1/End

70 6 9
                                    

A/N: Ini FF drabble pertama author yang dipublish. Maaf kalo aneh dan typo. FF ini terinspirasi dari drama dan komik romantis. Kalau ada kesamaan, itu murni kebetulan.
No plagiat and no bash yah..

Happy reading ^^

---------------

Eunha duduk di bangku taman. Sudah sejam ia menunggu seseorang. Seorang namja tinggi dan bermata lebih besar dari rata-rata. Namja itu juga memiliki telinga seperti dobi dan senyuman lebar yang mempesona. Siapa lagi kalau bukan tiang berjalan, Park Chanyeol.
Matahari sudah terbenam dan Chanyeol belum tampak sama sekali.

"Huft.. Kenapa dia lama sekali?" Eunha menghela napas. Dalam hatinya dia menggerutu kesal. Bukannya Chanyeol yang memintanya bertemu? Kenapa dia yang harus menunggu lama?

Eunha hampir tertidur kalau saja tidak ada seseorang yang menarik tangannya. Eunha yang setengah mengantuk, berusaha meronta. Tapi orang bertubuh jangkung itu lebih kuat darinya. Akhirnya Eunha hanya bisa pasrah diseret oleh orang itu.
Mereka akhirnya berhenti di sisi lain dari taman itu.
Tempat itu sepi, dengan penerangan yang sangat minim. Oleh karena itu, Eunha tak bisa melihat orang yang menariknya.
"S-siapa kau?"
Tak ada balasan. Hanya terbentuk seringai di wajah orang itu yang tak terlihat oleh Eunha.
"A-apa maumu?" Eunha mulai takut.
"Aku menginginkanmu"
Suara itu terdengar berat. Tapi hal itu menghilangkan rasa takut Eunha. Ia kenal suara ini.

"Ch-chan.. Chanyeol?" tanyanya.
"Ternyata kau tak pernah salah menebakku" ucap Chanyeol sambil tertawa.
"Tentu saja. Bagaimana aku bisa melupakan suara namjachinguku?"
Chanyeol hanya tertawa menghadapi tingkah Eunha.

"Pejamkan matamu". Chanyeol menginstruksi.
"Untuk apa? Ini sudah gelap. Aku nyaris tak bisa melihat apapun."
"Ikuti saja kataku. Kau tidak akan menyesal"

Setelah memastikan Eunha telah menutup matanya,
Chanyeol lalu melepaskan tangan Eunha. Ia mengambil sebuket bunga yang sudah ia siapkan untuk Eunha.

"Chanyeol, kemana kau?" Tanya Eunha bingung.

"Buka matamu" kata Chanyeol. Eunha pun membuka matanya perlahan.
Hal pertama yang dia dapati adalah gelap, sama seperti tadi. Tapi sedetik kemudian disekeliling mereka menyala lampu warna-warni yang indah.
Wajah Chanyeol sangat tampan terkena pancaran lampu. Belum lagi senyuman khasnya yang selalu berhasil menjerat Eunha. Ditambah lagi dengan sebuket mawar merah dalam genggamannya.

Chanyeol menyerahkan bunga itu pada Eunha.
"Gomawo" kata Eunha pelan.

Chanyeol mengulurkan tangannya dan Eunha meraihnya sambil tersipu malu. Bagi Chanyeol, Eunha yang terlihat malu tampak sangat manis.
Dari tempat mereka berdiri Eunha dapat melihat sebuah meja kayu tigerwood yang tampak klasik namun tetap elegant.
Chanyeol menuntun Eunha ke meja itu. Di tengah meja itu terdapat sebuah kue yang tersusun megah. Chanyeol menarik kursi untuk Eunha, kemudian ia beralih ke seberang meja tersebut. Setelah duduk dengan benar, Chanyeol meminta Eunha untuk membuat permintaan sebelum meniup lilin. Sesudah Eunha membuat harapan dan meniup lilin, Chanyeol bertepuk tangan. Kemudian mereka memotong kue dan memakan seperempat bagian kue itu.

Chanyeol mengambil sebuah kotak kecil berhias pita dari sakunya. Diberikannya kotak itu pada Eunha.

"Kau tak perlu repot-repot membeli kado dan membuat ini semua" kata Eunha tersentuh, walaupun sebenarnya ia memang sangat senang dan menginginkan ini.
"Aku sudah menyiapkannya dari jauh hari khusus untukmu. Jadi terimalah" kata Chanyeol tulus.
"Ayo buka" katanya lagi.

Eunha terkejut mendapati kotak itu berisi kalung permata merah muda yang sangat cantik. "Cantik sekali" pujinya kagum.
"Kau pantas memakainya. Dan kurasa kau lebih cantik daripada kalung itu"
"Dasar gombal!" Eunha mengerucutkan bibirnya.
"Tapi itu benar" kata Chanyeol sambil tertawa. Dan hal itu ia katakan dengan jujur.

Ia mendekati Eunha, membantu Eunha memasang kalung itu. Chanyeol merasa ia tidak salah membeli kalung yang mahal itu. Nyatanya, kalung itu tampak cocok menggantung di leher Eunha.

"Oh iya, aku harus berterima kasih pada Hwayoung, Minju, Taeyong dan Luhan. Mereka ikut ambil bagian dalam menghias tempat ini" Chanyeol berkata lagi.
"Benarkah?"
"Ne... Maaf langsung menarikmu dan sempat membuatmu takut. Aku ingin membuat ini terkesan sedikit misterius. Maaf juga harus membuatmu menunggu lama. Tadi ada sedikit kendala tapi.."
"Gwenchana. Kau tak perlu minta maaf. Gomawo sudah menyiapkan ini untukku. Aku juga akan berterima kasih pada mereka." potong Eunha cepat. Ia tersenyum pada Chanyeol. Chanyeol balas tersenyum. Mereka saling bertatapan lama.

"Hmn.. Apa harapanmu tadi?" Chanyeol tidak dapat menahan rasa penasarannya lebih lama.
"Aku berharap kita akan selalu bersama." Wajah Eunha merona saat mengatakannya. Mendengar ucapan Eunha, Chanyeol tersenyum seksi(?). Ia sangat suka dengan harapan Eunha.

"Aku akan mewujudkan harapanmu" gumam Chanyeol lalu memeluk Eunha dari belakang.
Dan Chanyeol benar-benar serius dengan ucapannya..

-End-

A/N: Makasih yang udah luangin waktu buat baca FF abal-abal ini.
Gimana? Gaje yah? Endingnya aneh?

FF ini author buat untuk temen author yang waktu lalu ultah. Dia suka sama Chanyeol, jadi Chanyeol author pilih jadi pemeran utamanya. Dan Eunha itu nama buat temen author.

Dan soal nama 'Hwayoung, Minju, Taeyong dan Luhan' yang nyempil ditengah ff..

Minju itu author sendiri, Hwayoung itu temen author yang satunya, dan temen author suka sama Taeyong dan author suka sama Luhan.

So..

Happy Belated Birthday buat temen author ^^

Sekali lagi terima kasih buat para readers..
Sampai jumpa di post-an author selanjutnya *bow*

Special Birthday~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang