1.

195 5 3
                                    

Adi... Adi... Hh~

Kuperhatikan badan Adi dari atas sampai bawah. Menakjubkan! Wow siapa sangka, aku bisa melakukannya!

Dengan semangat, aku menghampiri Adi yang sudah ku hias setampan mungkin. Haha~ coba kamu lihat sendiri.

Lihat tangannya, tangannya yang sering digunakan untuk berbuat salah itu telah aku hukum! Iya, aku hukum. Soalnya tangannya nakal:(

Lanjut. Mari kita ke pipi. Hmm tidak terlalu buruk. Tulang pipinya terlihat menawan. Ahh andai saja Grace bisa melihtanya, pasti ia akan semakin mencintai Adi.

Sekarang kita ke mulutnya, biasa ku dengar sih dia sering mengeluarkan 'desahan' dari mulutnya itu. Kupikir ia kesakitan jadi ku jahit saja mulutnya. Aku bermaksud baik oke? Aku lakuin karna aku gamau mendengar Adi 'kesakitan' dan itu membuat aku iba.

Terakhir ku obati itu bagian matanya. Iya matanya! Kata Bryan, matanya itu suka melihat yang aneh. Aku kira yang 'aneh' itu karna dia melihat penyakit penyakit aneh atau kejadian aneh. Ternyata salah. Waah ternyata dia melihat video 'itu'!! Awalnya aku biasa saja tapi Bryan malah marah:( entahlah aku juga gatau. Masa dia bilang kalo aku udah bikin dosa sih? Terus dia marahin aku dan aku harus marahin Adi. Kan Adi ga salah. Tapi Bryan semakin marah denganku. Hmm oke. Aku akan marahin Adi balik.

Sesuai ucapan Bryan, aku mengambil mata Adi yang beriris Coklat itu. Dan saat proses pengambilannya Adi berteriak bahagia! Waah aku jadi makin semangat.

Yash! Aku sudah dapat satu bola coklat ini. Aku memang berniat mengambil satu aja. Aku kan baik jadi satunya buat Adi aja:) Emm... Sepertinya akan kujadikan gantungan tas,Pasti bagus. Tapi... Sekarang jadi warna merah:( aku gasuka warna merah. Yaudah deh, aku kasih Bryan aja bola ini. Itung itung sebagai kado permintaan maaf. Hihihi.

Oke lanjutkan ya....

Adi lagi aku istirahatin. Kasian dia kelelahan karna terlalu bahagia. Iya bahagia. Kamu tau kan kalo Adi tadi teriak terus? Itu teriak bahagia lho... Hihi.

Oh iya, apa kamu bertanya tanya kenapa aku melakukan ini? Jawabannya adalah karna Adi tadi kerumah aku tiba tiba. Kan serem kalo liat orang tiba tiba ada didalem rumah kamu.

Huh dasar otak mesum!

Kupandangi tubuh Adi sekali lagi dan itu membuatku bersemangat lagi! Ahh sudah cukup istirahatnya. Aku akan bermain dengannya lagi. Tapi tunggu! Aku haus. Dengan cepat aku menenggak air putihku dan aku lihat Adi ter engah engah. Oh iya! Adi pasti haus juga. Kan daritadi teriak terus. Tapi minum aku habis:( gimana ya? Ehmm... Ehmm...

Aha!!

Cairan -yang aku taksir marjan cocopandan- merah dilantai ini pasti lezat. Heumm wanginya menyegarkan~ daripada mubadzir dibuang mending aku kasih ke Adi aja.

"Adi... Minum dulu ya" ucapku sambil menyodorkan gelas berisi sirup marjan itu. Tapi Adi malah memejamkan sedikit matanya. Huh kok aku ga dihargain sih! Fix! Aku kesel, bete, marah.

"Ini Adiiii minum buat kamu" ulangku sambil menyodorkan gelas itu. Tapi responnya sama.

.....

Aduh aku kok dodol banget sih! Kan mulutnya Adi dijait, gimana minumnya?! Arghh Ceryl bodoh! Lebih baik kulepaskan saja deh.
Terus sepertinya Adi ingin bicara denganku. Oke oke... Akan aku lepaskan benang itu.

"Kamu pengen ngomong Di? Oke, aku lepasin ya benangnya. Tapi kamu janji, kalo aku lepasin kamu ga teriak kesakitan yang dulu" ucapku sambil menunjukan jari kelingking.

Beri Hukuman!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang