Still You 7

537 34 1
                                    

Happy Reading
-
-
-

Hyundae University

"Ada apa dengannya, Yul?" bisik Sooyoung kepada Yuri disampingnya.

Mereka sedang memperhatikan seseorang yang sedang menenggelamkan wajahnya diantara tangan yang terlipat di atas meja, yang adalah Yoona.

"Entahlah Soo, dia sudah murung seperti itu sejak tadi aku menjemputnya. Padahal kemarin sore ia sempat menelpnku, dan kedengaran baik-baik saja," balas Yuri berbisik pula.

"Tapi dia tidak terlihat baik-baik saja," gumam Sooyoung yang ternyata masih penasaran dengan Yoona. Yuri lantas mengedikan bahunya, "Sudahlah Soo, lebih baik kita tidak mengganggunya. Biarkan saja dia seperti dulu, dari pada kita lebih menghancurkan moodnya."

Jam ke tiga dimulai, namun suasana kelas masih sangat ramai, karena Guru Song, guru mata pelajaran Sastra berhalangan hadir. Tentu saja hal ini adalah kebahagian bagi sebagian mesar murid.

Mungkin tidak dengan Yoona. Disaat semua teman-temannya sibuk menikmati jam mata pelajaran kosong, Yoona malah terlihat terpuruk. Masalah kemarin malam benar-benar menghantuinya. Dia masih sangat kesal dengan Appa nya.

Yoona mendongakan kepala, setelah lelah mengubur kepalanya di lipatan tangan. Dia lelah sangat lelah. Tanpa sengaja, sebuah pemandangan kembali merusak suasana hatinya, saat ia menengok ke bawah dari jendela kelasnya.

Seorang pria sedang serius memandangi hasil lukisannya, diikuti oleh seorang wanita disampingnya. Cih.. terlihat sekali si wanita tertarik dengan pria itu. Apalagi sekarang wanita itu malah menarik-narik lengan si pria. Yoona membuang pandangannya dari pemandangan memuakan tersebut. Menyebalkan!

Akhirnya Yoona menyadari suasana kelasnya yang sekarang sudah selayaknya pasar malam. Ia mendengus kesal, kalau tau seperti ini, lebih baik ia tidur saja dirumah. Setidaknya itulah pikir Yoona.

Beberapa saat kemudian kelas yang seperti pasar itu tiba-tiba hening dan semua siswa mulai gelagapan mencari tempat duduk masing-masing. Yang ternyata disebabkan oleh guru yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas. Beliau adalah guru Park, yang mengajar mata pelajaran Sosial.
Mereka semua saling bertukar pandangan heran. Bagaimana tidak, pasalnya ini bukanlah jam pelajaran guru Park.

"Perhatian, untuk Im Yoona" panggil guru Park. Yoona tersentak, lalu mengangkat tangannya dengan gugup. " Ne? Saya?"

"Ikut saya sekarang. Kepala sekolah Kim ingin menemuimu." perintah guru Park dengan tegas. Yoona mengikutinya dengan setengah hati. Setelah itu, suasana kelas kembali seperti semula. Tapi tidak dengan kedua sahabat Yoona yang nampak khawatir.

***

"Ada apa, Paman?" tanya Yoona langsung, saat sudah dipersilahkan duduk di kursi yang berhadapan dengan kepala Kim.

"Jaga sikapmu Im, ini masih di lingkungan sekolah. Kau tidak boleh memanggilku seperti itu." tegur kepala Kim dengan tegas. Yoona memutar bola matanya malas, "Baiklah, ada apa kepala Kim?" koreksi Yoona.

"Ada apa dengan wajahmu itu? Kau ada masalah?"tanya kepala Kim, setelah beberapa lama memperhatikan wajah Yoona yang terlihat lesu.

Kebenarannya yaitu, Im Yoona adalah keponakan dari Kepala Sekolah Kim, Kim In Gook. Kepala Kim merupakan kakak dari ibu Yoona, Kim Nam Jo. Yoona memang cukup dekat dengan pamannya itu. In Gook sendiri, sudah menganggap Yoona seperti anak kandungnya sendiri. Karena sejak kecil Yoona juga sering bermain dirumahnya, bersama kedua putrinya, Kim Taeyeon dan Kim Tae Hee. Jadi In Gook cukup tau bagaimana karakter Yoona dan perubahan suasana hatinya. Termasuk untuk saat ini.

"Aku tidak apa." Yoona menggeleng meyakinkan, "Sebenarnya ada apa kepala Kim memanggilku kesini?" tanya Yoona kembali. Kepala Kim berdehem sebentar, sebelum menatap Yoona dengan serius. Yoonapun balik menatap serius juga.

"Begini Yoong, guru-guru yang mengajar mata pelajaran penting memberitahuku bahwa nilaimu buruk dalam pelajarannya. Beberapa bulan lagi ujian kelulusan dan nilai-nilaimu tidak boleh di bawah standar yang ditentukan. Aku khawatir jika kau tidak bisa memenuhi syarat kelulusan tersebut. Aku juga sudah memberitahu ayahmu, tapi ia berkata menyerahkan seluruhnya padaku. Aku menjadi pusing sendiri." ujar kepala Kim sambil memijat pelipisnya. Yoona hanya bisa meringis melihatnya, "Seperti tidak tau appa saja," gumam Yoona.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak tau harus berbuat apa, aku sudah belajar semampuku."keluh Yoona terdengar putus asa. Kim In Gook menghela nafas dan menatap malang keponakannya. Karena sebenarnya Yoona termasuk murid yang rajin dan pintar, hanya saja sejak kejadian itu, ia menjadi lebih malas dan kehilangan semangat belajar.

"Ne Yoong, aku paham. Kau sudah berusaha sebisa mungkin. Tapi ini memang resikomu menjadi anak pembisnis terkenal seperti ayahmu. Kau harus bisa membanggakan orangtua mu," nasihat kepala Kim. Kepala Kim kembali mengela nafasnya,

"Kau tenang saja Yoong, kau masih punya kesempatan di ujian akhirmu 4 bulan lagi. Maka dari itu aku memanggilmu kemari," kata kepala Kim, yang membuat Yoona menaikan salah satu alisnya, bingung.

Tak lama kemudian, terdengar suara pintu diketuk. Kepala Kim mempersilahkan orang tersebut untuk masuk.

Lalu masuklah seorang pria yang membawa setumpuk tugas ditangannya. Setelah meletakan tugas itu diatas meja, ia lalu memberi salam kepada kepala Kim.

"Anyeong kepala Kim. Ada apa anda memanggil saya? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya orang tersebut.

Sedangkan Yoona, ia menatap tidak percaya kearah orang tersebut.

"K-kau?" gumam Yoona.

tbc.

a.n

STILL YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang