.
.
Kim Jongin, pewaris tunggal keluarga Kim yang terhormat begitulah orang lain menyebutnya. Dia rupawan, dia tahu itu, dia di agung-agungkan. Dia juga tahu itu. Dia diperhatikan, dia juga tahu itu dengan sangat baik. Terlalu baik malahan dan semua itu membuatnya jengah.
.
Setiap mata yang memandangnya, mengamatinya, dan meneliti setiap geraknya selalu memandangnya sama. Tuan muda dengan kekayaan berlimpah yang angkuh dan tak tersentuh. Namun, diantara semua mata itu ada sepasang mata yang selalu memandangnya dengan cara yang berbeda. Memandangnya dengan mata memuja seakan-akan Jongin adalah makhluk dunia lain yang begitu dia damba. Dan hal itu sukses membuat seorang Kim Jongin terpaku untuk sejenak, menatap balik sepasang mata tajam yang pada dasarnya memiliki sinar yang hampir menyerupai miliknya.
.
Dan terperangkap.
.
Kim Jongin terjatuh dan kemudian tersesat, melewati jalan yang berbeda dari kebanyakan orang, menerima cacian bahkan hinaan hanya untuk melewati jalan yang dia pilih. Namun, lagi-lagi ia jengah dengan perhatian berlebihan dari semua mata itu dan acuh adalah pilihan yang selalu dia pilih. Ia berhak memilih sendiri kehidupannya terlepas dari pandangan semua mata yang memandangnya jijik. Dan itu bukan urusan mereka!
.
Jalan yang dia lewati juga bukanlah jalan yang salah, begitu pula seseorang yang menemani setiap langkah pijakannya. Mereka tidak salah.. tidak pernah salah..
.
Tidak pernah salah bahwa jalan yang mereka tuju bukanlah jalan yang akan dipenuhi tawa. Tidak pernah, mereka tahu.. mereka tahu itu, jalan yang mereka kini lewati hanyalah sebuah jalan, jalan panjang yang dipenuhi jalan lainnya yang entah berapa banyak harus mereka lalui berulang-ulang kali sampai lelah dan berhenti melangkah.
.
Sampai saat itu terjadi, sampai saat itu..
.
Kepercayaan adalah kunci dari kotak Pandora yang akan mereka dapat diakhir perjalanan.
Atau...
Menyerah dan sambutlah kehancuran.
.
Yang menyeringai lebar menertawakan kekalahan mereka dengan tangan terbuka lebar.
.
.
"KIM JONGIN...!!!"
.
.
BRRRRRRAAAAAAKKKKKKK!!!!
.
.
.
Tanpa aba-aba Jongin menampar pipi Chanyeol dengan keras. Air mata dan sorot mata penuh kekecewaan serta kemarahan tak bisa dia sembunyikan sama sekali. Rahangnya mengeras menyiratkan kemarahan yang mendalam.
.
"mianhae..
.
.
...let's divorced, Kim Jongin."
.
Suara Chanyeol bergema dalam tempurung tengkorak kepalanya, berputar-putar layaknya badai tornado yang menghempas seluruh memori yang tersimpan rapi disana dan menghancurkannya seketika.
.
'Kim Jongin. Aku menyukaimu.'
.
Suara yang entah datang dari mana itu berdenging diotaknya layaknya kaset rusak yang sengaja diputar berulang-ulang. Jongin sangat mengenali suara itu, dulu. Dan sekarang pun masih. Ingatannya tiba-tiba saja memutar potongan memori indah yang dulu, dulu sekali terjadi dalam fase kehidupannya. Pertemuan pertamanya dengan si arogan Park Chanyeol dan seluruh pesonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETEND [ChanKai]
ФанфикPernikahan Jongin dan Chanyeol bukanlah sebuah komedi putar yang akan selalu monoton dan terus berputar pada porosnya, pernikahan mereka lebih dari sekedar itu semua. Namun, sayangnya semua itu harus berakhir saat sosok lain hadir diantara keduanya...