"Kemarin dari mana saja kau? Mengapa aku menelpone di sore hari kau tak mengangkatnya?" Tanya Nath yang sedang makan siang bersama dengan Keira di food street.
"Oh itu, ponsel ku dalam mode diam jadi aku tidak mendengarnya. Lagi pula kemarin aku bermain ke panti asuhan sampai malam hari, jadi aku sama sekali tidak memikirkan ponsel." Jelas Keira sambil memakan burittonya lahap.
"Panti asuhan?" Tanya Nath tak mengerti.
"Kemarin aku bertemu dengan Kenan di kantor dad. Lalu kami makan siang bersama. Setelah itu kami pergi pergi ke panti asuhan." Ujar Keira tanpa berpikir bahwa Nath akan marah nantinya, "kau tahu Nath? Anak-anak di sana sangat menyenangkan. Aku dan para anak perempuan menceritakan tentang princess favorite kami. Aku seperti kembali ke masa kecil." Cerita Keira dengan tawa yang mengembang di wajah cantiknya.
"Mulai menghabiskan waktu dengan pria itu huh?" Tanya Nath dengan kilatan kemarahan di matanya.
Keira menatap Nath tak percaya. Pria itu langsung marah ketika ia berkata jujur. Oh come on itu sangat menjijikan!, batin Keira.
"Nathanial, please don't be childish..." Keira mencoba untuk tetap tenang karena ia tidak ingin bertengkar.
"Kalian makan siang bersama, lalu pergi bersama. Setelah itu apa yang akan kau lakukan dengannya lagi?! Menonton bioskop bersama?! Kencan bersama?! Dan setelah itu kau pergi meninggalkan aku!"
Keira menggeleng tak percaya. Belum genap satu tahun mereka menjalin hubungan, dan Nath sudah seperti ini?
"Aku hanya makan siang dengannya lalu pergi ke panti asuhan itu, lalu apa yang salah? Tidak ada yang aku tutupi dari mu." Keira mencoba menjelaskan ke Nath.
"Jelas salah Keira! Mungkin kemarin kau hanya makan siang lalu selanjutnya apa yang akan terjadi?! Kau yang jangan bersikap kanak-kanak! Seharusnya kau menghargai aku sebagai kekasih mu!"
Keira benar-benar tak habis pikir. Ia membanting burittonya begitu saja, memgambil tasnya lalu berdiri dari kursinya,
"Hentikan omong kosong mu itu!" Ujar Keira dengan menahan amarahnya lalu pergi meninggalkan Nath begitu saja.
"Shit! Mother f*cker!" Nath menendang kaki meja kesal.
Nath benar-benar tersulut emosi ketika tahu Keira menghabiskan waktu dengan Kenan. Mungkin karena ia tahu ia bagaikan langit dan bumi dengan Kenan sehingga Nath begitu cemburu dan takut Keira jatuh ke pelukan Kenan.
***
Sheana menghempaskan tubuhnya keranjang empuk itu. Seharian hanya di hotel ternyata cukup membosankan bagi dirinya yang biasanya bekerja dari pagi hingga malam.
Sheana dari tadi hanya menonton tv, lalu jika bosan memandangi pemandangan dari jendela, jika sudah bosan lagi kembali menonton tv. Hanya itu yang ia bisa lakukan di kamar hotel yang luas ini.
Sheana akan berbicara pada Danial bahwa ia tidak bisa lama-lama diam seperti ini. Lagi pula mau berapa lama ia di sini? Semakin lama tentu Danial akan mengeluarkan uang untuk membiayainya semakin besar.
Ponsel Sheana berdiring, ia segera mengambilnya. Tangannya langsung lemas ketika melihat nama ayahnya di layar ponselnya. Ia bimbang apakah ia harus mengangkat telpone ayahnya atau tidak?
Bagaimana jika ayahnya dalam bahaya?! Dengan tangan gematar Sheana menyetuh tombol hijau di layar ponselnya.
"Ha...hallo." Tidak di pungkiri Sheana begitu gugup.
"Sheana tolong ayah nak! Mereka mendatangi rumah kita!" Ujar Max dengan suara panik dari ujung sana.
"Ayah... Ayah!" Sheana mencoba memanggil ayahnya, "tolong katakan ada apa dengan jelas." Jantung Sheana berdegup kencang, cobaan apa yang akan ia lalui?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Equino
Random-sequel of 'Mon Amour'- kau datang bagai hujan dikala kemarau kau sirami tanah tandus tak bertuan... kau datang bagai sinar di kegelapan mengusir seonggok bayangan yang menakutkan... kau datang dan mengingatkan jika masih ada hati yang ku kira suda...