Part 2

3 0 0
                                    

"Hey, what's your name?"


Selesai sesi perkuliahan dengan Bu Siti -dosen ter-killer kampus ini- aku pun bergegas memasukkan alat tulis serta bukuku ke dalam tas. Saat hendak berdiri dari tempat dudukku, seorang cowok dengan rambut cepak berkulit gelap yang duduk di barisan paling depan berdiri dan berteriak dengan suara lantang.

"TEMEN-TEMEEEEEENN," teriaknya dengan suara menggema.

Sementara itu, kelas mendadak hening menyambut teriakan cowok itu, dan aku, tentu saja juga ikut memperhatikan cowok itu.

"Hehehe santai. Gua ga makan orang kok," jawab cowok berambut cepak tadi atas tatapan penasaran seisi kelas.

"Gimana kalau kita perkenalan dulu? Mumpung gak ada kuliah nih," lanjutnya.

Kemudian yang terdengar olehku selanjutnya adalah bisik-bisik seisi kelas yang membenarkan perkataan cowok tadi.

"Yaudah yuk mulai aja. Dari yang paling depan ya," perintahnya.

Mulailah satu-persatu teman-teman kelasku mulai memperkenalkan dirinya. Mungkin tidak perlu kuperkenalkan satu-persatu namanya. Nanti saja jika sudah saatnya, nama mereka akan muncul satu-persatu. Sampai pada giliran seseorang, iya, seseorang yang sudah menyelamatkanku tadi pagi, aku cukup tertarik untuk memperhatikannya saat memperkenalkan diri. Akan tetapi, belum juga dia berbicara, pintu kelasku sudah diketuk-ketuk tidak sabaran dari luar. Dia-pun mengambil inisiatif untuk membukakan pintu.

Setelah berbicara dengan orang yang mengetuk pintu tadi, dia pun kembali berdiri didepan kelas dengan percaya diri.

"Maaf temen-temen, kayaknya perkenalan kita dilanjut besok aja ya. Soalnya didepan udah ada kakak-kakak yang mau kuliah di ruangan ini," jelasnya dengan tenang.

"Yaaaahhhh..." keluh seisi kelas.

Aku pun dengan enggan berjalan keluar kelas. Bagaimana tidak, aku hampir saja mengetahui siapa nama penolongku tadi. Hampir saja. Mungkin hanya butuh tambahan waktu sepuluh detik, aku sudah mengetahui nama cowok itu. Dengan wajah yang memberengut dan ditekuk, aku terus berjalan menyusuri koridor kampus tanpa memperhatikan siapa orang yang berpapasan denganku. Kemudian, untuk yang kedua kalinya dalam hari ini accident happens. Aku bertubrukan dengan punggung seseorang yang tengah berjalan didepanku hingga membuat orang tersebut jatuh tersungkur ke depan.

"Eh eh maaf banget yaa. Aduh gue gak liat tadi kalo ada orang," tuturku dengan rasa bersalah yang amat sangat pada orang yang masih dalam keadaan tersungkur didepanku.

Aku pun berjalan mendahuluinya dan hendak membantunya untuk berdiri.

Sesaat tanganku menggapai tangannya dan membantunya berdiri, handphoneku berbunyi pertanda ada yang menelepon. Tanpa pamit, aku langsung saja mengangkat teleponnya.

"Halo, Assalamualaikum, kak. Ada apa?" Tanyaku sopan pada penelepon diseberang sana yang tak lain tak bukan adalah kakak yang kemungkinan empat tahun kedepan akan menjadi kakak kosanku

"Waalaikumsalah warahmatullah, kamu masih lama dikampus gak? Soalnya dirumah gak ada orang nih dan kakak mau pergi. Ada urusan sebentar," jelas kak Lili.

"Oh engga kak. Ini lagi di jalan pulang kok. Tunggu sebentar ya kak. Atau kakak bisa pergi aja gapapa kok aku udah deket," jawabku disela sela perjalananku menuju kosan.

"Okedeh. Kakak pergi dulu ya. Baik-baik di kosan. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam warahmatullah."

Walaupun ditinggal sendirian, aku lebih lega rasanya karena aku belum terlalu akrab dengan kakak-kakak di kosanku. Aku mempercepat langkahku agar segera sampai di kost sesuai permintaan Kak Lili. Sesaat kemudian aku menghentikan langkahku dan menyadari kebodohanku. Aku belum mengetahui nama malaikat penolongku dan wajah orang yang kutabrak tadi. Akupun terus merutuki kebodohanku sepanjang perjalanan pulang dan sepanjang sisa hari ini.

Malam harinya, grup chat kelas baruku di whatsapp mulai ramai oleh pembicaraan-pembicaraan tidak jelas. Karena masih belum mengenal satu sama lainnya dengan akrab, aku pun hanya membuka tutup aplikasi whatsapp tanpa benar-benar membaca grup chatnya. Bosan membuka tutup aplikasi whatsapp, aku mengecek notifikasi Line dan membalas chat yang masuk ke hp ku. Setelahnya langsung ku cari nama seseorang dan mengetik pesan untuknya dan menceritakan hariku.

me : Eh eh gw masa tadi kesiangan dan telat

Bila : Hah

me : Gua ngomongnya jelas kali njir

Bila : Hehe maksudnya gua kaget. Trus gimana?

me : Ya gua lari-larian lah ke kampus, sampe nangga ke kelas saking ramenya antrian lift

Bila : Yaampun kasian

me : Trus masa kan gua hampir jatoh ya ditangga, eh ada yang nolongin

Bila : ahay cowo/cewe?

me : cowo. temen sekelas gua ternyata

Bila : trus namanya siapa?

me : pas mau perkenalan giliran dia, tiba-tiba ada senior yang mau belajar di ruangan gua

Bila : -_-

me : DAN GUA BELOM TAU NAMANYA

.....

Kemudian, setelah saling bercerita ini dan itu, aku pun tanpa sadar tertidur dengan hp masih dalam genggaman tangan. Aku tertidur dengan membawa rasa penasaran akan nama malaikat penolongku.

*****

haaaiii <3
updatenya segini dulu yaa. next time dilanjutin.
jangan lupa komen dan vote^^

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang