KARENZA diam-diam menikmati gemuruh adrenalinnya saat ujian. Dia menikmati suara detik jarum jam yang teratur berpacu dengan detak jantungnya. Dia menikmati keheningan yang bersaing dengan ketergesaan.
Namun , sudah dua menit ini konsentrasinya terpecah. Kakak kelas yang duduk disebelahnya terus menggoyangkan badan. Cowok tampan itu terlihat gelisah dan lama kelamaan wajahnya semakin memerah. Karenza kesal. Usaha terakhirnya untuk fokus sudah bubar.
"Lo kenapa sih? " tanya Karenza ketus.
Cowok itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Dia malah membungkam mulutnya dengan tangan kanannya seakan menahan sesuatu yang memaksanya keluar.
" Misi gue mau ke toilet." Cowok itu bangkit dari duduknya tanpa mempedulikan pertanyaan Karenza tadi.
Karenza makin kesal , tapi lantas memiringkan tubuhnya memberi jalan. Tapi......
"Hhhhhoekkkkkk..... " Cowok keren itu mengeluarkan isi perutnya tepat disebelah meja Karenza.
Kontan Karenza berdiri dari duduknya , berusaha supaya terhindar dari cairan lengket yang keluar dari perut cowok itu. Karenza melihat kakinya, ada percikan muntah dibetisnya. Mendadak dia mual. Karenza menutup matanya , mencoba mengusir rasa jijiknya , berusaha mencari suara detik jam yang membuatnya tenang. Tapi yang didengarnya adalah suara muntahan lagi , suara ribut teman-temannya dan suara samar guru datang mendekat.
Karenza tidak bisa menahan lagi. Terdengar suara muntah lagi , kali ini Karenza menahan nafasnya , sekaligus menahan mual dan marah. Cowok ini sudah berhasil membuat rusak harinya!
Kira kira satu jam sebelumnya....
HARAP TENANG ADA UJIAN!
Tulisan itu terpampang di mading SMP Galapagos. Minggu ini para siswa memang akan menempuh ujian. Saat berangkat tadi , Karenza meminta Kak Raihan untuk lebih cepat karena Karenza belum tahu ruangan ujiannya.
Karenza mengeluarkan kartu ujian. Ruang 04 tertulis di kartu itu. Karenza menemukan ruangan di lantai dua tersebut tanpa kesulitan karena letaknya dekat dengan tangga. Di ruang itu siswa - siswa lain sudah hadir. Karenza melihat denah tempat duduk yang tertempel di pintu masuk. Dari denah tersebut Karenza bisa tahu bahwa pada ujian kali ini , dua puluh absen pertama kelas Karenza dipasangkan dengan dua puluh absen pertama kelas IIX.B.
Karenza menghela nafas kecewa. Harapannya untuk satu ruangan dengan Kak Alvaro pupus sudah.
"Za, jangan pelit pelit dong nanti. Bagi - bagilah jawabannya.' Sapa Davin saat Karenza memasuki ruangan.
Karenza hanya menjawab dengan senyuman. "Gue duduk dimana ya?"
"Lo duduk depan gue za " sambar Jeremy yang duduk di meja ketiga , barisan pertama dari pintu masuk ruangan.
Karenza langsung menuju tempat duduk yang ditunjuk oleh Jeremy. Di meja itu sudah tertempel nomer peserta ujian. Tapi , siapa senior yang selama seminggu ini akan duduk satu meja dengannya? Karenza penasaran dan langsung melihat nomer peserta yang ada diujung mejanya.
"Karenzaaaaaaaa!" Maura datang dengan hebohnya.
Karenza yang sedang duduk di kursinya hanya bisa memasang ekspresi bingung melihat sikap Maura. "Kenapa ra?"
"Aaaaahhh gue seneng. Seminggu ini kita satu ruangan sama kelas IIX.B . Ada kemungkinan kita satu ruangan sama Kak Jovan. Wah, lancar deh nih ujian kalau satu ruangan sama cowo ganteng macam dia"
"Jadi sekarang lo berpindah ke lain hati nih? Nggak suka sama Kak Raihan lagi?" Karenza menatap Maura dengan tatapan seolah menyelidik.
"Abisnya Kak Raihan itu nyuekin gue mulu sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dare To Fall In Love ?
Подростковая литератураBagi , Karenza hidup terbaik adalah hidup tenang. Setenang kelas saat ujian sekolah. Setenang hidup keluarganya waktu ayahnya belum dikejar utang. Setenang hatinya waktu naksir kakak kelasnya diam-diam. Tapi, sejak kenal Jovan , hidup Karenza mendad...