Buku ini sebenarnya sederhana. Tentang siswa muda bernama Ke Jingteng yang acuh, nakal, dan pembuat keributan. Ia percaya masa muda bahagia dapat didapat dengan membuat lelucon dan semacamnya di kelas.
Dengan keonaran yang Ke Jingteng buat, dia masuk daftar hitam siswa yang dianggap paling nakal. Pada suatu saat Guru Lai menyuruhnya duduk di pinggir tembok agar tidak membuat kegaduhan di dalam kelas. Namun, dasar Ke Jingteng yang nakal..! Ia malah mulai mengobrol dengan tembok. Tentu saja hal ini membuat Guru Lai marah yang pada akhirnya menyuruh Ke Jingteng duduk di depan murid terpintar di sekolah, Shen Jiayi. Dan inilah awal kisah cinta dan persahabatan Ke Jingteng ^^
Jadi, adegan dalam cerita ini berawal dari tembok yang dipenuhi grafiti, lalu diam-diam membawa wajah cantik Shen Jiayi ke dalam cerita ini.
Ceritaku, bukan, cerita masa muda kami, dimulai begitu saja.
Berbeda dengan murid lain yang akan menertawakan Ke Jingteng setiap kali ia membuat lelucon, Shen Jiayi justru menyebutnya kekanak-kanakan. Sikap yang seperti itu, membuat Ke Jingteng speechless. Tidak bisa menanggapi balik dengan perkataan apapun.
" Jadi, kau memilih cara yang paling kekanak-kanakan seperti itu?" Ucapan Shen Jiayi tidak terkesan menyalahkan, hanya terdengar dewasa.
"..." Aku mengupil dengan pahit, sambil melihat rambut pendeknya yang seperti jamur.
Shen Jiayi membuat Ke Jingteng muda semangat belajar dan mengejar cita-cita. Setiap kali belajar, Shen Jiayi akan menusuk punggung Ke Jingteng dengan pulpen untuk mendapatkan perhatiannya. Begitulah, lambat laun Ke Jingteng mulai menyukai Shen Jiayi yang cantik dan pintar. Namun, cinta dapat menjadi ambigu terus-menerus jika kamu tak bisa mengungkapkannya.
Sampul novel ini yang menarik sekali membuat kesan yang menggugah hati ingin membacanya. Alhasil, ekspektasi tinggi pun berkembang. Namun, saat membaca 2-10 halaman buku, kebosanan mulai hinggap. Sempat terpikir untuk tidak melanjutkan membaca buku ini. Tapi voila! di bab-bab selanjutnya saya tidak bisa lepas dari tawa akibat membayangkan tingkah laku Ke Jingteng yang usil dan sering melucu. Tidak seperti temannya yang mengejar Shen Jiayi, ia justru bergerilya mendekati Shen Jiayi dengan cara belajar tanpa menampakkan rasa suka. Ia mengungkapkan cinta dengan persahabatan. Karakter Ke Jingteng yang unik ini jadi daya tarik yang tidak bisa ditolak. Belum lagi karakter teman (saingan) Ke jingteng yang juga menarik. Ada A He yang bersaing memperebutkan Shen Jiayi dengan belajar dan terang-terangan mendekati Shen Jiayi, ada Xu-Bochun, teman Ke Jingteng, yang lemot tapi setia pada Keteng (panggilan sayang Xu-Bochun pada Ke Jingteng.
Buku ini cocok dibaca saat mengenang masa muda apalagi jika dibaca di akhir pekan. Dasar sayanya aja yang sudah tidak cocok lagi baca novel anak sekolahan begini ya syudahlah. Wkwkwk.
Buku ini sudah di film kan di Taiwan. Bagi yang gak ngeh baca, bisa nonton filmnya aja biar jelas. Cerita tidak selalu berakhir dengan Happy Ending.
See yu~
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Apple Of My Eye
Teen FictionJudul: You Are the Apple of My Eye (2014) Penulis: Giddens Ko Penerbit: Penerbit Haru Jumlah Halaman: 350 halaman Rating : ☆☆☆ "Ke Jingteng, apa kau tidak merasa kalau ribut di saat pelajaran adalah sesuatu yang kekanak-kanakan?" -Shen Jiayi- "Kalau...