Part 16

13.6K 497 8
                                    

Hari ini Keisa berangkat lebih pagi. Dia sengaja berangkat lebih pagi agar tidak bertemu cewek kemarin. Keisa berjalan melewati koridor yang masih sepi. Ada anak murid lain yang juga sedang melewati koridor. Keisa berdiri di depan pintu kelasnya terlebih dahulu dan langsung membukanya.

Saat Keisa melangkah kebangkunya dia sangat terkejut. Bukan, bukan karena permen karet yang ada kursinya tapi coretan dimejanya. Kursinya masih seperti biasa, tapi meja Keisa penuh dengan coretan. Keisa menolehkan kepalanya kesamping melihat seseorang yang baru masuk dari pintu belakang. Dia menghela nafasnya dan langsung duduk dibangkunya menelungkupkan kepalanya dimeja. Membiarkan Raka yang menatapnya bingung.

Raka berjalan menaruh tasnya dibangkunya dan melangkah ke meja depan Keisa. Dia memutar kursi itu agar menghadap Keisa dan duduk disana menopang dagunya melihat Keisa yang menelungkupkan kepalanya dimeja. Pandangan Raka tiba-tiba tepat disamping tangan Keisa. Bukan tangannya tapi meja Keisa yang terlihat penuh coretan.

Raka menyingkirkan rambut Keisa yang menutupi mejanya dan melihat jelas disana, meja penuh coretan. Raka langsung mendorong bahu Keisa agar dia bangun. Setelah Keisa mulai duduk lagi, Raka melihat meja Keisa lagi. Masih memegang bahu Keisa, Raka memandang Keisa tepat dimata perempuan itu.

"Kei siapa yang coret-coret meja lo?" Keisa hanya menggeleng.

"Lo datang udah gini?" Keisa mengangguk.

"Udah lo gak usah khawatir, tenang aja." Ucapnya kemudian.

"Gue gak bisa tenang kalo cewek gue lagi gak tenang gini." Keisa menatap Raka tidak percaya. cewek gue? Perempuannya maksudnya? Pikir Keisa.

"cwek gue? Maksud lo apa Raka?"

"Iya, lo kan cewek gue." Keisa membelalakkan matanya tidak percaya.

"Heh sejak kapan gue jadi cewek lo?"

"Sejak kemarin."

"Wah... gue bilangin nih Rak, kalo lo mengkhayal-tu jangan ting...,"

"Pagi kak Raka." Mereka berdua langsung menoleh ke sumber suara. Keisa langsung melepaskan tangan Raka, tapi tangannya malah dipegang Raka dengan Raka yang tersenyum ke arahnya. Membuat kerja jantung Keisa lebih cepat.

Adelia mendekati mereka. Dilihatnya meja Keisa yang penuh coretan. Terima kasih kak, ucapnya dalam hati dengan senyum tipisnya. Raka melihat Adelia yang tersenyum tipis dan langsung berdiri menghadapnya. Memandang Adelia dengan tajam.

"Lo yang coret-coret meja Keisa kan?" Adelia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Raka dengan senyum cerah.

"Aku? Aku baru datang kak Raka." Jawabnya santai.

"Jawab! Lo yang coret-coret kan?"

"Kak Raka aku baru datang kesini, gak mungkin aku coret-coret meja dia," Jawabnya sambil menunjuk Keisa. Keisa memutar bola matanya malas mendengar jawaban adik kelasnyaitu.

"Gak mungkin juga aku datang ke sekolah cuma coret-coret meja gak jelas. Kurang kerjaan kak Raka. Kak Raka percayakan?" Sambung Adelia.

"Gak."

Keisa berdiri dari bangkunya. Berjalan melewati Adelia yang tidak mau geser. Keisa langsung berjalan kesamping malas berbicara dengan perempuan itu. Saat dia melangkah tiba-tiba tubuhnya terhuyung kedepan membuatnya jatuh kelantai. Membuat pergelangan tangannya terasa nyeri. Raka membelalakkan matanya dan langsung berdiri menghampiri Keisa dan membantunya berdiri.

"Lo gak papa Kei?" Keisa tidak mendengarnya tapi dia langsung menghampiri Adelia dan menatapnya tajam.

"Lo suka Raka kan?"

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang