Setapak demi setapak aku melangkah, melangkah kesana. Tempat terakhir.
Masih terdengar jelas gemuruh lonceng berbunyi.
Tapi itu hanya sesaat, dan akhirnya "Brakkkkkkk.................." Mobil kami terhantam truck besar.
Seorang gadis tengah duduk termenung dengan seulas senyum di wajahnya, lalu ia pun menoleh setelah sebuah suara hadir memanggilnya.
" Odive..... Kamu di sini ternyata, Mama cariin juga."
"Iya Ma, Odive di sini, lihat deh Ma pohon itu besar sekali. Apa Odive akan tumbuh seperti pohon itu? dan Axel juga?"
"Tentu saja. Kamu dan Axel akan tumbuh seperti pohon itu, dan kamu akan menjadi orang sukses dan membanggakan."
"Tapi Odive tidak mau menjadi besar, Odive tidak suka! Axel tidak boleh besar juga nanti dia akan sibuk bekerja dan tidak akan bermain lagi bersamaku." Ucap Odive menangis
"Semua orang akan tumbuh dewasa sayang, memangnya kamu kenapa tidak ingin tumbuh dewasa? Memangnya kamu tidak ingin membanggakan Mama?"
"Odive tidak mau jika nanti sibuk bekerja dan menjadi tua dengan cepat, Odive tidak mau pergi seperti Opah. Odive tidak mau Ma." Odive semakin terisak.
Wanita itu mengusap airmata gadis kecil yang sedang terisak "Odive, Opah pergi karena Tuhan sayang sama Opah. Odive jangan sedih lagi. Nanti Odive akan bertemu Opah juga."
"Opah bohong Ma, Opah bilang dia tidak akan pergi jauh dari Odive. Tapi sekarang Opah pergi ke rumah Tuhan. Opah pergi tidak bilang sama Odive dan Opah juga tidak menepati janjinya ke odive."
"Stttt... Odive jangan nangis lagi ya, nanti di sana Opah akan sedih. Sekarang Ayo masuk Odive sudah malam nanti hantu akan datang menangkap kamu jika kamu tidak masuk." Canda wanita itu
"Ahhh Mama."
Wanita itu menggenggam tangan Odive dan mengajaknya masuk, lalu seseorang berlari kearah wanita itu dan memeluknya.
"Ma, Acel lapel." Rengek sikecil Axel dengan suara cemprengnya.
"Ohhh... Sini pangeran Mama udah bangun." Wanita itu menggendong Axel dengan manja.
"Ma Odive juga lapar."
"Okey Mama siapin makan malam dulu ya, kamu main dulu sama Axel."
"Ayo sini Axel Main sama Ka Div dan gadis di sana itu."
Wanita itu menatap ke arah yang ditunjukkan anak gadisnya itu, tapi tak ada seorang pun. Iya hanya tersenyum.
"Anak gadis yang mana Odive, sudah ya kamu jangan aneh-aneh. Mama mau masak dulu"
Wanita itu pergi meninggalkan kedua anaknya, Odive pun mengajak adiknya bermain bersama anak gadis yang ditunjuk oleh Odive tadi. Mereka nampak asyik sekali bermain.
Lalu wanita itu menghampiri kedua anaknya karena makan malam telah siap, namun ia berhenti sejenak karena melihat keanehan pada kedua anaknya.Mereka seperti bermain dengan yang lain, dan terlihat sangat asyik, tapi yang terlihat oleh wanita itu hanya ada kedua anaknya.
"Odive, Axel ayo makan makan malam sudah siap."
"Iya Ma sebentar. Axel ayok." Odive menarik tangan adiknya
"Odive main sama siapa?"
"Odive main sama Axel, Clara,Thom dan Yarra."
"Clara,Thom, dan Yarra itu siapa sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Bell
Paranormal7 suara lonceng. Suara dari dencingan lonceng pertama ialah kebahagian. Kedua ialah Kesehatan. Dencingan lonceng ketiga ialah canda tawa. Dencingan keempat ialah kemakmuran. Dencingan kelima adalah kekayaan. Dan dencingan teristimewa adalah dencinga...