"Innocent" Part 5

47 0 0
                                    

Novy Ciitra Pratiwi

NO COPAS!!!

"Jangan sampe gue minta pertolongan lo dengan paksaan Baal." (Namakamu) kini mulai mengancam.

"Silahkan." Ucap Iqbaal tak mau terlihat gentar. Tiba-tiba...

"Uook... Uook..." (Namakamu) seperti sedang mual, ingin memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya.

Semua mata kini tertuju pada (namakamu) yang tak berhenti mual-mual seperti itu.

Iqbaal mulai panik. Ada apa lagi dengan gadis ini? Di tambah semua tatapan mahasiswa, mahasiswi, dan tentu dosen di depan sana sudah tertuju pada (namakamu) daaaaan Iqbaal tentunya, karena jelas-jelas ketika gadis itu memasuki kelas orang pertama yang ia dekati dan ia sapa adalah Iqbaal.

"Gue udah telat Baal." Ucap (namakamu) dengan suara parau, semua penghuni ruangan hening ini bisa mendengar jelas ucapan (namakamu).

Untuk kedua kalinya kejadian itu terulang lagi. Iqbaal pria malang tak bersalah ini mulai menerima tatapan tajam dari orang di sekelilingnya 'lagi'.

"Baal." Pekik Kiki dan Aldi berbarengan meminta penjelasan dari Iqbaal.

Muka Iqbaal kini seketika memerah, menahan malu yang teramat besar, menahan rasa malu dari semua hal yang orang-orang ini pikir, menahan malu dari suatu hal yang tak pernah ia lakukan.

"Ekhem. Silahkan selesaikan di luar." Ucap Dosen di depan sana tak mau ikut campur akan masalah Iqbaal dan gadis yang kini mual-mual di sampingnya itu.

Bergegas Iqbaal menarik pelan lengan (namakamu), dengan tersenyum getir melihat semua pandangan aneh tertuju padanya 'lagi'.

"Sini lo." Iqbaal menarik paksa lengan (namakamu) menuju taman belakang, karena di koridor kini tengah penuh dengan mahasiswa yang menghambur keluar kelas.

"Baal. Sakit." (Namakamu) meringis karena cengkraman tangan Iqbaal sangat kuat.

"Lo keterlaluan tahu gak!" Iqbaal kini membentak (namakamu).

"Lo kan udah janji sama gue! Kalo lo bakal anterin gue buat nguntit Bastian sampe gue balikan lagi. Kalo lo bilang 'iya' tadi gue gak akan ngelakuin hal bodoh kaya gitu." (Namakamu) menjawab masih dengan tampang datar seolah ucapannya tadi hanya bercandaan biasa.

"Bercanda lo kelewat batas (namakamu)!" Iqbaal mulai sulit mengatur nafasnya yang kini mulai memburu.

"Maaf." (Namakamu) memutar balikkan tubuhnya, tak sanggup melihat tampang Iqbaal yang sangar seperti zombie yang ingin memakan otak (namakamu).

Iqbaal melihat (namakamu) kini melangkah menjauhinya dengan wajah tertunduk, pasti gadis itu kini sedang menutupi matanya yang berair, karena sifatnya yang sangat cengeng, pikir Iqbaal.

Sejenak Iqbaal terdiam hanya memperhatikan langkah gadis itu yang semakin menjauh. Tetapi semakin jauh langkah yang (namakamu) ambil, maka semakin meronta pula batin Iqbaal di dalam sana. Meronta meminta Iqbaal untuk mengejar gadis bodoh itu.

"Ssshhh..." Iqbaal mengacak-acak rambutnya kesal. Kesal, karena entah mengapa ia tak pernah tega membiarkan gadis itu pergi dalam kesedihannya.

Iqbaal setengah berlari menghampiri gadis menyebalkan yang telah membuatnya malu setengah mati tadi.

"(Namakamu). Maaf." Iqbaal berada di samping (namakamu), menyejajarkan langkahnya dengan (namakamu).

(Namakamu) terdiam menatap Iqbaal. Aneh! Buakankah baru saja tadi ia marah-marah? (Namakamu) bingung dengan sikap Iqbaal yang naik-turun setiap saat Iqbaal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INNOCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang