Part Satu - Revisi

19.7K 963 18
                                    

"A..apa? Lo--Lo engga bohongin gue kan pril? Lo engga bohongin gue? engga lucu pril! Engga!"

Prilly tertunduk malu sulit rasanya menatap wajah pria di hadapan nya yang membuat dirinya bisa bertekuk lutut dan menyerahkan mahkotanya, sungguh.. Ini di luar dugaan prilly iya salah memang tidak seharusnya prilly jatuh cinta sebegitu dalam dengan Ali, seorang pria yang menjadi bapak dari anak yang di kandung prilly.

"Pril! Lo liat dan tatap gue terus Lo bilang kalo Lo engga hamil, Lo bercanda doang." Ucap Ali.

Tak ada jawaban dari prilly. prilly masih saja menundukan wajahnya malu yang ia rasa sekarang dengan kasar Ali mencengkram dagu prilly dan berusaha menatap mata coklat yang meneduhkan itu.

"Lo bohongin gue? Elo butuh berapa duit sih asalkan Lo gugurin bayi itu." Ucap Ali menggeram.

"Aku Cuman butuh kamu tanggung jawab li! Kamu harus tanggung jawab!" Ucap prilly yang kini mulai membuka mulut.

"Engga! Sampai kapan pun gue engga akan tanggung jawab inget itu, Elo harus gugurin bayi itu dan satu lagi itu bukan bayi gue." Ucap Ali melangkah pergi.

"Ali!"

"Aliiiiiiiiii!"

Prilly menatap jalan raya yang kosong, tidak ada Ali. Badan nya terjatuh lemas, tega.. Ali sudah merusak kebahagiaan nya dan kini Ali pergi meninggalkan nya? Keterlaluan bukan.

Prilly kembali melangkahkan kakinya menuju rumah, terlihat mobil sang mamah yang baru saja terparkir kan.

"Hai sayang, dari mana aja kamu?." Tanya mamah menghampiri prilly.

"Udah pulang mah? Engga biasanya pulang cepet dari kampus." Ucap prilly.

"Kamu ini mamah tanya malah mengalihkan pembicaraan." Ucap mamah menggeleng kesal dengan tingkah laku putrinya itu.

"Mah, aku pengen pindah." Ucap prilly entah itu refleks atau tidak yang pasti tiba - tiba ia mengucapkan itu dan itu semua ada benarnya juga, sudah tidak ada gunanya prilly tinggal di Indonesia Ali saja sudah pergi meninggalkan nya.

"Kamu mau pindah? Kamu mau ninggalin mamah sama papah?." Tanya mamah.

"Mah.. Please kali ini aja prilly minta permintaan yang ini, prilly pengen pindah ke Prancis ikut sama tante Michelle." Ucap prilly memohon.

"Sayang, mamah engga bisa langsung ngambil keputusan kita harus tunggu papah kamu pulang dari Singapore." Ucap mamah.

"Mah, prilly mau nya berangkat besok." Ucap prilly.

"Sweet, bisa kan kita menunggu papa kamu pulang?." Tanya mamah.

"Prilly mau ke kamar dulu mau Packing." Ucap prilly meleos begitu saja.

Mamah memandang tubuh putrinya yang perlahan mulai tak terlihat lagi, ini aneh.. Tidak seperti biasanya prilly kaya gini.

***

Di kamar prilly sedang mempacking barang - barang nya. Tiba - tiba saja panggilan masuk dari papahnya.

"Hallo pah?."

"Sayang, bener kata mamah kamu mau ke Prancis?."

"Ya pah, prilly mau melanjutkan Karir prilly sebagai desainer pah."

"Kenapa engga di Indonesia aja pril?."

"Pah.. Desainer di sana keren - keren, prilly masih perlu belajar untuk menjadi desainer yang baik."

"Baik sayang papah mengerti, kapan kamu berangkat?."

"Besok pah, papah ngijinin aku sukses kan pah?."

"Baiklah papah sama mamah tidak bisa melarang kamu, semoga semua yang kamu harapkan bisa terwujud tapi.. Inget pesen papah kamu jangan nakal ya? Papah udah titipin kamu sama tante Michelle dan om Joan."

"Iya pah, prilly janji makasih ya pah."

"Iya sayang, Yaudah papah harus lanjut kerja lagi ya? Besok biar papah yang Anter ke bandara."

"Engga usah pah, kebetulan jesicca mau ketemu aku jadi biar sekalian aja main sama jesicca."

"Jesicca mila? Temen kamu itu?."

"Ya pah."

"Yaudah, papah usahakan papa pulang cepat."

"Selamat kerja papah, aku sayang papah!"

"Papah juga sayang princess nya papah."

Tutt

"Sayang.. Mamah boleh masuk?."

Prilly terlonjak mendengar suara mamahnya dari luar.

"Boleh mah masuk aja engga di kunci." Ucap prilly.

Mamah menghampiri prilly dan duduk di samping putri cantik nya itu, masih tidak percaya kalo prilly akan pergi mengejar karirnya di negeri orang.

"Kamu jaga diri disana ya?." Tanya mamah.

"Iya mah, kan ada tante Michelle juga." Ucap prilly tersenyum.

"Besok di anterin sama Ali? Ali udah tau kalo kamu mau ke Prancis?." Tanya mamah.

Ali..

Prilly tersenyum dan berusaha rileks mendengar nama ali, mamah mengusap kepala putri nya.

"Yaudah kalo sama Ali udah bilang mamah ijinin,"Ucap mamah.

"Tapi Ali rela kan kamu pergi?." Sambung mamah lagi.

"Ali bahagia kok soalnya Ali pengen pacarnya sukses." Ucap prilly.

"Yaudah kamu istirahat ya biar besok ga ketinggalan pesawat." Ucap mamah.

"Iya mah makasih." Ucap prilly.

Mamah keluar dari kamar prilly dan prilly menyimpan kopernya di dekat pintu lalu membaringkan badanya di kasur.

*************

Haiiii ini cerita dalam tahap revisi ya maaf kalo ga sesuai dengan alur yang kalian inginkan hehe, author juga banyak ide sih jadi bingung juga mau ngelanjut cerita ini gimana maaf jadi di revisi hehe, jangan lupa buat vote dan Coment nya ya? Makasih, author harap selalu suka sama cerita ini.

The Incident Season 2 [Slow Update] [DALAM TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang