Roket Cinta

68 8 6
                                    

"Ya Allah, Mellisa... sampai kapan kamu mau bikin kamar kamu berantakan begini?!", teriak Mama saat masuk ke kamar ku.

"Hehehe... ini dikit lagi selesai kok Ma, tinggal nyambungin kabel nya doang kok", jawab ku dengan cengiran khas ku sambil melanjutkan aktifitas membuat lemari yang bisa dibuka dengan sistem suara.

"Pokoknya kamu beresin kamar kamu kalau sudah selesai ya sayang"

"Iya Ma"

"Yaudah yuk makan malam dulu, mama habis masak semur daging kesukaan kamu"

"Waw, oke Ma nanti aku turun, aku cuci tangan dulu ya Ma", ucap ku dengan semangat.

"Iya sayang", jawab Mama sambil keluar dari kamar ku.

Aku pun langsung menuju washtafel yang berada di kamar mandi dalam kamar ku. Setelah mencuci tangan, aku pun bergegas turun ke bawah untuk mencicipi semur daging buatan mama ku tersayang.

"Hai Papa, Hai Mama semur nya wangi banget bikin aku makin lapar", ucap ku saat aku duduk di meja makan.

"Makanya kamu itu jangan main sama alat-alat eksperimen mulu"

"Iya deh Ma"

"Eh iya, kamar mu udah diberesin belum?" tanya Mama sambil menuangkan semur yang masih panas ke piring ku.

"Hehe... belum Ma, lagian sistem suara yang aku pasang ke lemari ku belum selesai"

"Emang kamu ga belajar Mel? besok kan sekolah?", tanya Papa tetap dengan wajah dingin nya. Hah ekspresi Papa ga pernah berubah selalu aja dingin kayak es batu.

"Tadi sore udah belajar kok Pa", jawab ku. "Pa, Ma, aku ke kamar dulu ya mau nyelesein eksperimen ku dulu, tanggung dikit lagi selesai", ucap ku setelah aku menyelesaikan makan malam ku lalu mencium pipi Papa dan Mama.

"Tapi jangan tidur ke malaman ya Mel", seru Mama sambil membereskan piring sehabis makan.

"Iya Ma"

Aku pun kembali ke kamar ku  untuk menyelesaikan sistem suara yang akan aku tempel di lemari pakaian ku.

"Hihh... kenapa ga mau berfungsi sih?!", ucap ku dengan geram karena saat aku coba berbicara di depan alat sistem suara nya itu.

"Besok aku tanya ke Bu Rani aja deh. Humm lebih baik aku tidur sekarang daripada besok kesiangan, soalnya besok ada ulangan fisika", gumam ku sambil berjalan menuju tempat tidur ku yang bergambar bunga sakura.

***

Saat sampai di kelas, teman ku yang bernama Dinda Adiwijawa langsung mengahampiri ku sambil berlari.

"Mel!!!", ucap nya sambil berteriak.

"Apaan sih lu? baru juga gue dateng udah diteriakin", jawab ku dengan muka bete.

"PR kemarin yang nomor delapan caranya gimana sih? semuanya udah gue kerjain, tinggal nomor delapan doang yang belum. Ajarin dong...", jelas nya panjang kali lebar kali tinggi.

"Iya nanti dulu ya Din", jawab ku seraya menuju tempat duduk ku. Baru dua langkah aku berjalan, tangan ku langsung ditahan oleh Dinda.

"Sekarang Mel"

"Ya gue duduk dulu lah Dinda, gue baru dateng juga ya Allah", ucap ku geram dengan kelakuan satu anak ini.

"Hehe... iya iya santai kali Mel", jawab Dinda sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah secara bersamaan.

"Iya...", ucap ku sambil melanjutkan jalan ku menuju meja ku dengan Dinda yang mengikutiku dari belakang. "Nah sekarang apa yang mau lu tanyain Din?", tanya ku setelah mengeluarkan buku tulis IPA ku.

Roket CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang