Prolog

119 33 13
                                    


Namaku Farha. Farha Nowella lebih tepatnya. Aku adalah gadis remaja yang berusia 17 tahun yang mempunyai kehidupan 'tidak normal', menurutku.

Aku gadis yang pendiam, cuek dan suka menyendiri. Aneh? Iya. Tapi itulah kenyataannya. Bahkan aku sama sekali tidak memiliki seorang teman. But, who cares? Aku tidak butuh seorang teman. Lagian, zaman sekarang ini sangat sulit untuk mencari teman yang benar-benar merupakan true friends bagi kita. Teman sih, tapi datang kalau ada maunya doang.

Tapi, aku bukan kriteria bad girl. Aku hanya gadis biasa dengan tampilan yang sederhana. Tidak pirang atau memakai aksesoris yang berlebihan. Aku juga tidak menor. Pokoknya, tampilanku biasa-biasa saja.

Percaya atau tidak, awalnya aku adalah gadis periang, cerewet dan mempunyai banyak teman. Semua orang menyayangiku dan memerhatikanku. Namun, semenjak mama dan papa cerai, disitu juga hidupku mulai berubah. Rasanya, ada yang hilang.

Sebelum mama dan papa cerai, mereka selalu bertengkar setiap malam. Bahkan pada saat kami sarapan bersama di ruang makan, sempat-sempatnya mereka berdebat tanpa memikirkan perasaan anak-anaknya yang juga ada di sana pada saat itu. Seolah mereka terhanyut dalam perebatan panas mereka.

Aku juga tidak tau alasannya mengapa mama dan papa berubah menjadi seperti itu. Layaknya mereka berdua adalah harimau dan singa yang saling memperebutkan posisi sebagai Raja Rimba. Mereka bertengkar setiap hari, setiap waktu. Setiap bertemu, pasti saja mereka beradu mulut. Tidak hanya itu, terkadang aku mendengar suara tamparan yang aku yakin itu adalah tangan papa yang mendarat pada pipi mama.

Dan dua tahun yang lalu, mereka bercerai. Namun aku tidak memilih untuk ikut salah satu dari mereka. Aku lebih memilih untuk tinggal di rumah tante Cass, adiknya papa dan kakakku, Farah tinggal di Singapore bersama paman Jo, kakaknya mama. Ia kuliah di sana dan sampai sekarang aku belum pernah mendengar kabar darinya. Terakhir kali kami bertemu pada saat aku mengantarnya bersama tante Cass ke bandara. Aku sangat merindukannya. Sangat.

Gara-gara itu, aku bukan gadis periang lagi. Kini, aku berubah menjadi pendiam dan tidak banyak berbicara. Bisa dibilang aku termasuk dalam kriteria coldest girl. Mungkin bukan hanya perasaanku saja. Anak-anak di sekolahku menjulukiku dengan sebutan seperti itu. Tapi, tidak masalah. Setidaknya aku termasuk salah satu murid terkenal di sekolahku.

Ini hanya curhatanku saja. Di bagian selanjutnya, aku akan menceritakan jalan kisah hidupku.

Tapi menurut kalian, kira-kira kisah hidupku akan berakhir seperti ini atau bahkan berubah menjadi indah? Atau malah sebaliknya?

*****

Hope you like this story ;)

Vomment!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hard LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang