Nggak masalahkan kalau saya update bab 1-nya lebih awal? :D
Typo? Sorry.....
Happy reading, enjoy this part.
Don't be silent reader, please!
========================================
Pesawat yang ditumpangi Hans dan Noura mendarat di landasan Bandar Udara Soekarno-Hatta setelah menempuh perjalanan selama 11 jam dari Turki. Mereka kembali menjejakkan kaki di Indonesia pada pukul 21.53 WIB. Mereka keluar dari jalur kedatangan internasional tanpa melepaskan jari tangan mereka yang bertautan. Bahkan saling melirik satu sama lain mengagumi betapa mempesonanya sosok masing-masing. Sampai detik ini, baik Hans maupun Noura masih selalu mengagumi satu sama lain. Hans selalu terpesona saat ia melihat cantiknya wanita yang sekarang menjadi istrinya dalam keadaan apapun. Ada cahaya yang selalu menyilaukan mata Hans saat ia menatap wajah cantik Noura dan membuatnya tidak pernah bosan menatap wajah tersebut. Wajah tersebut masih sama seperti yang ia lihat saat pertama kali, mata hitam dan bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir yang merah, kulit putih serta bentuk tubuh yang proporsional. Namun Hans selalu merasa menatap Noura dengan segala keindahannya adalah hal yang membuatnya kecanduan. Kalimat syukur akan memiliki Noura selalu ia lantunkan disetiap sujudnya sebagai bukti bahwa betapa beruntungnya ia memiliki perempuan cantik tersebut.
Sama seperti Hans, Noura tampak begitu mengagumi sosok Hans yang selalu menggenggam erat tangannya. Rasa kagumnya akan sosok Hans selalu terukir diwajah Noura saat ia menatap betapa seriusnya Hans belajar mengaji ataupun sedang mengerjakan sesuatu. Wajah serius milik Hans membuat Noura terpikat. Jauh dilubuk hatinya, ia selalu memuji bagaimana usaha Hans untuk menjadi seorang muslim dan suami yang baik untuknya. Hati Noura selalu menghangat saat Hans membacakan lantunan ayat suci Al-Qur'an untuknya. Ditambah saat ia diam-diam menatap wajah rupawan milik Hans saat menjelang Subuh, wajah Hans rupawan telah terukir dihati Noura menggantikan sosok yang dulu mengisi hatinya. Walaupun wajah yang berhias mata hitam, hidung mancung serta kumis dan jambang yang tipis tersebut tampak dingin dengan orang lain, tetapi dengannya wajah tersebut selalu mengulas senyum yang akan membuat Noura meleleh seketika.
Dibagian tunggu, telah menunggu Andi beserta Abah Ahmad dan Ibu Aminah. Ibu Aminah melambaikan tangan pada sepasang manusia yang berjalan menuju mereka. Ibu Aminah memeluk putrinya dengan erat serta mengucapkan kalimat rindu setelah ditinggal selama seminggu lebih. Sedangkan Abah Ahmad memeluk menantunya sambil mengucapkan syukur bahwa mereka kembali dengan selamat.
"Ibu dan Abah baik-baik saja 'kan?" tanya Noura setelah melepaskan pelukan Ibu Aminah. Lalu ia beralih pada Abah Ahmad, ia mencium tangan lelaki paruh baya tersebut dan memeluknya dengan erat.
"Alhamdulillah, Abah dan Ibu baik-baik saja, Nduk. Bagaimana liburan kalian?" tanya Aminah yang tampak masih belum puas memeluk putri satu-satunya.
"Alhamdulillah, lancar, Bu." Jawab Hans. Andi meraih koper yang ada ditangan Hans dan lebih dulu menggiringnya menuju mobil.
"Kalian pasti capek, ayo kita pulang." Ajak Ibu Aminah yang dijawab anggukan oleh Noura. Aminah merangkul Noura dan membawa Noura untuk lebih dulu menyusul Andi. Abah Ahmad menggelengkan kepalanya melihat istrinya kembali menunjukkan sifat posesifnya pada putri semata wayang mereka.
Hans dan Abah Ahmad berjalan dibelakang Ibu Aminah dan Noura. Kedua lelaki tersebut menatap wanita mereka yang tepat berada didepan mereka masing-masing. Abah Ahamd berdeham mengusir kesunyian antara ia dan menantunya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki
General FictionSetelah berganti keyakinan dan menikah, Hans menjalani kehidupan barunya bersama Noura. Hans mencoba dan berusaha menjadi seorang suami serta muslim yang baik. Namun, cobaan datang dan berusaha menghancurkan keyakinan serta rumah tangganya yang baru...