01

41 3 2
                                    

Pagi itu cuaca agak mendung. Awan hitam bergerak dari timur ke barat dengan cepatnya, tidak seperti biasanya. Titik titik air mulai jatuh membasahi jalanan kota yang ramai dengan orang yang hendak berangkat kerja. Deras dan semakin deras hujan mengguyur kota besar itu.

Suasananya tampak beda bagi seorang gadis cantik yang sedang duduk di halte sambil membaca buku yang dipegangnya. Ya, beda karena ia memutuskan untuk pergi ke kampus dengan bus. Ia mengira cuacanya akan sebaik biasanya, tapi perkiraannya ternyata salah. Terlihat mimik khawatir di wajah manisnya.

"Aku harus tepat waktu! " pikirnya. Kemudian dengan cepat ia menutup bukunya, menyambar tasnya dan berlari menembus hujan yang mengguyur tubuhnya dengan dinginnya. Rambutnya yang semula dikepang ke belakang dengan rapinya, kini hanya tampak tergerai biasa dan tak beraturan. Walaupun kaki terasa kaku dan dingin serasa menusuk hingga ke tulang tulangnya, ia tetap berlari kurang lebih 1,5 km dari halte sebelumnya. Ia rela melakukan semua itu hanya karena ia tak mau tertinggal kelas geografinya.

Disisi lain, terlihat seorang cowok yang tampak tenang berjalan sambil men-dribbling bola basketnya di tengah tengah hujan. Ia seolah tak memperdulikan lagi tas dan buku yang ada didalamnya yang mungkin sudah basah seluruhnya. Air hujan yang menghantamnya seolah tak berpengaruh apa apa baginya. Dari arah yang berlawanan, dia melihat seorang gadis yang setengah berlari ke arahnya. Ia terus memandangi gadis itu. Hingga akhirnya gadis itu semakin dekat... semakin dekat..... dan...

BRUKK!!!!

Gadis itu menabrak cowok yang ada didepannya hingga ia tersungkur. Dengan memasang wajah cemas dan agak malu, ia menghampiri cowok itu dan segera mengambil bola basket yang tadi sempat lepas dari tangannya.

"Ma.. Maaf, aku buru buru, s... si... sini kubantu, " gadis itu mengulurkan tangannya.

" kau itu... Giselle, kan? " kata cowok itu seraya meraih tangan Giselle.

Dia kok tau namaku?! Memang siapa dia?

" kau tak mengenalku? Aku se kelas geografi sama kamu" cowok itu berkata demikian hingga membuat Giselle terkejut dan baru teringat kalau dia ada kelas geografi pagi ini.

"hujannya semakin deras! Pagi ini kau ada kelas kan? Ayo sini! " cowok itu meraih tangan Giselle dan menariknya mengingat kelas sudah hampir dimulai. Dia tahu, gadis jenius seperti Giselle tidak bisa membuang buang waktu terlalu banyak.

Sementara Giselle, dia masih bingung dengan apa yang dilakukan cowok itu sambil terus mengingat ingat siapa dia sebenarnya.

Cowok, suka basket dan sekelas geografi denganku? Siapa?

saking banyaknya lomba yang diikutinya membuat Giselle hampir tak punya waktu untuk having fun bersama teman temannya. Terkadang, bahkan Giselle sampai lupa siapa nama teman temannya.

"Joe!!! " teriak Giselle yang baru saja mengingat nama cowok yang kini sedang menggandeng tangannya.

" ya? "cowok itu membalikkan badannya dan segera melepaskan tangan Giselle karena sekarang mereka sudah sampai di Universitas.

" ah, tidak.. tidak apa apa. Terima kasih dan maaf, aku sudah menabrak mu tadi" kata Giselle sedikit gugur karena suasana nya yang canggung.

"iya, tidak masalah. Cepatlah! Jangan sampai kau terlambat masuk kelas! "

Giselle mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis pada Joe. Lalu dia berlari sambil terus memeluk buku bukunya yang sudah setengah basah. Sementara Joe, ia segera membetulkan bajunya dan berjalan dengan santai sambil sesekali mean-dribbling bola basketnya.

Rapturous! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang