HUJAN DAN KITA 40

1.6K 44 4
                                    

Wisnu mulai kritis, ia koma selepas kemoterapi kemarin. Tidak sadarkan diri, dan seketika ruang tunggu depan Kamar rawat wisnu, berubah menjadi isak tangis yg luar biasa.

Geraldi, Salwa, Tata(ibu wisnu, dan Atma(ayah wisnu), serta keluarga besar wisnu hanya berpasrah diri. Dokter yg selama ini menangani nya sudah berada didalam sejak tadi.

"Sus, tolong ambil alat"pinta dokter didalam.

Dokter segera memeriksa wisnu dan melihat dan mendeteksi detak jantung nya.

(Dokter menggeleng parau)

"Suster, Tolong panggil seluruh keluarga wisnu"Pintanya kembali.

Kemudian suster itu keluar, menemui keluarga besar wisnu serta Salwa.

"Keluarga wisnu?"Panggil nya dari sudut pintu yg ia buka.

"Saya sus"Isak tangis berhenti sesaat.

"Keluarga wisnu harap memasuki ruangan"Perintah suster.

Geraldi, Salwa, Tata, Atma serta keluarga yg lain memasuki Ruangan rawat wisnu.

"Wisnu..."Tata memaggil, lirih.

"Bu Tata, wisnu sudah benar-benar kritis. Iya akan sadar sebentar, saya sudah prediksi, 3menit lagi"ujar dokter separuh menghela nafas.

Semua hanya mengangguk pelan.

Kemudian tak lama Wisnu benar, dia sadarkan diri.

"Ma-"erang wisnu memanggil mamanya.

"Iyaa sayang, mama disini wisnu kuat yaa, wisnu sayang mama kan? Sayang kita semua kan?"Menahan airmatanya.

"Ma, Wis-nu min-ta ma-af, wis-nu sa-yang ma-ma"Ujar wisnu terbata-bata.

"Iyaa sayang, kamu anak baik, mama sayang kamu juga, wisnu kuat kan, kita pulang sayang"Sahutnya parau.

"Wis-nu pu-lang ko"wisnu tersenyum.

Tata memeluk wisnu dengan kasih sayangnya.

"Ma, Su-rat da-n ge-lang ke-marin. To-long sa-mpe-in ke-yu-na ma-, wis-nu sa-yang di-"tiba-tiba alat pendeteksi jantung itu berbunyi panjang.
Tuuuuuuuttttttttt

Dokter dan suster segera mengambil alih, Keluarga Wisnu segera melipir.
Tata hanya memeluk suaminya Atma, dan terus menangis untuk anak bungsunya itu.

"Dok, tolong anak saya, saya gakmau dia pergi dok. Tolong"pinta tata lirih.

Dokter hanya menggeleng perlahan. Mengartikan bahwa wisnu memang sudah tidak tertolong.

"Maaf bu, Tuhan berkehendak lain. Wisnu tidak bisa kami selamatkan, maaf bu"Ujarnya dokter berusaha menguatkan.

Suster-suster yg mendampingi dokter tersebut sudah menutupi wajah wisnu dengan selimut wisnu yg sedang ia kenakan.

"Wisnu..."tangis tata pecah.

Semua menangis.

***

📞 Yuna
"Hallo je? Lo dimana gue didepan gerbang cepet"

📞 Jefry
"Iya hallo? Iya tunggu bentar. Inget yaa berdua aja dan ikutin semua ucapan gue"

📞 Yuna
"Iya, cepet mau ujan ni"

Sambungan terputus.

Yuna menunggu jefry yg masih berada didalam kelas, yuna gelisah, tidak sabar ingin bertemu wisnu dan mengatakan sejujur nya. Ia berdiri dipos Pak ngadiman dan bersandar bahu. Menunggu Jefry yg sudah lama dinanti.

"Neng Yuna? Nunggu siapa? Gak dijemput kakanya?"Tanya pak ngadiman.

"Eh, bapak. Duh bikin saya jantungan deh, Iya pak saya mau pergi sama jefry"ujar Yuna tergesa-gesa.

"Jefry? Emang wisnu kemana neng? Hehe maaf ya neng, abis keliatan nya neng yuna gelisah gitu"Sahut pak ngadiman santai.

"Eh, Iya gpp ko pak"senyum sesaat.
"Tuh jefry. Pak saya duluan ya. Misi"Ujar yuna berpamit.

Pak ngadiman hanya terseyum kikuk sedikit membungkuk kan kepalanya seolah mempersilahkan mereka pergi dari post itu.

Chapter ini agak mendadak. Sumpah gaboong😂 Lagi nulis yg baru soalnya jadi imajinasi kebagi dua. Yah semoga si nyambung yak wkwk. Eh dibaca juga TALI SEPATU(ABU-ABU) Itu real loh, cerita benera kehidupan Author. Yah jd curhat wkwk, yaudah pokoe Vote and Comment ditunggu.

Seeyou!😍

HUJAN DAN KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang