===Part 10===
@Seoul International Hospital
Jungkook berjalan dengan langkah lebar dan langkahnya memelan ketika ia melihat Mikki Lee di hadapannya.
Gadis itu tersenyum. Jungkook masih takut Mikki akan meneriakinya seperti waktu itu tapi ternyata tidak. Sepertinya ia sudah kembali menjadi Mikki yang dikenalnya."Jeon Jungkook" ucapnya ramah. Jungkook balas tersenyum. Benar, gadis ini sudah kembali menjadi Mikki yang dulu.
"Kau, sedang apa di sini?"
"Aku membesuk temanku yang sakit." sahutnya ringan.
"Aku.." Jungkook membasahi bibirnya sebentar. Ia ragu harus mengatakannya atau tidak.
"Aku tahu. kau datang untuk menjenguk Yerim kan?"
Jungkook menoleh cepat. Darimana dia tahu?Sekarang Jungkook duduk berdampingan di kursi yang terdapat di lobi rumah sakit. Jungkook merasa dirinya sangat lambat dan bodoh karena tahu paling terakhir tentang kondisi Yerim.
Mikki baru saja menceritakan bahwa ia sudah lama mengetahui tentang penyakit Yerim.
"Aku mengetahuinya saat acara reuni waktu itu." ungkap Mikki mengawali ceritanya.
"Waktu itu, seusai acara dansa, aku berniat pergi ke toilet. Di sana aku melihat Yerim mengeluarkan obat dari sebuah botol. Sepertinya itu obat terakhir karena setelahnya dia membuang botol obat itu ke tempat sampah. Karena penasaran, aku memungut botol itu dan menanyakannya pada salah satu keluargaku yang berprofesi sebagai dokter"Jungkook tercekat saat mendengar cerita Mikki. Napasnya tertahan tepat di tenggorokan. Jadi, sejak pertama kali bertemu pun Yerim memang sedang sakit?
"Sepupuku bilang itu adalah obat pereda rasa sakit yang biasa dikonsumsi orang-orang pengidap penyakit jantung"
Jungkook menghela napas berat. "Jadi, karena itu..waktu itu kau menolakku dan menyarankan agar aku menerima Yerim?""Itu tidak sepenuhnya benar." Ungkap Mikki.
"Aku menolakmu bukan karena itu. bukankah sudah kukatakan bahwa aku hanya menganggapmu sahabat. Tidak lebih. Dan iya..aku menyarankan Yerim karena aku simpati padanya."
Mikki terdiam lagi.
"Awalnya aku berpikir dia itu gadis yang serakah. Dulu, saat aku menyukai Jimin, aku tidak bisa mendekatinya karena Jimin terus bersama Yerim. dan saat itu saat reuni dengan gamblangnya dia menyatakan perasaannya padamu. Aku sangat iri padanya. tapi ternyata aku hanya salah paham dan kekanakan. Yerim tidak pernah merebut siapapun dariku. Aku saja yang bergerak lamban." Ia menghela napas di akhir ceritanya.
"Jadi, bagaimana kabar Yerim sekarang?" tanyanya.Gantian Jungkook yang menghela napas.
"Dia belum siuman semenjak pingsan 3 minggu yang lalu. Aku hanya berharap tidak ada apapun yang terjadi."Drrttt drrttt drrrrtttt
Sebenarnya Jungkook malas mengangkat ponselnya yang berdering kencang itu. tapi siapa tahu ini adalah panggilan penting.
"Hallo.."
"Jungkook, kau dimana??? Yerim sudah siuman!!!"
Mendengarnya Jungkook membelalakkan mata. Ia langsung berdiri dengan wajah sumringah.
"Benarkah?? Baik. Aku akan segera ke sana!!" karena terlalu senang, Jungkook sampai lupa berpamitan pada Mikki. Gadis itu tidak marah. Ia justru mengulum senyum melihat Jungkook berlari dengan langkah tergesa seperti itu.
"Pasti Yerim sudah siuman." Gumamnya.
-o0o-
Saat tiba di kamar rawat Yerim, Jungkook melihat wajah orang-orang mulai gembira. Seperti baru saja melewati ujian sulit. Mereka semua menoleh bersamaan melihat kedatangannya. Taehyung, Yura, Mark, Tuan Kim, Seokjin, Jihyun tersenyum padanya lalu berinisiatif keluar meninggalkannya berdua dengan Yerim.