"kookie berjanjilah pada hyung, kau akan selalu tersenyum walau hyung tidak ada di sampingmu"
"hyung aku selalu tersenyum, hyung mau pergi kemana ?"
"hyung juga tak tau kookie, tapi hyung minta satu hal kepadamu tetaplah tersenyum dan bahagiakan orang disekitarmu. Janji ?"
"Hmm apapun untukmu hyung" anak kecil berambut coklat itu mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking orang yang lebih tua darinya. Senyumnya semakin merekah menampakkan deretan gigi kelincinya.
Deruan ombak bagaikan alunan lagu yang mengalun ditelinga dua pemuda yang sedang terduduk ditebing. Sapuan angin pantai menyapu rambut coklat milik salah satu anak tersebut.
Yang lebih tua membenarkan posisi rambut yang lebih muda yang sudah berantakan. Senyumnya tak kunjung memudar, tatapannya masih tertuju kearah adik kesayangannya.
"Nah yuk kita kembali ke penginapan" ajak yang lebih tua menggandeng tangan adiknya.
Adiknya mengangguk seraya berdiri, yang lebih tua bermaksud membantu namun karena keseimbangannya belum sempurna kakinya terpeleset. Tempat mereka yang berada dipinggir bukit membuat kakinya langsung jatuh diikuti tubuh mungil itu.
"Hyuuunggggg"
-----------
"hyunggg" jungkook tersadar dari mimpinya. Kejadian puluhan tahun lalu itu masih sering mendatangi mimpinya. Bayangan hyungnya saat terjatuh dari tebing itu hingga tubuh tak bernyawa hyungnya terus saja menghantui pikirannya.
"Hyuuunggg" bulir bening mengalir melewati pipi mulus pemuda tersebut. Tangannya memegangi lututnya menahan isakannya agar tidak terdengar oleh orang lain.
Tangannya terulur mengambil bingkai foto yang ada di meja sebelah kasurnya. Ia tersenyum saat memandang foto yang ada didalam bingkai tersebut. Dua orang anak kecil tersenyum lebar memamerkan deretan gigi mereka dan jangan lupakan V sign yang mereka buat.
"Hyung apa kabarmu diatas sana ?"
"Apa kau baik - baik saja ?"
"Apa hidup disana menyenangkan ?"
"Kalau menyenangkan aku ingin menyusulmu kesana hyung. Disini aku selalu merasa sendiri. Semenjak kau pergi appa dan eomma sibuk mengurusi perusahaan mereka. Dan jimin juga meninggalkanku. Miris sekali hyung hidupku"
"Hyung aku merindukanmu sungguh"
Bulir bening kembali menetes dari mata indahnya, ia biarkan air matanya menetes. Mengeluarkan semua bebannya yang ia tanggung selama ini. Tangannya mengusap air matanya kasar, ia bangkit dari kasurnya menuju dapur.
Seteguk air membasahi tenggorokannya yang terasa kering akibat menangis tadi.
"Tuan muda belum tidur ?"
Suara wanita paruh baya itu mengangetkan jungkook, ia segera menoleh dan tersenyum.
"Aku terbangun dan haus jadi aku kedapur untuk minum, setelah ini aku akan tidur lagi bi. Oh iya appa dan eomma belum pulang ?"
"Tadi tuan mengabari saya bahwa mereka tidak bisa pulang karena masih banyak pekerjaan"
"ohh" ucapnya seraya meninggalkan wanita tersebut. Sesampainya dikamar ia segera menarik selimutnya dan mencoba tidur kembali.
****
Suara hentakan sepatu terdengar ditelinga pemuda yang sedang berjalan di trotoar jalan menuju sekolah. Sesekali ia menendang kaleng atau batu kecil yang ada didepannya.