"Duduk sini."
"Hah? Dikaki lu?"
"Iya, gua belum bisa gendong lu kaya waktu itu, jadi duduk sini aja sampe kaki lu gak lemes lagi baru kita pulang."
Akhirnya Anita duduk disalah satu paha Richie. Dengan kaki gemetar dan jantung yang berdebar-debar.
~~~~~~
Anita berbaring diranjangnya, menatap langit-langit kamarnya yang bercat putih. Berkali-kali dicobanya untuk tidur, namun kepalanya terus memikirkan Richie, hatinya terus berdebar-debar. Matanya lelah dan memaksa untuk tidur, namun hatinya menolak. Seakan-akan tak ingin terlelap dan berhenti membayangkan Richie. Tatapannya yang tajam, senyumnya yang indah, kaki jenjangnya yang melangkah lambat agar tubuh tegapnya tetap berada disamping Anita yang bisa jatuh kapan saja, bahkan kalimat terakhir yang diucapkannya dihalte sesaat sebelum Anita menaiki bus.
"Awas, jangan jatoh lagi. Dijalan belum tentu ada orang seganteng gua yang mau nolongin lu." Ucap Richie sambil tersenyum kemudian menekan pelan hidung Anita. "Jangan bilang-bilang, ya, kalo hari ini gua ngajak lu bolos." Tambahnya lagi kemudian berlalu pergi bersamaan dengan Anita yang menaiki bus.
Perlahan-lahan Anita mulai terlelap, bersama pikirannya yang masih penuh akan Richie. Senyum Richie mengantarkannya pada alam mimpi malam ini.
~~~~~~
Kelas XII-C terasa senyap. Tak ada suara lain selain suara Pak Sugeng -guru sejarah- yang sedang menjelaskan. Nada bicaranya yang kelewat lembut, dengan logat Jawanya yang kental membuat semua murid rasanya ingin tertidur saja hingga bel istirahat berbunyi.
Terlihat Richie sedang menulis sesuatu disecarik kertas yang baru saja ia sobek diam-diam dari buku catatan milik Fadil. Sambil menulis sesekali ia menatap Anita yang duduk tepat didepannya, dilihatnya perempuan itu tengah melamun memandang kearah jendela .
Richie melipat kertas tersebut menjadi bulatan kecil kemudian melemparkannya ke meja Anita.
Anita sedikit terkejut karena lamunannya tadi. Ia mengambil kertas tersebut kemudian membukanya. Dillihatnya sebuah tulisan yang ditulis rapi dengan tinta biru.
Ngelamunin apaan?
-Richie
Anita menoleh kebelakang, memandang sang pengirim surat yang tengah membaca buku paket sejarahnya, lebih tepatnya berpura-pura membaca untuk mengalihkan pandangannya dari Anita.
Anita menuliskan sesuatu dibalik secarik kertas tersebut kemudian melemparkannya kebelakang
Surat tersebut jatuh tepat diatas buku yang sedang dibaca Richie. Richie kemudian membukanya.
Ngelamunin Rangga sama Cinta yang terlibat Civil War untuk memperebutkan kopi luwak pesanan Kapten Yoo Si Jin.
Richie tersenyum geli, kemudian menuliskan balasan suratnya dan langsung melemparkannya ke meja Anita.
Anita kemudian membukanya.
Korban film.
Anita menoleh kebelakang, kemudian melihat Richie yang terlihat masih membaca bukunya. Ia kemudian kembali menuliskan sesuatu dan segera melemparnya kebelakang.
Gak usah pura2 baca segala deh
Richie membacanya kemudian hendak menulis balasannya saat kemudian bel istirahat berbunyi. Richie menghentikan aktivitasnya, kemudian memasukkan buku-bukunya kedalam tas.
"Sampai jumpa minggu depan, anak-anak." Ucap Pak Sugeng tetap dengan logat Jawanya.
Kemudian semua murid berjalan keluar kelas termasuk Richie dan Anita meski dengan tujuan yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot and Cold Richie (revisi)
Fiksi RemajaAda kehangatan yang terselubung dibalik tebalnya bongkahan es. Dia sendirian, dia kesepian, mencoba bertahan dalam diam. Dia rapuh, mencoba sembuh tanpa penawar. Cinta datang, cinta menolong, cintalah sang tabib penyembuh, cintalah penawarnya.