8. Jacob?

100 3 1
                                    

-Khadijah POV-

Saat kejadian di cafe kemarin, aku mulai curiga dengan Zio. Namun, tak sepantasnya aku berprasangka buruk terhadap calon suamiku.

3 hari lagi kami akan melaksanakan acara sakral yang selama ini kami impikan. Menikah dan memiliki keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah mungkin adalah satu-satunya jalan yang dapat membuat hidupku bahagia.

Hari ini Zio mengajakku ke sebuah rumah yang telah ia persiapkan dari dulu untuk kami. Aku tak menyangka dia sudah mempersiapkannya seakan dia mengetahui takdir hidupnya sendiri.

"Sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang.." panggil Zio dari dapur.

"Ada apa?" sahutku dari ruang keluarga.

"Apa kau suka rumah ini? Kalau tidak aku akan persiapkan rumah lain untuk kita."

"Aku suka kok tempat ini. Design ruangannya elegan. Aku suka." jawabku sambil tersenyum.

*3 hari kemudian*

Saat aku berjalan di sebuah lorong bawah tanah tempat dimana aku dan Zio menguji kekuatan kami saat kecil dulu, aku mendengar sesuatu memanggilku ntah dari mana asalnya.

"Khadijah.. Kau kah itu?"

Spontan aku merasa kaget mendengar suara itu.

"Siapa disana?!" tanyaku panik.

Seseorang keluar dengan wajah yang misterius.

"Kau tak lagi mengenal suaraku, Dija?"

"Jacob? Apa itu kau Jacob?" perlahan aku mendekatinya agar aku bisa lebih jelas melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jacob? Apa itu kau Jacob?" perlahan aku mendekatinya agar aku bisa lebih jelas melihatnya. "Tidak. Kau bukan Jacob. Jacob sudah meninggal." sambungku.

Dengan langkah yang lamban namun pasti ia datang mendekatiku. Saat wajahnya tersentuh oleh sinar matahari, aku sangat sangat tak percaya dengan apa yg aku lihat.

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang