part-9

2.8K 373 4
                                    

"Hao"

"Ada apa?" Tanya Minghao membalikkan badannya "jangan sampai sakit ya" kata yunha tersenyum getir "tak akan!" Sahut Minghao tersenyum "baiklah, aku pergi sekarang" sambung minghao berjalan keluar apartemen Yunha.

Minghao berjalan menelurusi lorong gedung apartemen yunha, dan akhirnya ia menemukan jalan keluar.

Dengan segera ia masuk kedalam taksi dan berkata kepada supir taksinya untuk kembali kealamat tadi.

Disepanjang perjalanan, Yunha terus menerus muncul dikepala minghao, rasa khawatir selalu muncul dikepalanya.. karena mungkin sudah cukup muak dihantui rasa khawatir ia menelephone hayoung

"Hayoung-ah, kau dimana?"

"Perjalanan pulang, ada apa?"

"Bisakah kau pergi ke apartemen yunha?"

"Untuk?"

"Dia sakit, aku takut dia kenapa-napa, kumohon~"

"Dia sakit? Tapi dia tadi sehat sehat saja"

"pergilah sekarang!! dia demam hayoung!"

"Ah~ baiklah... aku kesana, okey bye!"

Minghao menutup telephonennya, dan bersandar dikursi penumpang berharap Hayoung benar-benar pergi keapartemen Yunha .

----

Hayoung berjalan segera menuju apartemen yunha.
Sesampainya disana hayoung menekan bel apartemen yunha, dan keluarlah yunha dengan sweater hitam dan celana training hitamnya, tentu saja wajahnya yang memucat sekarang .

"Hayoung? Kenapa kemari?" Tanya yunha membuka pintu dan mempersilahkan hayoung untuk masuk kedalam.

"Minghao menyuruhku kemari" hayoung meletakkan tasnya lalu memegang kening yunha dengan tangannya "yang benar saja, kau sakit sekarang... sedangkan tadi kau baik baik saja" kata hayoung melepas tangannya dari kening Yunha.

"Sana masuk kamar" perintah Hayoung "akan aku buatkan teh hangat" sambungnya.

Yunha tidur dengan selimut berlapis dua yang cukup untuk menghangatkan tubuhnya, tak begitu lama hayoung masuk kedalam kamarnya membawa nampan berisi teh hangat untuk yunha .

Hayoung memberikan teh tersebut kepada yunha, bahkan ia sempat mengomel dalam beberapa kata, kritikan, nasihat, semua melayang kearah yunha sekarang.

"Kalau begini caranya, bagaimana dengan kuliahmu?!" Omel hayoung menatap yunha tajam "iya, iya eomma tiri" cibir yunha meminun tehnya perlahan.

"Kalau minghao tidak menelephoneku, bagaimana nasibmu? Hah?!" Omel hayoung lagi "iya.." yunha memutar bola matanya malas lalu meletakkan cangkir tehnya diatas bipet yang tak jauh dari situ.

"Minghao bilang apa aja padamu?" Tanya yunha membetulkan posisi duduknya "ia hanya bilang, agar aku kesini cepat, ralat! Memaksaku kesini secepat mungkin" jawab hayoung menatapku tajam "kalian ada hubungan?" Tanya hayoung, dengan cepat yunha menggeleng.

Setelah beberapa jam Hayoung menemani Yunha, akhirnya ia pulang kerumahnya...

Keesokan harinya yunha terbangun dari tidurnya "hng~Good morning" katanya sembari bangkit dari kasurnya, ia mengambil handphonennya dan melihat ada sekitar 15 pesan masuk, dan itu semua dari minghao

'Yunha! Kau sudah sembuh?'

'Apa kau belum bangun?'

'Jangan lupa sarapan, makan sayur jangan ramyun terus'

Sweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang