TIGA

56 6 0
                                    

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tiba-tiba Pak Roy muncul dengan posisi berdiri membelakangi meja tamu di UKS.
"Ng...nggak ada pak" ucap Andi tergagap begitu mengetahui kehadiran Pak Roy yang sedang melototinya dari ujung sudut pintu UKS. ia membenarkan kacamatanya sebentar lalu kemudian beralih menatap ke arah Putri.

"Putri ! apa yang sedang kamu lakukan disini? kenapa kalian cuma berdua teman-teman kamu mana?" Kini tatapan sinis Pak Roy beralih ke arah Putri yang terlihat gugup. Perlahan Pak Roy mulai melangkah mendekati Andi dan Putri.

"Putri cuma bantuin bersihin luka saya pak." jawab Andi datar.

"Oh, Jadi Kamu yang terlibat perkelahian dengan Anton dikantin?"

"Iya benar pak."

"Saya tidak habis pikir, bisa-bisanya siswa teladan seperti kamu terlibat bangku hantam dengan Anton cs. Memangnya apa kesalahan kamu ?" Tanya Pak Roy yang kini mengambil sebuah kursi didekat Putri dan segera mendudukinya.

"Anton salah paham Pak, Saya bisa jelaskan semuanya." Ucap Andi tenang.

"Oh iya, tadi saya juga sempat mendengar dari teman-temanmu katanya kepala kamu terkena hantaman beling. Apa itu benar?"

"I..iya pak benar" Kali ini Putri yang angkat bicara.

"Bisa kamu jelaskan bagaimana kejadiannya Putri? karena yang saya dengar dari Bu Fatma tadi, kamu sedang berada dilokasi saat insiden itu terjadi." Pak Roy mulai mengambil posisi duduk menghadap Putri untuk mendengarkan penjelasan darinya.

"Iya memang benar Pak, saya ada di sana waktu kejadian tadi. Sebenarnya Andi hanya berusaha melindungi Saya. Tapi kami tidak sempat menghindar. Jadi..."

"Tunggu Dulu, tadi kamu bilang melindungi? maksudnya bagaimana?" Kini pak Roy mulai memasang wajah bingung sekaligus penasaran.

"Saya melindungi Putri dari serangan Anton Pak. Saya gak mau kalo pecahan Mangkok bakso itu sampai mengenai kepala Putri. Jadi setelah saya menyadari bahwa Putri ada dibelakang saya, Ya udah saya langsung berbalik dan gak sempet menghindar lagi." Terang Andi dengan sedikit kekehan kecil diakhir kalimatnya.

"Jadi...??" Pak Roy tidak langsung melanjutkan kalimatnya.

"Jadi apa Pak?" Balas Putri dengan wajah kikuknya.

"Jadi kalian berdua ini falling in love gara-gara mangkok bakso. makanya istilah saling melindungi begitu?"

"Hahahahaha..." tawa Andi nyaris menggelegar sampai ke luar ruangan UKS yang disambut dengan pelototan dari Putri.

"Ah bapak bisa aja. Ya, kan namanya usaha Pak." Jawab Andi dengan seringai jahilnya.

"Ihhh apaan sih. Gak jelas banget" Sahut Putri dengan bibirnya yg mengerucut. Sebenarnya Putri sempat memikirkan maksud dari kata-kata Andi barusan namun ia segera menepis jauh-jauh pikirannya. Ia tahu Andi adalah cowok yang banyak ditaksir sama temen-temen sekelasnya udah pasti si Andi Playboy pikirnya.

"Saya juga pernah muda nak, jadi saya tahu. seorang laki-laki tidak akan melakukan hal sefatal itu. Dengan membiarkan kepalanya menjadi sasaran hantaman mangkok bakso. Hanya untuk melindungi orang lain. Jika bukan karena orang itu spesial." Kini pembicaraan Pak Roy mulai ngalor ngidul gak kahruan. Tapi setelah dipikir-pikir memang benar apa yang dikatakan oleh pak Roy.

"Ah itu cuma kebetulan Pak" Sahut Putri yang kini mulai memerah.

"Ya sudah, Kamu istirahat dulu saja disini. Saya sudah meminta izin kepada kepala sekolah untuk memberikan kamu waktu beristirahat dirumah selama beberapa hari."

"Ah gak usah pak, saya gak kenapa-napa kok, cuma luka ringan doank, ntar juga sembuh kok."

"Luka ringan mbahmu. lihat itu kepala kamu bocor, apa kata orang tuamu nanti jika kamu masuk sekolah dengan kondisi yang seperti itu. Bisa-bisa pihak sekolah yang kena imbasnya." sahut Pak Anton yang mulai bersitegang.

Melati Ditengah BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang