Prolog

388 34 16
                                    


06.50 am

"Ya Tuhan, mampus gue!" seru gadis cantik itu yang sedari tadi terus mengulang kata-kata yang sama sembari menepuk dahi lebarnya yang bercucuran keringat. Dan setelah itu ia menggaruk-garuk kepalanya yang gatal karena keringat, sehingga rambutnya yang dikuncir asal-asalan semakin semrawut. Terus seperti itu, sejak lima menit yang lalu. Bahkan ia benar-benar terlihat berantakan untuk menjadi seorang siswi SMA pada umumnya yang akan berangkat ke sekolah. Tapi yang jelas, sekarang ia bahkan terlihat acuh tak acuh pada penampilannya.

Karena, yang terpenting baginya sekarang adalah bagaimana caranya agar tidak terlambat ke sekolah. Apalagi sekarang adalah hari Senin, artinya ada upacara bendera pagi ini. Dan setiap upacara, guru yang menjaga gerbang biasanya adalah Bu Ummi; guru paling killer
seantero SMA Nusa, bahkan mendapat predikat sebagai 'The Dangerous Teacher' dari semua murid yang pernah bersekolah di sini. Membayangkan dirinya yang akan diberi hukuman oleh Bu Ummi membuatnya bergidik ngeri sambil memejamkan mata.

"Neng, cakep-cakep kok gila, sih? Sayang atuh neng. Padahal tadi rencananya mau saya jadiin calon istri," kata tukang ojek yang sedang menambal ban motornya.

Dan sontak saja bila perkataan tukang ojek tadi berhasil memancing amarah dari gadis cantik itu."Eh, mang, kalau mau ngomong dipikir dulu, jangan asal!" kata gadis cantik siswi SMA Nusa itu penuh emosi. Ia menghela napas,"Mendingan saya jalan kaki aja daripada nunggu ban sepeda motornya selesai ditambal!" Gadis itu pergi meninggalkan tukang ojek yang berteriak meminta bayaran ngojeknya yang hanya sampai setengah jalan."Neng, bayar dulu. Jangan kabur!"

"Sorry, ngutang dulu. Makanya kalau mau ngojek, benerin dulu tuh motornya!" ia berteriak kepada tukang ojek yang sudah berada jauh darinya. Sambil tertawa puas ia berlari menuju pertigaan jalan. Dalam hatinya ia berharap agar nanti di pertigaan jalan ia bisa menemukan salah satu temannya untuk dimintai tebengan, atau setidaknya ada keajaiban lainnya yang datang untuk membantunya segera sampai ke sekolah 5 menit lagi. Ya, 5 menit lagi dan ia masih terjebak di sini.

Seketika wajah menyeramkan Bu Ummi terlintas di benaknya. Kemudian ia mebayangkan saat 'The Dangerous Teacher' itu mendekatinya dengan salah satu tangan memegang sapu ijuk dan siap menghukum siapapun yang melanggar aturan. Membayangkan hal itu terjadi padanya membuat gadis itu bergidik ngeri. Bahkan saking takutnya, ia kembali mempercepat langkahnya yang sempat memelan karena ia merasa suara tukang ojek yang meminta bayaran ngojeknya tadi sudah tak terdengar olehnya.

Penampilannya yang berantakan, serta dirinya yang terus mempercepat langkahnya menjadi setengah berlari sambil memejamkan mata seperti orang ketakutan memang sukses memancing tatapan heran warga sekitar. Namun, tiba-tiba saja sebuah motor Vespa berwarna biru tosca melaju dari arah yang berlawanan dengannya.

BRAK!!!!

Kecelakaan pun tak terelakkan. Ia yang sekilas sempat mendengar deru mesin kendaraan itu pun tak mampu menghindar karena jarak yang semakin menipis antara dirinya dan ban depan Vespa itu. Ia hanya mampu menutupi wajahnya dengan telapak tangannya sambil berteriak. Sementara dalam hatinya ia sibuk berharap akan ada keajaiban dalam waktu sepersekian detik untuk menolongnya dari kecelakaan ini.

Namun nihil!

Pengendara Vespa itu dan juga dirinya sama-sama terluka, walaupun tidak begitu parah. Namun, kecelakaan tadi sukses membuat beberapa luka ringan di beberapa bagian tubuhnya. Sambil mengaduh kesakitan ia mencoba duduk. Namun akhirnya, ia malah pingsan setelah melihat darah segar mengalir dari kepala pengendara Vespa biru tosca tadi. Dan yang terakhir ia ingat adalah fakta bahwa pengendara Vespa itu memakai seragam yang sama persis seperti miliknya. Yang artinya, mereka berasal dari sekolah yang sama.

############################

Minggu, 21-05-2016

(U.S.S)

Aditya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang