Bab 1.

199 9 3
                                    

Love, Eat, Pray.

Note : update siput.

Baiklah mari kita berimajinasi...
Sengaja aku update kosong biar kena jebakan.
Ini novel fantasi ke dua yang aku tulis setelah Nining The Series yang gak aku repost lagi.
Ahh sudahlah cuap2nya, selamat membaca dan cerita ini rencananya sih aku post maraton mudah2an bisa sesuai dengan rencanaku.

New York.

Grand master baru ubah aku tiga minggu sebagai vampir ketika malam itu dia pulang ke rumah sambil membopong seorang wanita, dia bergerak dengan kecepatan tinggi menuruni tangga ke bawah tanah.

Meski heran aku mengikutinya dengan perlahan, tetes darah mengotori sepanjang lantai marmer yang dilewati Grand master. Aku mengulurkan tangan untuk membuka pintu kamar untuk melihat ke dalam. Terlihat Grand master sedang menghisap darah dari leher wanita tersebut.

Gaun satin berwarna biru terang itu penuh lumpur bercampur darah, mataku bergerak melihat tangan wanita itu menggenggam pisau yang tertancap diperut. Rambut merahnya penuh daun kering topi kecil dengan bulu angsa yang dikenakannya sudah turun dekat pipinya, mata wanita itu terbelalak lalu dia bergetar hebat sebelum diam selamanya.

Grand master mencabut pisau di perut wanita malang itu lalu menggoreskan ke pergelangan tangannya. Dia mendekatkan tangan ke mulut perempuan itu, darah yang keluar membanjiri wajah dengan mata yang terbelalak itu.

"Telan! Kalau kau mau hidup!"

Terdengar suara tersedak lalu dia mulai menelan darah yang mengalir kemudian kedua tangan wanita itu mencengkram tangan Grand master dia mulai menghisap dengan rakus. Aku bersandar pada pintu menunggu Grand master menyelesaikan ritualnya.

Beberapa menit kemudian dia melepaskan pegangan tangan wanita itu. Grand master membaringkan wanita berambut merah itu.

"Bersihkan dia," ujarnya padaku.

Aku mengangguk lalu melangkah naik ke lantai dua, mengambil gaun dalam lemari di kamar Grand master. Tanpa berpikir aku menyambar satu gaun dan berjalan keluar kamar menuruni tangga masuk ke dapur seraya mengambil baskom mengisinya dengan air hangat.

Aku mencari handuk dalam nakas di dapur lalu turun ke ruang bawah tanah, wanita itu hanya sendiri ketika aku masuk. Kuletakan baskom di samping meja panjang tempat perempuan itu berbaring, gaun aku sampirkan di kursi.

Aku mengoyak gaun biru kotor yang melekat ditubuhnya, pakaian itu sudah sobek beberapa bagian depan juga bahu belakangnya. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Jika melihat dari gaun yang dia kenakan kemungkinan wanita ini bangsawan tapi kenapa Grand master mau mengubah dia menjadi vampir?

Usianya mungkin sekitar awal tiga puluh atau mungkin masih dua puluh lima? Wajahnya oval dengan kulit putih berbintik, rambut merahnya bergelombang melewati bahu dengan ikal pendek disekitar dahi, sangat cantik.

Tubuhnya langsing tinggi sekitar seratus tujuh puluh lima, membersihkan tubuh wanita ini membuat hatiku berdesir. Apakah dia punya suami? Atau anak? Sayang sekali dia tidak akan bisa menemui mereka lagi.

Aku sudah selesai merapikan gaun yang dia kenakan ketika Grand master datang.

"Tidurlah, sebentar lagi matahari terbit."

"Baik," jawabku.

Dengan berat hati aku naik ke kamar untuk tidur, biarlah, esok malam pertanyaanku akan terjawab.

***
Aku bergegas bangun dari tempat tidur ketika matahari sudah tenggelam, indra penciuman dan pendengaranku sebagai vampir sangat peka, sambil melangkah turun ke ruang makan aku mendengarkan sekeliling kastil ini, keadaannya aman para pelayan tidur di kamar masing-masing.

"Datanglah ke ruang kerja."

Suara Grand master menggema dalam kepalaku, dia menggunakan telepati. Aku berbalik memutari meja makan untuk naik ke lantai dua, lorong kamar terasa hening mencekam. Pelan aku mengetuk pintu kamar dan membuka pintu, dia duduk di sofa depan jendela yang menghadap ke arah laut.

"Sire...," sapaku.

"Wanita itu hampir mati di tangan perampok," ujarnya.

"Siapa dia?"

"Victoria Varenon De Luc."

Aku ternganga mendengar nama itu, wanita itu bukan hanya bangsawan tetapi istri dari Sang Earl.

"Apakah dia tau apa yang kau lakukan?"

Grand master bergeming, aku menghela napas pelan.

"Sire...apa yang membuatmu yakin dia akan menerima hal ini?" Tanyaku lagi.

"Wanita itu pantas untukmu."

"Sire!"

"Rayu dia, bujuk agar wanita itu mau menerima kutukan ini."

"Sire, aku menolak gagasanmu."

"Dia punya telekinesis," desisnya.

Aku tertegun, "spesifikasinya?"

"Angin, dalam wujud manusia dia bisa mengendalikan elemen udara. Bayangkan jika dia bangun nanti."

Senyum yang menghias wajah Grand master membuatku bergidik.

"Jika aku tidak mampu menjadikannya pasanganku, bagaimana?" Ujarku ragu.

Grand master melesat ke belakangku, berbisik di telinga, "buat dia jatuh cinta padamu."

Lalu dia menghilang meninggalkan aku termangu sendiri, Sire aku merasakan bahwa bencana datang dari kesalahanmu ini.


Tbc.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Vampire.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang