Pagi ini, aku terbangun karena mendengar obrolan beberapa orang yang tak lain adalah Jacob dan Nick yang ternyata sedang berpamitan pada Mom.
Well, yeah, Mom dan Dad sampai di LA kemarin sore. Kedua orangtua Shawn, dan teman-temanku juga datang kemarin sore.
Ah, aku juga sudah melihat Alexa, perempuan yang mobilnya lecet sedikit karena menabrakku dan kakak laki-lakinya, Tanner.
Sayang sekali, padahal di sini aku yang bersalah, tapi gadis itu menyalahkan dirinya sendiri.
Omong-omong, semalam aku tertidur di sofa ruang rawatku sendiri. Tentu saja, tidak ada yang bisa melihat ada dua Maddie di dalam satu ruangan.
"Mom harus menyusul Dad ke kantor siang ini. Kami meninggalkan pekerjaan kami begitu saja kemarin, jadi ada beberapa hal penting yang harus kami urus. Tapi kami tidak akan lama, nanti Aunt Claire akan datang untuk menjaga Maddie"
Aku menghela nafas pelan sambil melihat Nick dan Jacob yang akhirnya pergi dari ruanganku untuk pergi ke sekolah.
Andaikan kejadian ini tidak terjadi, pasti pekerjaan Mom dan Dad tidak berantakan.
Kalau begini rasanya aku hanya pembawa sial atau semacamnya.
Lamunanku buyar saat tiba-tiba keadaan di sekitarku berubah.
Here we go again.
Setelah seluruh ruang rawatku berubah, aku hanya terdiam, mencoba berfikir keras dimana aku sekarang sampai akhirnya aku menyadari bahwa aku berada di toilet sekolahku sendiri.
Really? Apa yang penting di sini? Apa tidak ada tempat yang lebih bagus?
Aku memperhatikan diriku sendiri, sebuah t-shirt putih polos beserta rok putih menggantung di tubuhku. Sementara itu, Vans berwarna putih masih bertengger manis di kakiku.
Setelah itu, aku mengadah ke cermin dan tidak menemukan bayanganku.
Tentu saja, aku sudah tidak kaget akan hal yang satu ini.
Ceklekk
Aku membelalakan mataku saat seorang perempuan tiba-tiba masuk ke toilet dan berdiri di sebelahku sambil menangis. Tak lama kemudian, ia bersender ke tembok dan merosot ke lantai.
Tunggu, ini Chloe?
Aku segera berjongkok di sebelahnya dan mengamatinya dalam diam.
Benar sekali, ini Chloe Grace Moretz.
Ceklekk
Mendengar suara pintu dibuka, Chloe segera berdiri dan membasuh wajahnya dengan air di wastafel.
"Oh, Chloe? Apa kabar? Bagaimana hidupmu sekarang? Apa menyenangkan?"
Aku segera berdiri ketika melihat Madison berdiri di belakang Chloe dan menatapnya lewat cermin. Chloe berbalik, lalu menatap Madison dengan tatapan tajam.
"Aku membencimu," desis Chloe,
"Yang benar saja? Kesalahanku apa?" tanya Madison sambil bersender di dinding.
"Kau tidak merekam perkataanku sampai akhir dan membuatku kehilangan semua temanku, bahkan orang yang aku cintai! Aku tidak pernah punya teman seperti mereka dan sekarang aku kehilanga mereka, kau tahu?!" seru Chloe.
"Kau tidak pernah punya teman seperti mereka? Kau anggap apa aku dulu?" tanya Madison.
"Aku tidak pernah benar-benar bersahabat denganmu. Karena kau hanya menganggap aku dan yang lain sebagai pembantumu. Sedangkan mereka? Mereka tidak sepertimu, Madison. Mereka tidak jahat, licik, dan menyedihkan sepertimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting U To Be Mine [S.M]
Fanfiction[WARNING!!!] I wrote this story when I was just a kid, there are so many cringe parts that will make you want to puke. Read at your own risk. DONE editing, but still cringe. I'M WARNING YOU. Bagaimana perasaanmu jika persahabatan yang telah kau jal...