03.23 PM
~
Author's POV
Hari ini adalah hari minggu, dan tentunya besok adalah hari senin alias hari dimana Magcon boys dan Ava akan kembali bersekolah di Ferlstone International School.Magcon boys belum semua tahu akan hilangnya Jack and Jack. Keluarga Ava, Shawn, Cam, Nash, dan Hayes belum siap untuk menceritakannya kepada publik. Belum juga ada kabar dari polisi akan keberadaan Jack and Jack.
Ava sedang mengundang semua anggota Magcon ke rumahnya, baik yang kemarin tidak ikut berlibur bersamanya maupun yang ikut, ia ingin menceritakan semua hal yang pernah ia alami saat ia liburan, Mrs. Diana dan Mr. Geraldine juga sudah setuju untuk menceritakan tentang hilangnya Jack and Jack kepada mereka.
Pukul empat sore, kesemua anggota sudah berkumpul di ruang tamu rumah Ava.
Mulai dari Shawn, Cam, Nash, Hayes, Aaron, Carter, dan Taylor. Tidak lupa lagi, ketiga teman dekat Ava, yaitu Anne, Myra, dan Kristy, Matt pun selaku kakak kandung Ava juga ikut membantu Ava untuk menceritakan semuanya.
"Jadi begini teman teman." Ava mulai membuka pembicaraan.
Ava kemudian menceritakan masalah masalah serius yang pernah ia alami, dan juga masalah masalah yang pernah menimpa mereka semua disaat liburan di Bali maupun di Jakarta.
Setelah kabar tentang hilangnya Jack and Jack mulai Ava ceritakan, wajah Aaron, Carter, Taylor, Myra, Anne, dan Kristy seolah langsung berubah drastis. Memang, selama ini, semua masalah yang pernah menimpa mereka saat berlibur di Bali dan Jakarta sudah usai dan sudah diberi jalan keluar oleh Tuhan, tetapi, hanya ada satu masalah saja yang belum dapat mereka selesaikan sampai saat ini, yaitu hilangnya Jack and Jack.
Sampai sekarang, polisi belum dapat menemukan keberadaan kedua remaja laki laki tersebut, tidak ada tanda tanda hilangnya mereka, seolah olah mereka ditelan bumi atau tersesat di pulau terpencil di suatu tempat di planet bumi.
Semua orang berdoa untuk keselamatan Jack and Jack, berdoa juga agar Jack and Jack dapat segera ditemukan.
09.11 PM
~
Ava's POV
Balkon adalah tempat favoritku saat malam telah tiba, itu sebabnya aku sedang berada di balkon saat ini.Memandang indah nya gemerlap bintang dan suasana malam di New York dapat membuat hatiku tenang.
Tanpa Johnson, si pembuat onar di rumahku, rasanya sangat sepi sekali, tidak ada yang biasanya berteriak teriak tak jelas di kamar, tak ada yang bernyanyi riang di kamar mandi, yang tiba tiba bermain gitar dambil ngebeatbox dan masih banyak lagi.
Aku ingin tahu sebenarnya ia sedang apa, bersama siapa, dan keadaannya bagaimana, walaupun dia adalah kakak yang menjengkelkan, bagaimanapun juga, ia tetap kakak kandungku yang aku sayangi seperti aku menyayangi kak Matt.
Hari demi hari telah berlalu, Jam ke jam telah kulewati, Menit per menit telah berganti, besok, aku akan kembali bersekolah lagi seperti biasa. Aku bahkan belum menata buku buku, aku juga bahkan belum menyiapkan keperluan ku yang lain untuk sekolah.
Terlalu banyak tekanan.
Aku butuh udara segar untuk beberapa saat saja.
Tapi tentu aku juga memiliki kewajiban.
Lalu, aku masuk ke kamar, dan menyiapkan pelajaranku untuk besok, sebenarnya aku masih butuh waktu beberapa hari untuk libur, masih terlalu banyak pikiran di otakku.
Liburan seminggu kemarin terasa seperti hanya satu hari.
Tak hanya aku yang berpendapat seperti ini pastinya. Semua siswa juga mengatakan hal yang sama bukan?
Seusai menyiapkan alat alat sekolah, aku langsung menghempaskan tubuhku di kasur dengan mata terpejam, berharap semua akan berakhir besok, semua masalah maksudnya, aku berharap sudah tak akan ada lagi masalah yang menimpaku di hari esok.
10.28 PM
~
Shawn's POV
Saat ini, aku sedang mendengarkan musik sambil bersandar di bantal kasur kamarku, aku sudah menyiapkan semua barang yang aku bawa untuk sekolah besok.Tidak banyak juga barang yang aku bawa.
Sungguh, rasanya sangat mengganggu kalau kalian setiap harinya terus menerus di teror oleh seseorang yang tidak kalian kenal siapa itu dan meng-sms mu dengan nomor tidak jelas yang tidak terdaftar, apalagi ia tau semua hal tentang dirimu, semua hal yang sedang kau lakukan, seperti orang itu memiliki kekuatan gaib.
Menakutkan bukan?
Itulah yang sekarang sedang terjadi padaku. Beberapa menit yang lalu, 'nomor tidak diketahu' itu meng-sms ku lagi,
To Shawn : How was your holiday Shawn? Maaf, aku hanya dapat mengikutimu saja, aku tak dapat membantu menyelesaikan masalah masalahmu. Maaf.
Hal yang sama terjadi, tiap kali aku membaca pesan dari nomor itu, perasaanku setengah acuh dan setengah kesal, dia terlalu pede, selama ini yang ia lakukan hanya meneror saja, tak berani memunculkan dirinya.
To Shawn : Goodnight my prince, sleep well, see you tomorrow in school.
Whusss...
Bagai petir yang menyambar, aku meneliti tiap kalimat, berharap aku salah baca. Tapi tidak, ia bilang akan bertemu denganku di sekolah.Ada dua kemungkinan. Pertama, is satu sekolah denganku dan yang kedua apakah ia akan menjemputku ke sekolah atau hanya akan datang ke sekolahku.
Lebih baik aku tidur, daripada memikirkan siapa pengguna nomor itu, percuma, memikirkan orang itu tidak dapat membuat orang itu berhenti meneror.
Besok aku sekolah, dan fokus pada pelajaranku.
_________________________Thanks to everybody who already read this fanfic, vote, or comment on it, it's really a pleasure. All of what you do makes me want to continue this story till the end :")
Sorry for the bad words and typo(s) that you found in this chapter, or in this story.
Maafin aku juga karena emang aku ga pinter bahasa inggris 😅
Ohya, aku minta tolong dong, read, vote, and comment di fanfict baruku yang judulnya "Winter - Cameron Dallas"
Plis plis 😂Kay, see you in the next chapter.
-elvasavania
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You - Shawn Mendes (Completed)
FanfictionAva. Seorang gadis polos yang lahir di Indonesia, dan tinggal di New York bersama kedua kakak kandungnya dan kedua orang tuanya. Ava adalah gadis yang sangat beruntung memiliki kedua kakak yang terkenal dan berbakat. Apalagi teman dekat nya. Ya, Sha...