Baekhyun masih mengingat perjuangan keras dirinya dan Chanyeol agar bisa mencapai benang merah mereka yang selama ini memang diidamkan oleh mereka berdua. Ia juga mengingat bagaimana dulu suaminya rela lelah pulang-balik dari gedung fakultasnya ke gedung fakultas Baekhyun yang lumayan jauh dan itu hanya untuk menyenangi hatinya, atau paling tidak membawakan kotak bekal untuk mereka berdua.
Baekhyun sudah melarangnya berkali-kali untuk memaksakan diri ke fakultas Baekhyun, tetapi tetap saja Chanyeol keukeuh dan menjalankan rutinitasnya itu sampai mereka lulus dari perguruan tinggi dan kemudian mereka memutuskan untuk saling bertukar cincin di atas altar.
Mereka menikah diam-diam, tanpa seorang pun yang mengetahuinya, orang tua mereka sekalipun. Menurut mereka, cinta mereka harus tetap diperjuangkan, meskipun akan banyak halangan-halangan yang merintangi mereka. Keduanya sama-sama mengucapkan ikrar di atas altar dengan senyuman kebahagiaan dan air mata haru memenuhi hari bahagia itu.
Hari demi hari mereka jalani di sebuah rumah minimalis yang cukup mengisi kebahagiaan di antara mereka, yang memenuhi hidup mereka hingga mereka sendiri sulit untuk menampungnya. Kebahagiaan yang menurut mereka saat itu adalah kebahagiaan kekal yang tak bisa lagi diganggu gugat oleh siapapun, Tuhan sekalipun.
Tahun pertama mereka terlewati dengan berbagai aktivitas; mulai dari menikmati musim semi di mana bunga bermekaran, musim panas yang banyak mereka habiskan di halaman belakang dengan gelak tawa serta candaan yang mengiringi, musim gugur yang hangat dengan melihat dedaunan kecokelatan jatuh berserakan di tanah, dan musim dingin yang membuat mereka semakin saling mengeratkan tubuh masing-masing di balik selimut.
Itu juga terjadi pada tahun berikutnya, begitu terus sampai pada akhirnya titik jenuh pernikahan mereka pun memancar di antara mereka, tanpa sebab, tanpa kesalahan yang diperbuat.
Hanya sebuah rasa sekelebat yang akan dipertanyakan...
Sebuah rasa yang pantang dirasakan oleh keduanya...
Sebuah rasa yang malah dirasakan oleh Chanyeol...
Perasaan yang akan membuat hubungan mereka rentan; Kebosanan.
-o0o-
Baekhyun memeluk tubuh polos Chanyeol yang sama polos dengannya yang terbaluti oleh selimut putih tebal di atas tubuh mereka. Baekhyun selalu menyukai ini, di mana ia bisa menikmati aroma maskulin suaminya yang begitu dalam dan jelas. Dia merasakan ketenangan ketika indranya mencium aroma maskulin yang menguar begitu saja dari tubuh Chanyeol.
Chanyeol tersenyum kemudian mengeratkan pelukan mereka, kehangatan luar biasa yang terpancarkan begitu kuat, bahkan mengalahkan bara api yang menyala.
"I love you, Byun Baekhyun."
"Apa kau akan terus mengatakannya?"
Ada harapan di iris cokelat tua itu, harapan Chanyeol akan mengatakan 'Ya' dan semakin menenggelamkannya ke dalam lautan cinta mereka sampai ia tak dapat lagi keluar darinya.
Chanyeol meraih dagu itu dan menariknya ke atas supaya kedua mata mereka bertemu satu sama lain. Pengakuan kembali terucapkan, pengakuan yang terdengar klise tapi terasa begitu besar efeknya pada Baekhyun.
Dan selalu seperti biasanya, mereka melanjutkan penyaluran perasaan mereka masing-masing melewati ciuman dalam yang penuh akan gairah dan sarat akan cinta, kemudian paginya mereka akan menemukan diri mereka bergelung di dalam selimut dan tertidur di atas lautan cinta yang mereka buat sendiri.
Tapi, Chanyeol tak yakin dengan pengakuannya itu, rasanya begitu hambar saat diucapkan oleh bibirnya namun tak bisa dipungkiri bahwa itulah yang berada di sudut hati terdalamnya dan ia hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan oleh hatinya. Dia juga masih merasakan hal yang sama saat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya pada Baekhyun, tetapi itu semua seakan terkalahkan oleh kehambaran dalam hubungan mereka yang seperti tanpa cacat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 60 SECONDS [ChanBaek]
Fanfiction[COMPLETE] ⚠️TW : CHEATING, SUICIDE ATTEMPTS, SUICIDE, MPREG Pada awalnya, pernikahan Chanyeol dan Baekhyun berjalan penuh dengan keharmonisan. Tanpa orang tua, tanpa ada orang yang melarang mereka untuk bersama. Hanya ada senyum di dalamnya. Namu...