"Nama lo Bunga, tapi kenapa lo nggak suka bunga?"
Seorang gadis yang tengah memandang hamparan langit malam yang indah, kini mengalihkan fokusnya pada cowok tinggi yang ada di sampingnya.
Ia tersenyum, membuat lesung pipit di kedua pipinya terlihat jelas. "Aku juga nggak tahu. Pokoknya aku nggak suka aja sama bunga. Aku lebih suka sama kupu-kupu."
Senyuman kecil terlihat pada bibir cowok yang sedari tadi memandangi nya dengan penuh konsentrasi.
"Trus kalau Bunga, itu yang namain nenek aku. Kata beliau aku dinamain Bunga biar selama hidup aku bisa bikin orang merasa tenang dan selalu harum. Padahal kan ada juga bunga yang bau nya busuk!"
Nenek lo bener. Kehadiran lo udah bikin hidup gue tenang.
Bunga kembali memandang bintang yang bersinar terang di langit. Ia kembali tersenyum lebar. Kalau bisa ia ingin mengambil satu bintang saja untuk dia bawa pulang.
"Jadi kalau gue mau nembak lo, harus pake kupu-kupu?"
Deg
Bunga merasa jantungnya berhenti berdetak saat itu juga. Aku nggak salah dengar kan? Dia mau nembak aku?
"Tapi kalau malem-malem gini nggak ada kupu-kupu, gue kasih besok aja ya?"
Bunga ingin sekali menoleh untuk melihat ekspresi dari cowok yang 4 bulan terakhir ini dekat dengannya. Tapi untuk menggerakkan tubuhnya saja ia merasa kaku.
"Sekarang gue mau nembak lo dulu. Lo mau kan jadi cewek gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGA
RomanceJatuh cinta nyatanya tak semudah yang Bunga bayangkan. Saat hatinya memilih untuk bersanding pada Alvredo, kenyataan memukul perasaannya telak. Cintanya tak terbalas. Ternyata cowok kuliahan itu tidak menyukainya, namun Alvaro, sahabat lelaki itulah...