Jimin terburu-buru, langkahnya tergesa hampir berlari. Beberapa kali meminta maa pada beberapa orag yang tidak sengaja hampir ia tabrak. Pagi itu, merupakan pagi yang buruk untuk seorang Jimin! Bagaimana tidak? Semalaman dia tidak tidur untuk mengerjakan tugas, dan kemudian ada pengumuman bahwa tugas itu harus dikumpulkan jam 6 pagi padahal seharusnya tugas itu dikumpulkan sore nanti.
Tidak tahu berapa sumpah serapah yang sudah keluar dari mulut Jimin, yang dia tau sekarang dia harus berlari secepat mungkin utuk mengumpulkan tugas terkutuk ini tepat waktu. Hanya sekedar informasi, terlambar mengumpulkan satu menit saja maka tugasmu tidak aka diterima.
Jimin menyadari sosok yang dia kenal, sama tergesanya, berlari di depannya. Lebih brutal dari lari Jimin, bahkan orang itu tidak peduli dengan beberapa orang hampir jatuh karena dia tabrak. Tapi orang itu seaka tidak peduli dan terus berlari, seakan tugas itu adalah hidup dan matinya. Well, memang bisa dibilang tugas itu adalah hidup dan mati mereka.
"Taehyung-ah!" teriak Jimin, ternyata berteriak disela larinya membuat nafasnya tercekat. Jimin baru menyadari bahwa usianya sudah tidak bisa berbohong.
"Kim Taehyung, tunggu aku!" teriak Jimin lagi, kali ini lebih keras.
"Lari lebih cepat Jim!" balas Taehyung, tidak mau mengurangi kecepatan larinya. "Kita hampir terlambat!" sambung Taehyung. Jimin mengumpat, kenapa juga dia harus menghadapi pagi seperti ini.
Tak bisa berbuat apa-apa lagi,Jimin hanya mempercepat larinya. Mengikuti Taehyung yang ada di depanya. Keduanya memelankan larinya mereka ketika melihat deretan antrian panjang di depan pintu. Jimin bisa melihat wajah-wajah mengatuk dan kesal. Sepertinya mereka semua tidak sempat tidur gara-gara mengumpulkan tugas terkutuk ini
"Tidak terlambt kan?" tanya Jimin terengah, mencoba mengembalikan nafasnya agar kembali teratur.
"Yah... tidak terlambat." Kata Taehyung, nafasya pendek, kedunya mencoba utuk mgatur nfas mereka sampai seorang gadis dengan rambut panjang yang diikat satu berkata keras pada mereka.
"Kumpulkan padaku, dan silahkan mengantri untuk absensi." Jimin dan Taehyung mengumpulkan tugas mereka. Jimin sedikit khawatir karena tugasnya yang tidak begitu maksimal, namun kekhawatira itu sedikit pudar ketika Taehyung berbisik padanya dan mengatakan bahwa setengah dari tugasya dia dapat dari internet.
Jimin dan Taehynug adalah dua orang paling belakang, keduanya sedang mengobrol asyik. Yang penting tugas sudah dikumpulkan, sisanya gampang saja. Jimin tidak tau bahwa seorang gadis sedari tadi memerhatikanya lekat-lekt, seakan tidak suka karena Jimin dan taehyung yang mengobrol terlalu keras. Bagi gadis itu, tidak seharusnya mereka mengobrol disaat seperti ini.
"Siapa nama kalian?" taya gadis itu, memerhatikan Jimin dan Taehyung lekat, tatapan itu menunjukkan bahwa dia tak suka pada Jimin dan Taehyung.
"Kim Taehyung, Park Jimin." Taehyung menunjuk dirinya sendiri kemudian menunjuk Jimin yang ada di belakangnya
"Bagaimana jika aku anggap kalian tidak masuk?" tanya gadis itu sengak, tidak terseyum, dan menatap lurus pada Taehyung dan Jimin yang kini kebingungan menatap gadis itu. Jimin dan Taehyung tau jelas bahwa gadis itu ketua kelas.
"Kenapa begitu, ketua kelas?" tanya Jimin protes.
"Kami tidak terlambat mengumpulkan tugasnya. Kenapa dianggap tidak masuk?!" kali ini Taehyung yang bicara, suara beratnya terdengar lebih tinggi kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES
FanfictionMEMORIES | JIMIN, OC, BTS | SAD, ROMANCE, NC | JIMIN AND OC, DON'T LIKE - DON'T READ | Ketika kelebihan berubah menjadi kekuranganmu. Mampukah kenangan menjadi ikatan bagi kita berdua? Park Gyuri, gadis dengan kecerdasan di atas rata-rata, memiliki...