Seharusnya tidak ada perkenalan antara kita. Jika hanya harapan dan harapan yang kamu beri pada ujungnya kamu bukan milikku.
Harusnya aku tau, bukan akulah yang kamu inginkan. Dan harusnya aku tau dari awal, aku gak lebih istimewa dari wanita-wanita yang disekelilingmu.
Sampai kapan aku bertahan ? Dan sampai kapan kamu melihatku sebagai wanita yang kamu cintai... Aku lelah, bertahan dalam ketidakpastian. Aku lelah dengan keegoisanmu.
Aku kurang apa ? Apa kurang perhatianku ketika kamu down, apa kurang setiakah aku disaat kamu berjuang mengarungi samudera. Bukan jarak yang aku tangisi, tapi sikapmu.
Tidakkah kamu fikir aku ini wanita, wanita mana yang kuat bertahun-tahun digantungkan dalam hubungan yang tidak jelas.
Aku lelas mas, sangat lelah. Sedikitpun kamu tidak menghargai aku, bertahun-tahun menunggu jika pada akhirnya kamu lebih memilih dia untuk merajut kasih dalam ikatan sebuah pernikahan. Padahal aku yang selalu ada disamping kamu, dari kamu masih putih abu sampai sukses dan mapan seperti sekarang. Aku kurang apa mas ?
Sekarang, aku menyerah mas. Menyerah pada takdir. Aku enggan mencinta lagi. Semoga pernikahanmu bahagia.