Hening.
Hening ini menenggelamkan kami dalam kecanggungan. Aku meliriknya yang sangat fokus pada jalanan. Dia akan membawaku ke rumahnya. Mau tidak mau aku ikut untuk meneruskan hidupku untuk sementara. Ya untuk sementara, tidak mungkin jika aku harus menumpang terus menerus. Sudah banyak merepotkan aku padanya.
Sebuah mansion mewah kini berdiri kokoh di depanku. Tanpa kusadari kini pintu mobil di sampingku terbuka. Gestazh membukakan pintu untukku? Lagi-lagi aku merepotkannya.
"Silakan, Nyonya!"
Oiya, aku lupa memberitau jika sebelum ke sini, dia mengajakku untuk berbelanja baju. Oh Tuhan, berapa aku harus mengganti?
"Banyak yang harus kau ganti!" shit! Kenapa dia selalu fokus membaca pikiranku? Mengesalkan!
"Ayoo!" Dia menggenggam tanganku dan mensejajarkan langkah denganku. Mansion ini mewah sekali. Beberapa orang berseragam menunduk sopan pada kami. Eh ralat, mungkin hanya padanya. Mengingat jika aku bukan siapa-siapa disini. Dilihat dari istana di depanku ini, aku sudah cukup tau jika Dokter Gestazh adalah orang terpandang. Whoaaa!!
"Hati-hati jangan memikirkan apapun! Aku bisa membacanya." Sudahlah! Aku malas meladeni ucapan beserta senyum meledeknya yang sialan tampan!
"Tunggu, Pak Dokter!" Aku menahan langkahku. Membuatnya mau tak mau ikut berhenti. Dia mengerutkan keningnya dengan air wajah yang seolah berkata 'ada apa?'.
"Aku gugup! Aku malu! Pasti keluargamu__,"
"Sssttt!!" Jarinya menahan bibirku untuk menghentikan ucapan. Kenapa? "Jangan seperti itu. Tenanglah! Ayahku telah tiada. Hanya tersisa dua orang berhargaku di dalam rumah sebesar ini, tentunya selain para assistant rumah tangga. Ibuku akan menyukaimu, aku yakin!" Mungkin maksudnya akan menyukai wajah palsu ini. Bagaimana dengan kabar Sharenia Prilly Adyamoca yang sebenarnya?
"Sudah kubilang wajahmu itu murni, bukan palsu!" Lagi-lagi dia menegaskan padaku. Oh Tuhan,, dia enteng sekali mengucapkan serentetan kata-kata tersebut. Sedangkan aku yang mengalaminya? Aku saja masih shock dengan apa yang terjadi padaku.
"Sudahlah ayo!" Dia kembali menarik tanganku untuk memasuki mansionnya. Mulutku mulai berkomat-kamit untuk berdoa. Semoga mereka menerima keberadaanku.
******
"Waah jadi ini wanita cantik yang selalu kau ceritakan pada Bunda, Nak? Hay! Ayolah jangan menunduk. Perkenalkan dirimu!" Apa tadi? Bercerita apa saja Si Dokter tampan ini pada ibunya? Apa dia tau perihal wajah palsuku ini? Ahh sudahlah! Jangan mempermalukan dirimu sendiri, Sharen.
"Selamat siang, Buk! Namaku Shar__,"
"Claudia Prillyameca, Bun!" Apa? Seenaknya saja dia mengubah namaku. Aku memandangnya tajam. Dia membalas tatapanku dengan penuh ketegasan. Apa yang dipikirkannya.
"Nama yang cantik seperti orangnya."
"Jagoan aku mana, Bun?" Jagoan? Siapa?
"Daddy!!!" Tiba-tiba suara anak kecil memenuhi ruangan ini. Kusapu pandangan, dan aku menemukan anak sekitar 4 tahun-an, menghampiri Gestazh dengan ceria. Daddy? Dokter tampan ini sudah memiliki anak? Oh aku tak menyangka. Dan benar saja, anaknya sangat mirip dengan Gestazh. Duplikasi.
"Hai, Tante!" Hah? Dia menyapaku? Waah, aku senang anak kecil.
"Hai, sayang. Siapa namamu?" Dia mengedipkan matanya lucu dengan genit. Ayah dan anak sama saja, huh!
KAMU SEDANG MEMBACA
SILVERELLA (Completed)
Fanfiction°°SVL°° Terima kasih, Gestazh Ali Hamizan. Kau hadir pada waktu yang tepat. Kau hadir menjadi pemadam kobaran api dalam hidupku. Biar ku ukir namamu agar terus abadi di dalam sini, dalam hatiku. ••Sharenia Prilly Adyamoca•• Silverellaku. Si penyayan...