Bagian IV : Siapa dia?

1.2K 232 18
                                    


Samar, aku mengingat namanya.

Kim Kurniawan.

Aku yakin tak mengenal siapapun dengan nama itu.

Jadi, siapa dia?

-----00000-----

Pemuda berambut hitam kelam dengan raut wajah baby face untuk ukuran pemuda seusianya itu mengerjap kaget saat sepasang manik hazel itu terbuka untuk sesaat. Menatapnya-ralat, menatap nametag nya- lalu kemudian kembali terpejam.

Bibir pucat yang nampak kering itu menggumam tak jelas. Wajah cantik gadis itu, yang kini tampak menyedihkan di matanya, terlihat tak tenang. Seolah dalam tidurnya, dia melihat sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.

Kim, dokter muda berusia 28 tahun yang selalu disangka remaja dengan usia awal 20-an karena penampilannya yang tampak awet muda dari usia aslinya ini sudah banyak menangani pasien dengan berbagai keluhan dan kondisi sebelumnya, tapi belum pernah yang se-menyedihkan gadis berambut cokelat ini.

Meminum cairan pembersih? Itu cara paling bodoh yang Kim ketahui. Bahkan dalam dunia kedokteran, itu cara bunuh diri yang ceroboh sekali.

Saat gadis itu dibawa ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD) tempatnya bertugas, kondisinya sangat buruk. Tubuhnya kaku dengan posisi mengejang. Manik hazel-nya membuka, menahan kesakitan yang menderas tubuhnya. Dari mulutnya mengalir busa dan darah. Sekilas melihat, Kim memprediksi gadis ini keracunan bahan kimia berbahaya.

Awalnya dokter muda itu mengira gadis cantik ini keracunan makanan. Tapi saat diperiksa lebih lanjut ternyata gadis itu menenggak cairan pembersih toilet! Cairan kimia keras yang sama sekali tidak boleh terserap masuk ke dalam tubuh manusia walau hanya setetes.

Berbagai tindakan langsung dilakukan untuk menetralisir kerja bahan kimia yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuhnya. Bahkan saat diberikan susu -karena protein susu berguna untuk menetralisir senyawa jahat dari racun- untuk membersihkan mulutnya, gadis itu justru muntah darah.

Keadaan gadis ini benar-benar parah...

Bersama para asisten medisnya, Dokter Kim segera membawa gadis ini ke Intensive Care Unit (ICU). Berbagai peralatan langsung dipasang di tubuh gadis itu untuk memantau keadaannya. Dan Kim tahu satu hal, setiap menit kondisi gadis ini menurun dratis.

Pendarahan di lambungnya adalah yang paling parah. Lambung gadis itu rusak, seberapa parah Kim belum tahu. Yang jelas bukan kerusakan yang ringan melihat kondisi gadis itu yang begitu kesakitan.

Menit demi menit berlalu dengan begitu cepat. Kim harus mengambil sesuatu dari ruang kerjanya. Karena itu dia sempatkan keluar dari ruangan tersebut.

Seorang gadis menahan langkahnya. Gadis yang sama yang membawa pasien itu ke rumah sakit. Gadis berkacamata itu menangis tiada henti. Beberapa kali meraung histeris. Tampaknya dia teman karib dari pasien yang terbaring di ruangan itu.

Gadis itu menanyakan kondisi temannya. Kim menjawabnya jujur bahwa gadis di ruang ICU itu dalam keadaan kritis karena pendarahan di lambungnya. Seketika itu juga tubuh gadis tersebut luruh, seolah tak lagi memiliki kekuatan.

Saat Kim kembali masuk ke dalam ruangan, alat deteksi denyut jantung dan nadi sudah berada di ambang batas. Itu artinya mereka akan kehilangan gadis itu selamanya jika tidak melakukan tindakan cepat.

Kim tahu, segala tindakannya kini diburu oleh waktu. Terlambat semenit saja, semua akan menjadi berbeda.

------00000------

"Bi, tolong rapikan kamar saya. Barang-barang yang di atas nakas, buang aja." Al sejenak berhenti, memberikan perintah pada asisten rumah tangga yang sudah lama mengabdi pada keluarganya.

A Gift From GOD ( AL/YUKI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang