Gue duduk santai di balkon kamar gue. Sendiri. Menatap langit. Memutar kejadian yang buat hidup gue seperti ini. Dark.
"Dooorr!!"
"Tahee lo bang. Ngagetin gue aja,lagian ngapain sih lo kesini,ganggu tau ga" gue menatapnya kesal. Ya,dia abang gue,Dheo.
"Gue kesini mau bilang sama lo untuk keseribu kalinya mungkin. Ga ada gunanya meratapi kepergian bunda sama abel. Semua ini rencana Allah,dan lo gabisa ngubah takdir dariNya. Lagian lo masih punya gue kan fay,lo ga sendiri,ada gue. Lo emangnya ga cape terusterusan kayak gini? Lo harus bisa bangkit fay. Mana adek gue yang dulu hah? Lo tuh persis mayat idup tau ga?!" Ucap deo panjang lebar sambil megang kedua bahu gue untuk ngasih gue semangat. Dan gue cuma bisa diem. Tapi kemudian...
"Ya bang,gue tau. Kadang gue cape sama idup gue yang kayak gini. Maafin gue bang. Saking capeknya,gue pernah mikir buat nyusul bunda sama abel" ucapku sambil membenarkan posisi dudukku. Tak terasa,kristal bening jatuh dari mataku.
"Pendek banget fikiran lo fay. Lo kira dengan lo mati,semua baik-baik aja? Lo kira dengan lo mati,bunda sama abel bahagia? Lo egois fay. Lo lemah banget. Masa lo nyerah sama hidup lo? Harusnya lo berjuang. Buat bunda bangga disana karena punya anak kayak lo. Bukan malah sebaliknya,jangan buat bunda kecewa kalo emang lo sayang bunda" ucapan dheo seakan memberi peringatan. Memberi kekuatan. Menyadarkan gue kalo gue harus buat bunda bangga. Dheo bener,gue lemah. Gue bodoh. Gue tau itu. Saking bodohnya,sampe pernah terbesit fikiran buat bunuh diri gue sendiri. Tapi katakata dheo tadi seakan bikin gue sadar kalo gue harus bangkit. Gue harus berjuang. Demi bunda. Ya,BUNDA.
Author pov
Dia Fay Alisha. Gadis cantik dengan rambut lurus yang panjang,kulit putih,membuat lelaki manapun akan kagum melihatnya.
Fay gadis yang cerdas,periang,humoris,penuh canda tawa,sehingga siapapun yang berada didekatnya,akan merasa senang.
Hingga pada saat yang membuat fay menjadi pribadi yang pendiam,dingin,dan tertutup. Rasa bersalahnya yang membuat dia jadi seperti itu. Rasa bersalah pada bunda dan adiknya. Rasa benci kepada ayahnya. Ya,ayahnya yang membuat bunda dan adiknya meninggalkan rumah. Meninggalkannya dan Dheo bersama dengan ayahnya. Fay yang mengetahui hal itu,langsung pergi menjemput bunda dan adiknya. Mengajaknya untuk pulang. Dalam perjalanan menuju rumah ayahnya,fay mengalami kecelakaan. Fay tidak fokus karena matanya buram tertutup airmata. Kecelakaan itu,merenggut nyawa bunda dan adiknya. Bundanya yang saat itu menggendong abel adiknya,terpental jauh. Fay,yang saat itu melihat kejadian itu langsung berteriak memanggil bunda dan adiknya. Dia berusaha lari ketempat bundanya,dia tidak memperdulikan keadaannya sampai-sampai dia tidak melihat ada mobil yang melaju kencang,sampai menabrakbya 'lagi' membuatnya tak sadarkan diri. Orang-orang membawanya dengan bunda dan adiknya kerumah sakit. Saat perjalanan menuju rumahsakit itu bunda dan adiknya meninggal. Tinggal fay lah yang masih bernyawa. Fay dirawat selama sebulan,karena emang keadaannya yang cukup parah. Setelah sadarkan diri,dia mengingat kejadian itu. Kejadian yang terburuk dalam hidupnya. Kejadian yang membuatnya kehilangan bunda dan adiknya. Orang yang dia sayangi selain dheo. Ya,hanya bunda,dheo dan abel yang fay sayangi. Lantas bagaimana dengan ayahnya? Fay pun tidak tau. Fay membenci dirinya sendiri. Menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi. Membuat dirinya menjadi sering diem,sering menangis sendirian,tertutup, dan hanya terbuka dengan Dheo,kakaknya.Fay pov
"Bang,bantu gue bangkit dong ya,lo keluarga yang gue punya sekarang" ucapku dengan nada memohon menatap matanya.
walaupun gue tau,mungkin akan sulit untuk bangkit dari masalah itu. Tapi gue akan berusaha seperti apa kata Dheo.
"Eemm gimana ya? Bantu engga bantu engga bantu engga bantu" jawabnya sambil menghitung dengan jarinya.
"Ya pasti gue bantu fay bawel" katanya sambil memelukku. cuma satu yang kurasakan. Nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With You
Teen FictionApa yang harus gue lakuin? Bukannya hati gabisa dipaksa? Hingga pada akhirnya gue milih untuk tetep bersama pilihan hati gue. Pilihan yang mungkin Tuhan tetapkan untuk gue. Cuma dia. Ya,cuma dia yang bisa bikin hati gue luluh. Mengubah menjadi diri...