"Faye, kamu mau kemana lagi?"
Ucapan itu langsung membuat jantungku berdetak lebih kencang. Ketika aku mendongakkan kepalaku, pria itu sudah berdiri di depanku.
Dia masih terlihat menawan seperti biasanya. Meskipun wajahnya terlihat lelah -yang aku asumsi dari sifatnya yang suka kerja gila-gilaan- dan 5-o clock shadow yang semakin mepertegas wajahnya yang manly.
Ya, Alfiesarz Koh, pria asal Singapura yang masih berstatus suamiku dan juga ayah dari putri kecilku, Allie.
Masih teringat jelas ketika saat usia kandunganku memasuki bulan ke delapan, Al tiba-tiba saja berkata, "Faye, aku pengen anak kita awal namanya A, biar samaan dengan aku. Boleh ya?"
"Loh. Kenapa ga N saja? Ga adil. Disini aku paling susah lo, sembilan bulan mengandung dia," protesku yang disusul oleh tawa renyah khas Al.
"Gimana kalau nama tengahnya pakai nama kamu saja? Aku selalu suka nama tengah kamu," rayunya sambil mengelus perut buncitku yang kian hari semakin membesar.
"Tetep saja, semua orang akan lebih mengenal dia dengan nama depannya."
"Tapi kan aku panggil kamu dengan nama tengahmu, Faye," bisiknya di telingaku dan kemudian dia sudah mendaratkan satu ciuman panjang di bibirku. Khas Al, selalu tiba-tiba kalau sudah menyangkut skinship namun aku menyukainya.
Dan dari situlah kami menamai putri kecil kami, Aleta Fayme Koh. Aleta yang berarti gadis bersayap, menandakan dia adalah bidadari di keluarga kecil kami. Fayme diambil dari nama lengkapku, Natalie Fayme Kim sesuai janji Al. Sementara Koh adalah nama keluarga Al, yang masih keturunan chinese, yang juga merupakan populasi etnik terbesar di negara ini.
"Kamu kerja disini?" tanya Al dengan nada marah yang membuyarkan kenangan manis di ingatanku beberapa bulan lalu.
Aku memilih untuk mengabaikannya dan langsung berjalan ke arah meja lain untuk mencatat pesanan. Aku bingung, aku tidak tahu kenapa Al bisa tahu aku bekerja disini. Bahkan aku belum genap seminggu aku bekerja di tempat bar ini.
Baru saja aku hendak berbalik setelah selesai mencatat pesanan, tiba-tiba kurasakan ada tangan gatal yang memegang dan mengelus pelan bokongku. Aku tahu konsekuensi bekerja di tempat malam disini adalah banyak sekali tamu yang kurang ajar dan bisa melakukan pelecehan kapanpun, namun aku tidak menyangka secepat ini sudah akan menjadi korbannya.
Aku tersenyum, dengan terpaksa dan berniat untuk menahan tangan bejat tersebut untuk tidak menyentuhku lebih lanjut. Mendadak tubuhku ditarik dan yang aku tahu adalah aku sudah berada di balik punggung Al, dan Al sudah menghajar tamu-tamu di meja tersebut meskipun yang melakukan tindakan tersebut hanyalah satu orang.
Untuk sesaat aku hanya berlindung di balik Al karena aku takut dan Al hanya kembali melawan ketiga tamu sialan itu. Tidak lama, bouncer dan manager bar sudah tiba dan kami semua dipaksa keluar dari bar terebut, tidak terkecuali untuk diriku.
"Take these and no need to work anymore!"
Aku hanya bisa pasrah mendengarnya dan memungut uang pecahan 50 dollar tersebut di lantai. Mungkin ini akan cukup untuk membuatku bertahan selama beberapa hari.
"Kamu masih mau mengambilnya?" hardiknya yang langsung membuatku melotot ke arahnya.
"Ini uang! Dan ini hasil kerjaku selama 4 hari terakhir ini," balasku dengan suara yang tak kalah keras darinya.
"So you guys are couple? You are banging this bitch?"
Sialan, pria tua itu selain bejat memang tidak ada etikanya. Baru saja aku melepas sepatu hak tinggiku untuk kulempar ke arahnya, Al sudah kembali menerjang pria tersebut dengan membabi buta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Love (OneShot Collection)
RomanceBerisi kumpulan cerita pendek bertema romance yang ditulis penuh cinta oleh TheJenne :P Beberapa cerita pendek lainnya adalah spin-off dari Head Over Heels for You, Doctor (Completed), dan juga Ex with Benefits (Ongoing). Enjoy!