat mereka sudah didepan.."
Ia mengarahkan telunjuknya ke pintu, tempat Wookie dan Yesung Hyung menalikan sepatunya.
Aku bergeming. Mataku panas lagi.
"Aku rindu Leeteuk Hyung"
Ia merangkulkan sebelah tangannya di bahuku. Aku sudah nyaris terisak saat mendadak kurasakan kehadiran dua makhluk asing tak diundang didepanku. Siapa lagi?
"Yaa... Jangan membuatku merasa jahat Kyuhyunnie..."
"Ne.. adik besar sayang.., cepat berdiri, habiskan susunya.."
Aku melirik mereka berdua sinis.
"Aku benci kalian" kataku sambil mulai tertawa lebar.
Hyukjae Hyung merangkul pundakku yang baru saja dilepas Hankyung Hyung. Aku mendesis ke telinganya.
"Aish.. Kau jelek Hyuk.."
"Kau bilang apa?"
*
Sudah seminggu sejak Hankyung Hyung menjadi leader baru. Tidak ada yang berubah selain tidur malamku yang terganggu lantaran telfon dari Heechul Hyung yang masih saja keras kepala tak mau menelfon. Demi apa? Mereka berdua benar-benar menggelikan.
Aku rindu Leeteuk Hyung.
Rasanya aenh saat pagi hari dia tidak menyapaku. Saat malam, tidak ada lagi yang dengan sangat kurang kerjaan menghampiri kamarku sekedar memastikan aku telah menaruh stik game-ku. Atau mengirimiku sms-sms aneh yang sebenarnya agak janggal dikirim seorang lelaki, "Kyu, jangan sakit hati. Maafkan aku kalau tadi aku agak berlebihan, Diatas meja ada jjangmyeon. Makanlah, aku tidak sempat menghabiskannya". Ya Tuhan, orang itu memang sangat menyebalkan, selalu menawariku makanan sisa, berpikir bahwa aku sangat menyayanginya dan dengan senang hati menghabiskan makanan sisanya. Aish, tapi ia menang. Aku selalu makan makanan bekasnya dengan senang hati, selallu sampai habis. Mungkin dia punya telepati, sehingga tahu kapan aku sedang sangat lapar.
Hyung-hyungku yang lain memang perhatian, namun mereka lebih suka menunjukkannnya dengan mengomel. Dan aku sangat kesal jika diomeli. Leeteuk Hyung tidak akan repot-repot mengomel, dia datang ke kamarku, mengancam emmbuang stik game-ku, dan aku pasti akan segera tidur setelah itu.
Ah, aku merindukannya.
"Kyu, mau kopi?" kurasakan bahuku ditabok seseorang dari belakang. Yesung Hyung.
"Ani, perutku sedang bermasalah," tolakku sekenanya. Yesung Hyung meminum sendiri kopinya, duduk sambil memasang headset disebelahku. Mulutnya meracau, maksudku menyanyi dengan seenak tenggorokannnya, mungkin berlatih untuk penampilan solonya minggu depan.
"Kau sedang apa?" Yesung Hyung menyenggol bahuku.
"Tidak ada. Kau sendiri kenapa kesini, Hyung?" aku balas bertanya malas-malasan.
"Kau tidak dengar? Aku sedang latihan menyanyi."
Aku menyeringai.
"Oh ya? Ya ampun, kupikir kau sedang mengigau."
Yesung Hyung menendang lututku.
"Yaa... Berhentilah bicara sekenanya.."
Hening lagi. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Yesung Hyung mendadak melepas headsetnya, mencondongkan kepalanya kearahku, menlirik wajahku. Aku mundur, menyeringai lagi. Kenapa lagi orang ini?
"Apa kau mematikan ponselmu tadi malam?"
Aku mengernyitkan dahi.
"Memangnya kenapa?"
Yesung Hyung menatapku sambil merengut.
"Aigoo.. Tadi malam dia hampir merobohkan dorm! Dia marah-marah pada Wookie, pasti karena ulahmu, yaaa... bocah.. apa kau pikir sopan mematikan telfon dari Hyungmu, hah?"
Aku balas melotot.
"Yaa... dia menelfonku setiap malam Hyung!" aku protes.
Yesung hyung menjundul kepalaku.
"Sebaiknya kita menyelesaikan masalah mereka berdua"
Aku malas. Sangat malas mencampuri urusan orang tua. Terutama yang sangat tua dan maha bawel seperti Heechul Hyung. Aku bisa ikut tua.
"Kau saja Hyung, aku sibuk."
Aku berdiri namun tangan Yesung Hyung menyambar lengaku.
"Ayo kita ajak Eunhyuk dan Donghae, kau ajak Sungmin juga." Katanya.
"Apa aku bilang bersedia?" aku sewot. Yesung Hyung tersenyum kilat.
"Aku memaksa."
Aku melepas genggaman tangannya yang terasa semakin rapat.
"Yaaa... aku malas Hyuuuuuuungggg..." aku mulai merajuk.
"Aish, kau cerewet sekali. Sekarang panggilkan Hyuk dan Hae, hei.. hei... Kyuhyunnnieeee..... jangan lari..."
*
Disinilah aku sekarang. Kyuhyun yang baik hati sedang melakukan kebajikan.
Aku duduk di ruang tunggu gedung SM. Menunggu Hankyung Hyung keluar dari ruang koreografi. Donghae Hyung mengintipku dari balik gorden. Mengepalkan tangannya, mugkin maksudnya dia membriku semangat. Aku tersenyum sedikit. Menatapnya dengan tatapan aneh. Aku tidak biasa melakukakn tindakan-tindakan tidak perlu seperti yang Donghae Hyung lakukan. Member smeangat member lain? Aigoo... buat apa?
"Ada apa, Kyu?" Hankyung Hyung menepuk pundakku dari belakang. Tangannya menyeka keringat di wajahnya menggunakan handuk. Eunhyuk Hyung berdiri dibelakangnya. Wajahnya yang berkeringat masih sempat tersenyum sambil mengepalkan tangannya seperti yang dilakukan pasangannya tadi. Aku menyeringai.
"Kau ada jadwal? Ayo berangkat bersama."
Hankyung Hyung melirikku curiga. Tidak biasanya aku mengajak orang berangkat bersama. Hyung-hyungku selalu menjadi pihak yang mengajak dan memaksaku kemana-mana bersama. Aku biasnaya hanya mengajak Eunhyuk Hyung yang satu selera denganku untuk berangkat satu mobil. Di jalan, kami akan bergurau dan saling memukul sampai tiba di lokasi acara.hyungku yang lain akan marah kalau aku memukul kepala mereka. Kecuali Hyukjae Hyung, dia dengan senang hati menyetorkan kepalanya dan kemudian balas menggebok kepalaku.
"Ada apa? Kau merencanakan sesuatu, huh?" tanyanya tidak percaya.
Aku tertawa. Meremas tanganku dengan muka santai.
"Tidak, hanya saja, aku ingin belajar bahasa Cina selama perjalanan."
"Oh ya? Katakan saja kau mau apa?"
Beginilah semua member super Junior memperlakukanku. Mereka tidak akan percaya kalau aku mendadak baik hati atau mendadak basa-basi. Seakan aku hanya hidup untuk melakukan kejahatan.
"Aish, Hyung. Kau terlalu banyak berpikir. Kalau tidak bersedia, bilang saja."
Hankyung Hyung menepuk bahuku. Tersenyum lebar. Tidak lupa mengacak rambutku.
"Sebentar. Aku mau mandi dulu, kau tunggu saja disini bersama Hyukjae. Dia sedang kosong hari ini."
Aku melirik Hyukjae Hyung yang juga melirikku. Lalu melirik Hankyung Hyung yang mulai mengobrak-abrik tasnya mengambil peralatan mandi. Aku menarik tasku yang nyaris disentuh Hankyung Hyung. Dia sering lupa membawa handuk dan meminjam handuk temannya.
"Jangan pinjam handukku,"
Dia melotot.
"Aish, dasar anak pelit. Ambilkan aku handuk di ruang ganti kalau begitu."
Aku menyeringai. Suka sekali mendapatkan kesempatan mengerjainya. Hankyung Hyung sudah mencopot bajunya. Masih menyembulkan separuh badannya ke arahku.
Aku melempar handuk Hyukjae Hyung yang kebetulan sedang menggantung di bahu pemiliknya yang duduk dengan wajah bengong disebelahku.
"Yaa... Kenapa handuk Hyukjae! Aish... bau bangkai!" teriak Hankyung Hyung saat handuk Hyukjae Hyung tiba di tangannya.
Hyukjae hyung menabok kepalaku.
"Aish.. Bocah.. ambilkan aku handuk lain!" teriak Hyyukjae Hyung ganti.
Aku tertawa. Berlari tanpa dosa kedepan gedung. Kudengar teriakan jengkel dua Hyungku. Mereka berdua tidak mungkin mengejarku sampai depan kan?
Apa kata dunia kalau melihat Hankyung dan Hyukjae Super Junior ke jalan raya hanya dengan memakai celana boxer?
*
Di mobil, aku gemetaran. Aku takut Heechul Hyung akan menyumpalkan knalpot mobil kedalam mulutku kalau sampai dia tahu aku membawa Hankyung Hyung bersamaku.
"Kenapa wajahmu pucat?
Aku menoleh gugup.
"Aku sedang gugup"
Hankyung Hyung melirikku lagi. Tangannnya menyambar botol minuman dan menyerahkannya padaku. Aku tersenyum sopan.
"Kau sedang menyembunyikan sesuatu?"
Aku menggeleng.
"Ada hubungannya dengan Heechul?"
Aku menggeleng lebih kuat.
"Gomawo kalau kau mau membawaku bertemu dengannya. Sepertinya memang sudah saatnya kami baikan."
Aku melotot.
"Kau tidak keberatan?"
Ia tersenyum. Bibirnya mengembang dan wajahnya terlihat lebih tampan saat melakukannya.
"Ani.. Aku ingin bertemu dengannya. Hanya saja aku tidak tahu cara mengatakannya. Syukurlah kalau kalian mau repot-repot melakukannya untukku."
Aku mengurut dadaku lega.
"Sebenarnya bukan aku."
Dia tertawa.
"Ya. Aku tahu, pasti kau dipaksa. Mana mungkin kau punya inisiatif mulia seperti itu? Siapa yang mengusulkannya?"
Aku menatapnya sambil mengerucutkan bibirku.
"Yesung, Donghae, Eunhyuk, Sungmin, juga Wookie.."
Hankyung Hyung tertawa semakin lebar.
"Mereka memang manis. Baik sekali." Katanya.
Aku menyeringai.
"Yaaa... lalu aku apa?"
"Kau tidak manis. Tapi tampan.."
Aku tertawa bahagia.
"Ne.. aku memang begitu.."
Dia ganti tertawa lebih heboh. Percakapan kami jadi aneh dan tidak penting.
"Lalu aku apa?" tanyanya balik.
"Kau juga tampan. Hanya selisih sedikit denganku."
Diamemukul kepalaku. Memiting pundakku dan menahan kepalaku dipangkuannya.
"Hyung, kita hampir sampai" kataku gugup.
"Kenapa? Kau takut?"
Aku menarik kepalaku. Menatapnya serius.
"Ne. bagaimana kalau dia memukulku?"
"Cium saja bibirnya, dia pasti suka. Hahahaha..."
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing
FanfictionA simple, yet, uncovered story of Super Junior members set inside their dorm.