Jooah POV
Setelah kami selesai makan ramen,aku dan Wonwoo pun segera kembali ke rumah. Kami berdua berjalan beriringan ke halte terdekat dari kedai ramen tadi. Tidak ada percakapan diantara kami. Entahlah,aku yang biasanya selalu berisik entah kenapa sekarang diam. Rasanya tidak ada yang ingin ku katakan padanya.
Sampai tiba-tiba,ia memecah keheningan ini.
"Joo..."
"Hmm.. waeyo?"
"Kau lelah?" Dasar namja ini. Selalu saja pertanyaannya bertele-tele.
"Ani.. waeyo?" Ia kemudian berhenti dan berbalik menghadapku.
"Aku tidak mau pulang sekarang.. bagaimana jika kita ke suatu tempat?" Ajaknya.
Astaga! Bagaimana jika aku diomeli oleh nyonya Jeon? Sejak tadi pagi aku sama sekali belum membantu disana.
"Ahh ani ani.. bagaimana jika nanti eommamu mengomeli ku? Sejak tadi pagi aku belum membantu apa-apa dirumahmu.." jelasku.
"Kyaa! Kau tak ingat? Eommamu adalah ketua asisten rumah tangga dirumahku. Kau tak perlu takut kau diomeli eommaku. Kajja! Aku tidak menerima penolakan!" Ia langsung menarik tanganku dan merubah haluan jalan.
***
"Markas?! Kenapa kita kesini?"
Kupikir ia akan membawaku kemana,ternyata hanya ke markas sekolah.
Kalian tau? Pemilik sekolah ini adalah Seungcheol oppa. Dan 12 namja sisanya memiliki saham juga disini. Termasuk namja yang sedang bersamaku sekarang. Jadi,semua dari mereka bisa dengan bebas keluar masuk sekolah.
"Apa yang akan kita lakukan disini?" Tanyaku. Wonwoo sedang sibuk mencari sesuatu ditumpukan berkas dipojok ruangan.
"Aku tidak menemukannya.. ku rasa aku harus membuat yang baru.." serunya. Heol~ aku tidak tau apa yang dicarinya
"Apa yang kau cari?"
"Lirik ku.. aku pernah meninggalkan lirikku disini. Dan sekarang hilang." Serunya.
Ia pun duduk di sofa dan menyalakan televisi dihadapannya.
"Won,aku bosan!" Seruku yang juga duduk disebelahnya.
Tunggu aku merasa seperti menduduki sesuatu.
Aku mengambil sesuatu yang mengganjal di tempat yang aku duduki sekarang.
Ternyata sebuah kertas yang telah diremas,seperti akan dibuang.
Wonwoo masih fokus menonton acara musik di televisi. Diam-diam aku buka kertas tersebut. Sepertinya ini lirik yang dicarinya. Akupun membacanya sebentar,karena memang lirik ini belum selesai ditulisnya. Baru beberapa baris saja.
Recommend song : Vernon feat PLEDIS girls - Sickness
han sungan
That't all it taket to make your
people turn their backt against you
pyeongsaeng nawa gati halgeorago saenggakhaessdeon
saramdeulmajeodo jeonbu deungeul dollyeo
ohaeneun ohaereul bulleossgo
dasi doragal su issneun gireun an boyeo
eodiseobuteo jalmosdoengeolkka?
taseul nuguege dollyeoya
nuguegerado gidaego sipeossneunde
dulleobonikka moduga
gateun nuneul hago isseo
gateun maldeul sugungeoryeo
nal duryeowohamyeonseo tto
nal hyanghan myeolsiga neukkyeojyeo
ewossaneun saramdeul sogeseo
neoege majeodo
gateun nuneul hago nal hyanghan
myeolsiga neukkyeojyeoChamkaman!!
Kenapa liriknya seperti ini?
Sudahlah! Lagi pula ini kan belum selesai ia tulis. Lebih baik kukembalikan padanya saja."Won!"
"Hmm..." wonwoo hanya menjawab sekenanya karena ia sedang asik menonton acara musik. Dan kebetulan yang sedang tampil adalah girlband kesukaannya,Red Velvet yang sedang menyanyikan Dumb Dumb. Aigooo.. jiwa fanboynya keluar.
"Lihat aku!" Aku menyuruhnya melihatku namun ia tidak menghiraukan ku.
"Aku akan menunggu.."
Aku menyandarkan kepalaku pada lengan sofa sambil sedikit ikut menonton acara musiknya. Sesekali aku ikut bersenandung mengikutinya.
Setelah mereka selesai menyanyikan lagu mereka,Wonwoo pun baru menyadari bahwa aku tadi memanggilnya
"Ada apa?"
Sebaiknya kuberikan sekarang atau tidak ya?
"Apakah ini yang kau cari?" Seruku memberi lembaran kertas tadi.
"Akhirnya!! Bagaimana kau menemukannya?" Saking girangnya ia memelukku.
Heol~ sekarang aku bisa merasakan bahwa aku kesulitan bernafas.
"Won.. le-pas-kan! A-ku......" Wonwoo pun melepaskan pelukannya tadi. Dan sekarang dirinya sedikit,salah tingkah?
"Mianhae,Joo..."
"Tadi ada disini.. kau tidak menyadarinya?" Aku menunjuk tempat yang kududuki tadi. Wonwoo hanya menggeleng.
"Dan kenapa ini,seperti ini? Apakah waktu itu kau ingin membuangnya?" Tanbahku. Wonwoo pun seperti mengingat-ingat sesuatu.
"Sudahlah.. yang terpenting lirik ini sudah ada ditanganku lagi. Dan juga..." Wonwoo mulai mendekatkan wajahnya pada wajahku. Kini hidung kami mulai bersentuhan.
"Wonwoo-ya.. j..ja..jauh--"
"Kau belum melihatnya kan?"
Aku menggeleng. Aku terpaksa berbohong. Aku takut jika menjawab iya,ia akan melakukan yang macam-macam denganku.
"Baguslah.. kajja! Kita ke kedai es krim!!" Wonwoo pun beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan ku begitu saja.
"Dasar menyebalkan!!"
***