Membuka loker lalu aku mengernyit. Terpampang sebuah coklat batang dengan diberi pita pink. Dan tak lupa secarik surat yang tertinggal.
Selamat menikmati
Kuharap manismu tak berubah setelah memakan coklat ini
Karena aku masih ingin melihat senyummu yang indah
Seperti pagi inixx.
Siapa yang mengirim?
Kutoleh di sekitarku tak ada sesuatu yang mencurugakan. Lalu dengan susah aku mengapit coklat di samping lenganku dan menutup loker dan bergegas pergi menuju lapangan.
Dan kurasa ada yang menarikku masuk kedalam mobil tanpa pamrih dan langsung menutup pintu. Menjalankan mobil secara perlahan.
Kutengok ke sebelah dan mataku membelak dengan apa yang kulihat.
Kau?
Bukannya dia di uks?
Yang ditatap hanya cengengesan dengan wajah tak berdosa. Memberikan cengiran lebarnya dengan bangga kearah sampingnya.
"Bukannya lo sakit?"
"Memang" jawab dion cepat.
"Mengendarai mobil dengan keadaan sakit seperti ini? Lo gila? Oh, gue lupa lo mungkin sudah gila." Jawabku acuh.
"Hey dengar, gue disini karena aku sudah lumayan sehat. Gue bosan dengan berada di tempat itu. Dan, apa tadi lo bilang? Gue gila? Hey, seharusnya lo yang gila."
"Hah, gimana ceritanya lo menuduh gue gila? Oke, jangan bahas masalah gila atau apalah itu. Dan masalahnya sekarang, lo mau bawa gue kemana? Hah?"
"Ke ujung ajal"
Seketika aku melotot mendengar ucapannya. Bisa bisanya dia bilang seperti itu. Di depanku! Astg.
"Haha, wajah lo jangan gitu amat kali.biasa aja. Gue mau bawa lo ke suatu tempat sebagai ucapa terima kasih gue ke lo. Okeh? Oke wae lah?"
Waras mas?
Siapa yang tanya siapa yang jawab
Selama perjalanan keheningan menyelimuti dan selama perjalanan itu pula kami memikirkan diri masing masing.
* * * * * * * *
"Ini beneran tempatnya?"
"Iyalah, dimana lagi?"
"Lo ga lagi ngantuk kan?"
"Ya enggak lah, ayo masuk?!"
"Tapi ak-"
"Udah, ayo. Pasti seru. Keren deh."
Dan sepertinya aku tak bisa mempercayai omongannya yang terakhir begitu sampai di tempat tujuan.
Dengan apa yang kutatap sekarang jauh dari kata 'keren' tadi. Dimana kerennya coba orang yang didepan ini sebuah bangunan tua? Yang bener aja. Tanda peringatan naik di siaga satu
Aku melangkah dengan pelan dengan tuntunan dion. Seolah olah tak tersirat hal aneh, dion berjalan santai. Sedangkan aku meringkuk di belakangnya sambil memegang erat seragam yang digunakan.
"Dionn...
"Apasih"
"Ini tempat apa?"
"Tempat gue bersenang senang"
Seketika bulu kudukku merinding seolah perkataan tadi sangat menusuk. Ya memang perkataan dion sangat, biar kuulangi SANGAT menusuk Dan sekarang aku tengah memikirkan apa yang dilakukan seorang dion di tempat menyeramkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis
HumorHey! Siapa yang ingin hidup sengsara? Kirana Dewi Alexandra, adalah seorang ketua osis yang tegas dan berwibawa. Tetapi tak disangka setelah kedatangan makhluk yang ia sebut 'pembawa sial' berhasil mengacaukan harinya. Dion Sastro Devano, adalah mur...